Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI Naikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6 Persen, Apa Dampaknya?

Kompas.com - 20/10/2023, 10:15 WIB
Nur Rohmi Aida,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) menaikkan tingkat suku bunga acuan BI 7-day Reverse Repo Rate (DRRR) menjadi 6 persen.

Kenaikan suku bunga ini diambil sebagai respons terhadap ketidakpastian global yang meningkat.

"Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada tanggal 18 dan 19 Oktober 2023 memutuskan untuk menaikkan BI7DRRR sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 6 persen," ujar Gubernur BI Perry Warjiyo dikutip dari Kompas.com, Kamis (19/10/2023).

Tak hanya suku bunga acuan, suku bunga depocity facility juga ikut naik ke level 5,25 persen, dan lending facility tetap di level 6,75 persen.

"Kenaikan ini untuk memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah dari dampak meningkat tingginya ketidakpastian global," katanya.

Baca juga: BI Naikkan Suku Bunga Jadi 4,75 Persen, Apa Saja Dampaknya bagi Masyarakat?

Lantas, apa dampak kenaikan suku bunga acuan tersebut?

Dampak kenaikan suku bunga acuan

Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira mengatakan, secara hitung-hitungan moneter, suku bunga acuan memang seharusnya naik.

"Secara hitung-hitungan moneter (suku bunga acuan) harus naik bahkan 50 bps lagi," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Kamis (19/10/2023).

Meski demikian harus ada persiapan untuk menghadapi kenaikan tersebut.

"Dari sisi fisikal, harus disiapkan stimulus ke sektor riil yang terkena dampak kenaikan suku bunga acuan ini," jelasnya.

Menurutnya, kenaikan suku bunga acuan memiliki dampak positif yakni bisa mengerem laju pelemahan nilai tukar rupiah, sehingga dapat mencegah inflasi menjadi lebih tinggi.

"Bisa rem laju pelemahan nilai tukar rupiah karena naiknya suku bunga acuan akan mempersempit selisih antara imbal hasil surat utang Amerika Serikat (AS) dan SBN (surat berharga negara)," kata dia.

Dengan demikian, aliran modal asing diharapkan masih bisa bertahan di pasar surat utang.

Baca juga: Cara Daftar dan Aktivasi Layanan Mobile Banking Bank Mandiri

Dampak negatif

Akan tetapi, menurutnya kenaikan suku bunga acuan ini juga memiliki dampak negatif.

Dampak negatif tersebut yakni menciptakan tekanan pada permintaan kredit.

"Bagi masyarakat yang mau ambil KPR dan kredit modal kerja, harus membayar biaya bunga pinjaman yang lebih mahal," kata dia.

Risikonya menurut Bhima yakni adanya kemungkinan biaya kenaikan suku bunga diteruskan ke konsumen.

Jika kenaikan suku bunga dibebankan pada harga produk atau jasa, akibatnya harga menjadi lebih mahal.

"Tentunya kalau biaya bunga tadi diteruskan ke konsumen dalam bentuk harga produk atau jasa yang lebih mahal, belum tentu konsumen daya belinya siap. Itu dilematisnya," kata dia.

Baca juga: Ini Alasan BI Akhirnya Kerek Suku Bunga Acuan ke 6 Persen

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Anak dan Pedangdut Diduga Kecipratan Duit Korupsi SYL, Bisakah Ikut Dijerat Pidana?

Anak dan Pedangdut Diduga Kecipratan Duit Korupsi SYL, Bisakah Ikut Dijerat Pidana?

Tren
Video Viral Anak Kecil Menangis di Pinggir Waduk Usai Ayahnya Tenggelam, Ini Kata Polisi

Video Viral Anak Kecil Menangis di Pinggir Waduk Usai Ayahnya Tenggelam, Ini Kata Polisi

Tren
'Chicha': Minuman Fermentasi dari Campuran Air Liur Manusia

"Chicha": Minuman Fermentasi dari Campuran Air Liur Manusia

Tren
Kronologi Penangkapan Pegi, Tersangka Kasus Pembunuhan Vina Cirebon yang Buron 8 Tahun

Kronologi Penangkapan Pegi, Tersangka Kasus Pembunuhan Vina Cirebon yang Buron 8 Tahun

Tren
Produk Susu Nol Gula Sukrosa tapi Tinggi Laktosa, Sehatkah Dikonsumsi?

Produk Susu Nol Gula Sukrosa tapi Tinggi Laktosa, Sehatkah Dikonsumsi?

Tren
7 Penyebab Sembelit pada Kucing Peliharaan, Pemilik Wajib Tahu

7 Penyebab Sembelit pada Kucing Peliharaan, Pemilik Wajib Tahu

Tren
Ramai Keluhan SPBU Eror untuk Isi Pertalite dan Biosolar, Pertamina Jelaskan Penyebabnya

Ramai Keluhan SPBU Eror untuk Isi Pertalite dan Biosolar, Pertamina Jelaskan Penyebabnya

Tren
Daftar Negara yang Memiliki Hak Veto di Dewan Keamanan PBB

Daftar Negara yang Memiliki Hak Veto di Dewan Keamanan PBB

Tren
Bisakah Peserta BPJS Kesehatan Langsung Berobat ke Rumah Sakit Tanpa Rujukan?

Bisakah Peserta BPJS Kesehatan Langsung Berobat ke Rumah Sakit Tanpa Rujukan?

Tren
Buntut Film Dokumenter “Burning Sun”, Stasiun TV Korsel KBS Ancam Tuntut BBC

Buntut Film Dokumenter “Burning Sun”, Stasiun TV Korsel KBS Ancam Tuntut BBC

Tren
8 Perawatan Gigi yang Ditanggung BPJS Kesehatan 2024, Termasuk Scaling

8 Perawatan Gigi yang Ditanggung BPJS Kesehatan 2024, Termasuk Scaling

Tren
Gagal Tes BUMN karena Tidak Memenuhi Syarat atau Terindikasi Curang, Apa Penyebabnya?

Gagal Tes BUMN karena Tidak Memenuhi Syarat atau Terindikasi Curang, Apa Penyebabnya?

Tren
Berada di Tingkat yang Sama, Apa Perbedaan Kabupaten dan Kota?

Berada di Tingkat yang Sama, Apa Perbedaan Kabupaten dan Kota?

Tren
Biaya Kuliah UGM Jalur Mandiri 2024/2025, Ada IPI atau Uang Pangkal

Biaya Kuliah UGM Jalur Mandiri 2024/2025, Ada IPI atau Uang Pangkal

Tren
Irlandia, Spanyol, dan Norwegia Akui Negara Palestina, Israel Marah dan Tarik Duta Besar

Irlandia, Spanyol, dan Norwegia Akui Negara Palestina, Israel Marah dan Tarik Duta Besar

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com