Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Cacar Monyet Naik Jadi 3 Kasus, Waspadai Gejala dan Penularannya

Kompas.com - 20/10/2023, 14:30 WIB
Alinda Hardiantoro,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kasus penyakit cacar monyet di Indonesia kembali bertambah. Satu pasien kembali terkonfirmasi positif cacar monyet pada Kamis (19/10/2023).

Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi, dan Imunisasi Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta Ngabila Salama mengatakan, pasien tersebut berasal dari Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta.

"Tambah satu kasus positif monkeypox baru terdiagnosis kemarin, 19 Oktober 2023," kata Ngabila, saat dikonfirmasi Kompas.com, Jumat (20/10/2023).

Dengan bertambahnya satu kasus cacar monyet, total kasus cacar monyet di Indonesia hingga saat ini ada tiga kasus, berikut ini daftar updatenya:

  • 1 kasus pada Agustus 2022
  • 1 kasus pada 12 Oktober 2023
  • 1 kasus pada 19 Oktober 2023.

Cara penularan cacar monyet

Temuan kasus cacar monyet di DKI Jakarta sebelumnya merupakan import case karena penularan diduga terjadi di luar negeri.

Namun, pada kasus terbaru ini diduga karena transmisi lokal karena tidak ada riwayat pasien pergi ke luar negeri atau luar kota.

Menurut Ngabila, penularan cacar monyet terjadi melalui droplet berupa dahak, bersin, liur yang mengkontaminasi lingkungan atau tangan, kontak kulit, kontak luka, cairan tubuh, dan kontak seksual.

"Masa inkubasi cukup panjang dari tertular sampai muncul gejala bisa 3-21 hari, tersering 6-10 hari," kata Ngabila.

Untuk mencegah penularan cacar monyet di Indonesia, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menerbitkan Surat Edara Nomor HK.02.02/C/4408/2023 tentang Peningkatan Kewaspadaan Terhadap Mpox (Monkeypox) di Indonesia.

Baca juga: Kasus Cacar Monyet Ditemukan di Jakarta, Kemenkes Ungkap Gejalanya

Gejala cacar monyet

Pada pasien yang terkonfimasi positif cacar monyet, gejala yang dialami berupa demamdan lenting isi air serta koreng di beberapa bagian tubuh dimulai dari kemaluan dan menyebar ke seluruh tubuh.

"Gejala khas monkeypox juga ditemukan pada pasien yaitu pembesaran kelenjar getah bening di lipat paha," kata Salama.

Pasien tersebut dideteksi dini cepat dengan PCR dan besoknya langsung dilakukan isolasi di salah satu rumah sakit di Jakarta sampai sembuh. Diperlukan waktu 2-4 minggu rata-rata 3 minggu untuk sembuh.

Definisi sembuh jika semua luka sudah kering sempurna dan muncul kulit baru. Pasien mendapat terapi terbaik dari konsultan ahli monkeypox dari spesialis penyakit dalam dan spesialis kulit kelamin FKUI-RSCM.

Dilansir dari laman Kemenkes, berikut gejala cacar monyet yang perlu diwapadai:

  • Sakit kepala
  • Demam akut lebih dari 38,5 derajat Celsius
  • Limfadenopati (pembesaran kelenjar getah bening)
  • Nyeri otot/Myalgia
  • Sakit punggung
  • Asthenia (kelemahan tubuh)
  • Lesi cacar (benjolan berisi air ataupun nanah pada seluruh tubuh).

Baca juga: Indonesia Kembali Konfirmasi Kasus Cacar Monyet, Simak Cara Penularan dan Gejalanya

Pencegahan penularan cacar monyet

Kemenkes bersama dengan Dinkes DKI Jakarta dengan cepat melakukan pemantauan pada kontak erat setiap hari apakah timbul gejala.

Pada kontak erat cacar monyet jika tidak bergejala maka tidak diperlukan isolasi mandiri.

Sementara pada kontak erat yang belum pernah ada gejala sama sekali maka tidak dilakukan pemeriksaan swab orofaring/tenggorokan, swab kulit, swab anus, dan pemeriksaan darah.

Meskipun demikian akan dipantau setiap hari apakah ada gejala yang timbul. Jika muncul gejala akan dilakukan pemeriksaan laboratorium lebih lanjut.

Sementara investigasi kasus terus dilakukan secara aktif untuk menggali perjalanan penyakit dan sumber penularan agar penyebaran tidak terjadi dan memutus mata rantai penularan.

Kemenkes juga mengimbau kepada masyarakat agar tidak panik dan melakukan sejumlah langkah pencegahan, di antaranya sebagai berikut:

  • Menjaga kebersihan diri dengan rajin memakai masker dan mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun terutama jika sedang sakit dan bertemu orang sakit
  • Menghindari kontak fisik dengan orang yang sedang sakit demam, bergejala kemerahan/jerawat/luka/lenting isi air di kulitnya
  • Berhubungan seksual yang aman, bersih, sehat dengan menggunakan kondom. Jangan berhubungan seksual jika pasangan sakit apalagi ada luka pada area kemaluan atau sedang mengalami infeksi menular seksual lainnya
  • Hindari kontak wajah dengan wajah, mulut, kulit, dan barang sehari-hari yang dipakai penderita (alat mandi, alat tidur, dan lain-lain)
  • Vaksinasi cacar monyet sudah ada di Indonesia dengan jumlah terbatas dan diperuntukkan untuk kelompok berisiko tinggi

Pihak Kemenkes RI juga mengimbau agar menghindari komplikasi dan mencegah kematian dengan deteksi dini.

Apabila menemukan gejala cacar monyet seperti demam, lenting isi air/luka pada kulit apalagi disertai gejala khas monkeypox yaitu ada benjolan/pembesaran kelenjar getah bening di ketiak/leher/selangkangan/lipat paha, segera datang ke fasilitas kesehatan semua puskesmas dan rumah sakit untuk dilakukan pemeriksaan laboratorium.

Bagi kontak erat dari kasus positif juga dilakukan pemeriksaan laboratorium segera untuk deteksi dan pengobatan dini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Tren
Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Tren
Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Tren
Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Tren
Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Tren
Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Tren
Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Tren
Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Tren
Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Tren
Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Tren
BPJS Kesehatan Tegaskan Kelas Pelayanan Rawat Inap Tidak Dihapus

BPJS Kesehatan Tegaskan Kelas Pelayanan Rawat Inap Tidak Dihapus

Tren
Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Tren
Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Tren
Sosok Rahmady Effendi Hutahaean, Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta yang Dilaporkan ke KPK

Sosok Rahmady Effendi Hutahaean, Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta yang Dilaporkan ke KPK

Tren
Harta Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Janggal, Benarkah Hanya Rp 6,3 Miliar?

Harta Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Janggal, Benarkah Hanya Rp 6,3 Miliar?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com