Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Makan Dua Porsi Daging Merah Seminggu Tingkatkan Risiko Diabetes

Kompas.com - 21/10/2023, 13:30 WIB
Diva Lufiana Putri,
Farid Firdaus

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Mengonsumsi dua porsi daging merah selama seminggu dapat meningkatkan risiko terkena diabetes tipe 2.

Studi terbaru yang terbit dalam The American Journal of Clinical Nutrition itu menunjukkan, peningkatan risiko bahkan mencapai 62 persen.

Para penulis studi dari Harvard TH Chan School of Public Health Amerika Serikat menambahkan, risiko tampaknya meningkat seiring tingginya konsumsi daging merah.

"Dan ini berlaku untuk daging merah olahan dan tidak diolah," kata penulis utama dari Departemen Nutrisi, Xiao Gu, dikutip dari WebMD, Jumat (20/10/2023).

Dengan demikian, daging merah yang dimaksud berlaku pula untuk hasil olahan, seperti sosis, daging burger, hotdog, atau lainnya.

Baca juga: Ini yang Akan Terjadi pada Tubuh jika Makan Daging Tiap Hari


Hubungan makan daging merah dan diabetes

Gu mengungkapkan, daging merah biasanya tinggi lemak jenuh dan rendah lemak tak jenuh ganda.

Berdasarkan penelitian, lemak jenuh dapat menurunkan fungsi sel beta pankreas yang memiliki tugas menghasilkan hormon insulin.

Insulin sendiri merupakan hormon yang berguna menurunkan kadar gula dalam darah dengan cara menyimpan kelebihan gula dalam hati.

Namun, turunnya fungsi sel beta pankreas akan berimbas pada sensitivitas insulin, sehingga mengakibatkan diabetes tipe 2.

Baca juga: Gigitan Kutu Bisa Picu Alergi Daging Merah, Apa Gejalanya?

Selain itu, Gu melanjutkan, daging merah juga memiliki kandungan zat besi heme, zat besi yang berasal dari hemoglobin hewan dalam jumlah tinggi.

"Yang meningkatkan stres oksidatif dan resistensi insulin, serta merusak fungsi sel beta melalui produk sampingannya berupa senyawa oksida nitrat," kata Gu.

Khusus daging merah olahan seperti sosis, juga terdapat kandungan nitrat dan produk sampingannya yang tinggi.

"Yang menyebabkan disfungsi sel dan resistensi insulin," lanjut Gu.

Temuan ini cukup mengejutkan lantaran daging merah menjadi makanan sebagian masyarakat, terutama di negara-negara barat.

Bukan hanya menjadi tantangan kesehatan serius, diabetes tipe 2 juga memperbesar risiko penyakit kardiovaskular, ginjal, kanker, dan demensia.

Baca juga: Potongan Daging Masih Bergerak-gerak padahal Siap Diolah, Apa Penyebabnya?

Hasil penelitian selama 36 tahun

Ilustrasi sosis, salah satu olahan daging turut meningkatkan risiko diabetes tipe 2.SHUTTERSTOCK/DENISMART Ilustrasi sosis, salah satu olahan daging turut meningkatkan risiko diabetes tipe 2.

Dilansir dari laman Study Finds, Jumat, untuk mencapai kesimpulan tersebut, tim peneliti telah mengevaluasi data kesehatan dari 216.695 partisipan.

Tim memantau kebiasaan makan mereka menggunakan kuesioner frekuensi makanan setiap dua hingga empat tahun dalam kurun waktu 36 tahun.

Selama jangka waktu tersebut, lebih dari 22.000 peserta studi didiagnosis menderita diabetes tipe 2.

Data tersebut mengungkapkan adanya hubungan erat antara konsumsi daging merah, baik dalam bentuk olahan maupun tidak, dengan peningkatan risiko diabetes tipe 2.

Mereka yang paling banyak mengonsumsi daging merah menghadapi peningkatan risiko sebesar 62 persen daripada peserta yang mengonsumsi paling sedikit daging merah.

Baca juga: Benarkah Daging Merah Membahayakan Jantung?

