Dilansir dari National Center for Biotechnology Information (NCBI), sebanyak 3.800 orang diperkirakan meninggal di waktu yang sama. Sebagian besar besar korban merupakan warga miskin yang berdekatan dengan pabrik Union Carbide.
Dalam tragedi ini, 10.000 orang dilaporkan tewas akibat asap dari pabrik Union Carbide. Jumlah korban diperkirakan bertambah menjadi 15.000 hingga 20.000 orang pada 20 tahun berikutnya sebagai akibat dari keracunan gas jangka panjang.
NCBI melaporkan, ada beberapa efek yang dirasakan oleh korban setelah 6 bulan kejadian, termasuk penurunan fungsi paru-paru, keguguran, penurunan berat janin, mengalami kelainan kromosom, dan kekeruhan pada kornea mata.
Mirisnya, setelah kejadian tersebut, tidak ada satupun pejabat dari Union Carbide yang dihukum, meski ada bukti yang menunjukkan kelalaian dalam pengelolaan pabrik.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Perobekan Bendera Belanda di Hotel Yamato 1945
Pada tahun 1989, Union Carbide setuju untuk membayar ganti rugi sebesar 470 juta dollar AS kepada korban bencana.
Namun, korban tidak diajak berunding dalam negosiasi tersebut. Tercatat, 9 dari 10 korban hanya menerima maksimal 500 dollar AS per orang.
Dalam perhitungannya, biaya yang diterima korban hanya cukup untuk mengganti biaya pengobatan selama 5 tahun saja.
Setelah kejadian, Union Carbide memutuskan untuk menutup tempat kejadian dan membiarkannya begitu saja.
Lokasi tragedi Bhopal tidak pernah dibersihkan sehingga tingkat racun terus bertambah dari waktu ke waktu.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Pemberontakan PKI Madiun 18 September 1948
Saat ini, lebih dari 150.000 orang masih menderita gangguan kesehatan yang menjadi efek jangka panjang dari kejadian tersebut.
Salah seorang penyintas tragedi Bhopal bernama Rashida Bi mengaku telah kehilangan lima orang anggota keluarganya karena kanker selama 30 tahun terakhir. Padahal, mereka semua berhasil lolos dari kejadian itu.
“Kita yang tidak lolos dari maut adalah orang-orang yang tidak beruntung. Yang beruntung adalah mereka yang meninggal pada malam itu,” ucap Rashida, dilansir dari The Guardian.
Kini, lebih dari 50.000 warga Bhopal tidak dapat bekerja karena luka yang mereka derita. Banyak di antara mereka menjadi sebatang kara karena tidak memiliki keluarga lagi.
Para korban pun masih memperjuangkan haknya hingga saat ini.
Pada tahun 2022, kasus tragedi Bhopal telah diajukan untuk disidangkan ke Mahkamah Agung India setelah 12 tahun permohonan diajukan.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Tragedi Tanjung Priok 1984, Apa yang Terjadi?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.