Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenang Tragedi Bhopal, Saat Ribuan Orang Tewas dalam Ledakan Pabrik Pestisida di India

Kompas.com - 03/12/2023, 12:00 WIB
Laksmi Pradipta Amaranggana,
Ahmad Naufal Dzulfaroh

Tim Redaksi

Dilansir dari National Center for Biotechnology Information (NCBI), sebanyak 3.800 orang diperkirakan meninggal di waktu yang sama. Sebagian besar besar korban merupakan warga miskin yang berdekatan dengan pabrik Union Carbide.

Dalam tragedi ini, 10.000 orang dilaporkan tewas akibat asap dari pabrik Union Carbide. Jumlah korban diperkirakan bertambah menjadi 15.000 hingga 20.000 orang pada 20 tahun berikutnya sebagai akibat dari keracunan gas jangka panjang.

NCBI melaporkan, ada beberapa efek yang dirasakan oleh korban setelah 6 bulan kejadian, termasuk penurunan fungsi paru-paru, keguguran, penurunan berat janin, mengalami kelainan kromosom, dan kekeruhan pada kornea mata.

Mirisnya, setelah kejadian tersebut, tidak ada satupun pejabat dari Union Carbide yang dihukum, meski ada bukti yang menunjukkan kelalaian dalam pengelolaan pabrik.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Perobekan Bendera Belanda di Hotel Yamato 1945

Korban masih mencari keadilan

Pada tahun 1989, Union Carbide setuju untuk membayar ganti rugi sebesar 470 juta dollar AS kepada korban bencana.

Namun, korban tidak diajak berunding dalam negosiasi tersebut. Tercatat, 9 dari 10 korban hanya menerima maksimal 500 dollar AS per orang.

Dalam perhitungannya, biaya yang diterima korban hanya cukup untuk mengganti biaya pengobatan selama 5 tahun saja.

Setelah kejadian, Union Carbide memutuskan untuk menutup tempat kejadian dan membiarkannya begitu saja.

Lokasi tragedi Bhopal tidak pernah dibersihkan sehingga tingkat racun terus bertambah dari waktu ke waktu.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Pemberontakan PKI Madiun 18 September 1948

Saat ini, lebih dari 150.000 orang masih menderita gangguan kesehatan yang menjadi efek jangka panjang dari kejadian tersebut.

Salah seorang penyintas tragedi Bhopal bernama Rashida Bi mengaku telah kehilangan lima orang anggota keluarganya karena kanker selama 30 tahun terakhir. Padahal, mereka semua berhasil lolos dari kejadian itu.

“Kita yang tidak lolos dari maut adalah orang-orang yang tidak beruntung. Yang beruntung adalah mereka yang meninggal pada malam itu,” ucap Rashida, dilansir dari The Guardian.

Kini, lebih dari 50.000 warga Bhopal tidak dapat bekerja karena luka yang mereka derita. Banyak di antara mereka menjadi sebatang kara karena tidak memiliki keluarga lagi.

Para korban pun masih memperjuangkan haknya hingga saat ini.

Pada tahun 2022, kasus tragedi Bhopal telah diajukan untuk disidangkan ke Mahkamah Agung India setelah 12 tahun permohonan diajukan.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Tragedi Tanjung Priok 1984, Apa yang Terjadi?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Nuklir Bisa untuk Obati Kanker Tiroid, Apa Itu, Bagaimana Prosesnya?

Nuklir Bisa untuk Obati Kanker Tiroid, Apa Itu, Bagaimana Prosesnya?

Tren
Penjelasan UI soal UKT yang Mencapai Rp 161 Juta

Penjelasan UI soal UKT yang Mencapai Rp 161 Juta

Tren
Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Minum Teh Setelah Makan?

Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Minum Teh Setelah Makan?

Tren
Daftar Nama 11 Korban Meninggal Dunia Kecelakaan Bus di Subang

Daftar Nama 11 Korban Meninggal Dunia Kecelakaan Bus di Subang

Tren
Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik Warga, Begini Solusinya

Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik Warga, Begini Solusinya

Tren
Kapan Waktu Terbaik Minum Vitamin?

Kapan Waktu Terbaik Minum Vitamin?

Tren
Daftar Negara yang Mendukung Palestina Jadi Anggota PBB, Ada 9 yang Menolak

Daftar Negara yang Mendukung Palestina Jadi Anggota PBB, Ada 9 yang Menolak

Tren
Mengenal Como 1907, Klub Milik Orang Indonesia yang Sukses Promosi ke Serie A Italia

Mengenal Como 1907, Klub Milik Orang Indonesia yang Sukses Promosi ke Serie A Italia

Tren
Melihat Lokasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Jalur Rawan dan Mitos Tanjakan Emen

Melihat Lokasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Jalur Rawan dan Mitos Tanjakan Emen

Tren
Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Tren
Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni 'Atlantis yang Hilang' di Lepas Pantai Australia

Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni "Atlantis yang Hilang" di Lepas Pantai Australia

Tren
4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

Tren
Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Tren
Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Tren
8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com