Satu porsi tambahan daging merah olahan setiap hari juga dikaitkan dengan peningkatan risiko sebesar 46 persen.

Sedangkan, satu porsi tambahan daging yang tidak diolah berkorelasi dengan peningkatan risiko diabetes tipe 2 sebesar 24 persen.

Namun, analisis lebih lanjut menemukan, mengganti porsi daging merah setiap hari dengan kacang-kacangan dapat menurunkan risiko diabetes tipe 2 sebesar 30 persen.

Mengganti daging merah dengan produk susu juga berimbas pada penurunan risiko sebesar 22 persen.

"Mengingat temuan kami dan penelitian lain sebelumnya, batasan sekitar satu porsi daging merah per minggu adalah hal yang masuk akal bagi yang ingin mengoptimalkan kesehatan dan kesejahteraan," ujar penulis senior serta profesor epidemiologi dan nutrisi, Walter Willett.

Para peneliti studi juga menyoroti banyaknya manfaat dari memilih sumber protein nabati atau protein yang berasal dari tumbuhan.

Selain manfaat kesehatan, mengonsumsi sumber protein nabati juga dapat mengurangi emisi gas rumah kaca, melawan perubahan iklim, serta menawarkan manfaat lingkungan lainnya.

Baca juga: Daging Alot Disebabkan karena Kondisi Sapi yang Stres, Benarkah?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Ini yang Terjadi pada Tubuh Ketika Anda Latihan Beban Setiap Hari

Ini yang Terjadi pada Tubuh Ketika Anda Latihan Beban Setiap Hari

Tren
Pendaftaran Sekolah Kedinasan Dibuka Besok, Berikut Link, Jadwal, Formasi, dan Cara Daftar

Pendaftaran Sekolah Kedinasan Dibuka Besok, Berikut Link, Jadwal, Formasi, dan Cara Daftar

Tren
Ramai soal Ribuan Pendaki Gagal 'Muncak' di Gunung Slamet, PVMBG: Ada Peningkatan Gempa Embusan

Ramai soal Ribuan Pendaki Gagal "Muncak" di Gunung Slamet, PVMBG: Ada Peningkatan Gempa Embusan

Tren
Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Berhenti Minum Teh Selama Sebulan?

Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Berhenti Minum Teh Selama Sebulan?

Tren
Bisakah Hapus Data Pribadi di Google agar Jejak Digital Tak Diketahui?

Bisakah Hapus Data Pribadi di Google agar Jejak Digital Tak Diketahui?

Tren
Berapa Lama Jalan Kaki untuk Ampuh Menurunkan Kolesterol?

Berapa Lama Jalan Kaki untuk Ampuh Menurunkan Kolesterol?

Tren
Tragedi Biaya Pendidikan di Indonesia

Tragedi Biaya Pendidikan di Indonesia

Tren
Meski Tinggi Kolesterol, Ini Manfaat Telur Ikan yang Jarang Diketahui

Meski Tinggi Kolesterol, Ini Manfaat Telur Ikan yang Jarang Diketahui

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 14-15 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 14-15 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

Tren
NASA Tunjukkan Rasanya Masuk ke Dalam Lubang Hitam

NASA Tunjukkan Rasanya Masuk ke Dalam Lubang Hitam

Tren
Usai Ditekuk Arsenal, Atap Stadion Manchester United Jebol dan Air Membanjiri Lapangan

Usai Ditekuk Arsenal, Atap Stadion Manchester United Jebol dan Air Membanjiri Lapangan

Tren
Venezuela Akan Jadi Negara Pertama yang Kehilangan Gletser, Berikutnya Indonesia

Venezuela Akan Jadi Negara Pertama yang Kehilangan Gletser, Berikutnya Indonesia

Tren
Film Vina: Sebelum 7 Hari Dikritik, Ini Kata Lembaga Sensor Film

Film Vina: Sebelum 7 Hari Dikritik, Ini Kata Lembaga Sensor Film

Tren
4 Dokumen yang Dibawa Saat UTBK SNBT 2024 Gelombang 2, Apa Saja?

4 Dokumen yang Dibawa Saat UTBK SNBT 2024 Gelombang 2, Apa Saja?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com