Pada orang berkulit gelap, mungkin akan tampak ungu atau kulit lebih gelap. Selain itu, kulit di sekitarnya mungkin menjadi lebih tipis dan kurang elastis.
Lesi sering kali muncul setelah cedera pada kulit, namun bertahan lebih lama dibandingkan memar biasa dan bisa jauh lebih besar.
Bahkan pada beberapa kasus, kulit akan tetap berwarna coklat setelah lesi sembuh.
Purpura senilis ini tidak ada kaitannya dengan kondisi kesehatan serius apa pun, namun dapat meningkatkan risiko kulit robek.
Baca juga: Cerita Titaniaheap, Alami Kanker Rahim Stadium 4 di Usia 24 Tahun dengan Gejala Awal Nyeri Haid
Peningkatan pendarahan dan memar mungkin merupakan tanda seseorang menderita leukemia. Adapun leukemia merupakan jenis kanker yang memengaruhi sel darah putih.
Ada berbagai jenis leukemia dan gejalanya bervariasi yang seringkali tidak muncul pada tahap awal.
Namun, seseorang bisa memperhatikan sejumlah hal seperti:
Siapa pun yang mengalami gejala-gejala ini harus segera berkonsultasi dengan dokter, karena pengobatan dini seringkali efektif.
Dilansir dari Health Line, terdapat dua masalah kesehatan lain yang membuat seseorang mudah alami memar, seperti:
Cushing’s syndrome atau juga dikenal sebagai hiperkortisolisme merupakan suatu kondisi di mana seseorang memiliki kadar hormon kortisol yang sangat tinggi dalam tubuh.
Salah satu gejala yang mungkin timbul adalah kulit yang mudah memar.
Sindrom ini mencakup sekelompok penyakit yang memengaruhi jaringan ikat seseorang, khususnya kulit, dinding pembuluh darah, dan persendian.
Karena kulit, pembuluh darah, dan jaringan ikat di sekitar pembuluh darah sangat rapuh, memar bisa terjadi dengan mudah jika menderita Ehlers-Danlos syndrome.
Baca juga: Mendadak Muncul Tahi Lalat di Kulit, Apakah Berbahaya?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.