KOMPAS.com - Kasus penyakit cacar monyet di Indonesia kembali bertambah. Satu pasien kembali terkonfirmasi positif cacar monyet pada Kamis (19/10/2023).
Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi, dan Imunisasi Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta Ngabila Salama mengatakan, pasien tersebut berasal dari Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta.
"Tambah satu kasus positif monkeypox baru terdiagnosis kemarin, 19 Oktober 2023," kata Ngabila, saat dikonfirmasi Kompas.com, Jumat (20/10/2023).
Dengan bertambahnya satu kasus cacar monyet, total kasus cacar monyet di Indonesia hingga saat ini ada tiga kasus, berikut ini daftar updatenya:
Temuan kasus cacar monyet di DKI Jakarta sebelumnya merupakan import case karena penularan diduga terjadi di luar negeri.
Namun, pada kasus terbaru ini diduga karena transmisi lokal karena tidak ada riwayat pasien pergi ke luar negeri atau luar kota.
Menurut Ngabila, penularan cacar monyet terjadi melalui droplet berupa dahak, bersin, liur yang mengkontaminasi lingkungan atau tangan, kontak kulit, kontak luka, cairan tubuh, dan kontak seksual.
"Masa inkubasi cukup panjang dari tertular sampai muncul gejala bisa 3-21 hari, tersering 6-10 hari," kata Ngabila.
Untuk mencegah penularan cacar monyet di Indonesia, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menerbitkan Surat Edara Nomor HK.02.02/C/4408/2023 tentang Peningkatan Kewaspadaan Terhadap Mpox (Monkeypox) di Indonesia.
Baca juga: Kasus Cacar Monyet Ditemukan di Jakarta, Kemenkes Ungkap Gejalanya
Pada pasien yang terkonfimasi positif cacar monyet, gejala yang dialami berupa demamdan lenting isi air serta koreng di beberapa bagian tubuh dimulai dari kemaluan dan menyebar ke seluruh tubuh.
"Gejala khas monkeypox juga ditemukan pada pasien yaitu pembesaran kelenjar getah bening di lipat paha," kata Salama.
Pasien tersebut dideteksi dini cepat dengan PCR dan besoknya langsung dilakukan isolasi di salah satu rumah sakit di Jakarta sampai sembuh. Diperlukan waktu 2-4 minggu rata-rata 3 minggu untuk sembuh.
Definisi sembuh jika semua luka sudah kering sempurna dan muncul kulit baru. Pasien mendapat terapi terbaik dari konsultan ahli monkeypox dari spesialis penyakit dalam dan spesialis kulit kelamin FKUI-RSCM.
Dilansir dari laman Kemenkes, berikut gejala cacar monyet yang perlu diwapadai:
Baca juga: Indonesia Kembali Konfirmasi Kasus Cacar Monyet, Simak Cara Penularan dan Gejalanya
Kemenkes bersama dengan Dinkes DKI Jakarta dengan cepat melakukan pemantauan pada kontak erat setiap hari apakah timbul gejala.
Pada kontak erat cacar monyet jika tidak bergejala maka tidak diperlukan isolasi mandiri.
Sementara pada kontak erat yang belum pernah ada gejala sama sekali maka tidak dilakukan pemeriksaan swab orofaring/tenggorokan, swab kulit, swab anus, dan pemeriksaan darah.
Meskipun demikian akan dipantau setiap hari apakah ada gejala yang timbul. Jika muncul gejala akan dilakukan pemeriksaan laboratorium lebih lanjut.
Sementara investigasi kasus terus dilakukan secara aktif untuk menggali perjalanan penyakit dan sumber penularan agar penyebaran tidak terjadi dan memutus mata rantai penularan.
Kemenkes juga mengimbau kepada masyarakat agar tidak panik dan melakukan sejumlah langkah pencegahan, di antaranya sebagai berikut:
Pihak Kemenkes RI juga mengimbau agar menghindari komplikasi dan mencegah kematian dengan deteksi dini.
Apabila menemukan gejala cacar monyet seperti demam, lenting isi air/luka pada kulit apalagi disertai gejala khas monkeypox yaitu ada benjolan/pembesaran kelenjar getah bening di ketiak/leher/selangkangan/lipat paha, segera datang ke fasilitas kesehatan semua puskesmas dan rumah sakit untuk dilakukan pemeriksaan laboratorium.
Bagi kontak erat dari kasus positif juga dilakukan pemeriksaan laboratorium segera untuk deteksi dan pengobatan dini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.