Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Virus Ditemukan, Berawal dari Penyakit Tanaman pada Tembakau

Kompas.com - 19/10/2023, 13:45 WIB
Muhammad Zaenuddin

Penulis

KOMPAS.com - Virus adalah organisme mikroskopis yang dapat menginfeksi inang, seperti manusia, tumbuhan, atau hewan.

Menurut National Human Genome Research Institute NIH, virus adalah mikroba menular yang terdiri dari segmen asam nukleat (DNA atau RNA) yang dikelilingi oleh lapisan protein.

Virus tidak bisa bereplikasi sendiri, sehingga ia harus menginfeksi sel dan menggunakan komponen sel inang untuk membuat salinan dirinya sendiri.

Sering kali, virus akhirnya membunuh sel inang, menyebabkan kerusakan pada organisme inang. Misalnya virus AIDS, COVID-19, campak, dan cacar pada manusia.

Baca juga: Kemenkes Ungkap 5 Kelompok yang Berisiko Terkena Virus Nipah


Bukan hanya manusia, virus juga menginfeksi banyak organisme. Bahkan mereka bisa menginfeksi jamur hingga bakteri

Diketahui, virus yang menginfeksi manusia hanyalah sebagian kecil dari virus yang ada di dunia. Jumlah virus yang paling banyak adalah virus yang menginfeksi bakteri.

Ciri-ciri umum virus

Dikutip dari laman Cleveland Clinic, virus mempunyai beberapa ciri-ciri umum, yakni:

  • Terdiri dari materi genetik (RNA atau DNA) dan lapisan protein pelindung (kapsid).
  • Kadang-kadang ada lapisan lain yang disebut selubung di sekeliling kapsid. Virus tanpa selubung disebut “virus telanjang”.
  • Mirip dengan parasit, mereka membutuhkan inang untuk berkembang biak. Mereka akan bertahan hidup di luar inangnya sampai kapsid-nya rusak seiring waktu.
  • Berukuran 100 hingga 1.000 kali lebih kecil dari sel-sel di tubuh manusia.

Baca juga: Ilmuwan Temukan Virus dalam Kotoran Hewan, Bisa Menjadi Obat Antibiotik Baru

Sejarah penemuan virus

Ilustrasi struktur virus dan bakteri.iStockphoto/Ttsz Ilustrasi struktur virus dan bakteri.

Pemahaman ilmiah tentang virus muncul pada tahun 1890-an, melalui karya ahli mikrobiologi Rusia, Dmitry I. Ivanovsky, pada 1892.

Dilansir dari laman Encyclopedia Britannica, Ivanovsky saat itu sedang mempelajari penyakit mosaik pada tanaman tembakau, dengan metodenya masing-masing.

Sebelum diketahui terjadi akibat virus, mulanya penyakit tanaman mosaik diyakini disebabkan oleh bakteri.

Ivanovsky menggunakan metode penyaringan untuk isolasi bakteri dan menemukan bahwa getah yang disaring dari tanaman tembakau yang sakit masih mampu menularkan penyakit ke tanaman yang sehat.

Baca juga: Kematian Pertama akibat Virus Oz di Dunia Terjadi di Jepang, Apa Itu?

Ia kemudian menyimpulkan bahwa agen penyebabnya adalah mikroorganisme parasit yang memiliki ukuran sangat kecil.

Bahkan agen tersebut lolos dari pembesaran mikroskopis terbesar yang tersedia pada saat itu dan dapat menembus filter porselen yang dirancang untuk menjebak bakteri biasa.

Dari penelitian tersebut, Ivanovsky pertama kali merinci banyak karakteristik organisme yang kemudian dikenal sebagai virus.

Meskipun ia secara umum dianggap sebagai penemu virus, hal tersebut juga ditemukan dan diberi nama secara independen oleh ahli mikrobiologi dan botani Belanda Martinus W. Beijerinck hanya beberapa tahun kemudian.

Baca juga: Virus Flu Babi Afrika Masuk Indonesia, Ini Kata Kemenkes dan Epidemiolog

Pada 1898, Beijerinck juga mengamati kemampuan agen penular yang dapat melewati filter dengan pori-pori kecil.

Ia kemudian menggambarkan agen mikroskopis pada penyakit tanaman tembakau tersebut tersebut sebagai “filterable virus (virus yang dapat disaring).”

Dia mengira agen tersebut adalah cairan (bukan partikel) dan menyebutnya sebagai “contagium vivum fluidum.”

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Mengenal Virus Langya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Terkini Lainnya

Kemenkes Pastikan Peserta BPJS Kesehatan Bisa Naik Kelas Rawat Inap, Ini Caranya

Kemenkes Pastikan Peserta BPJS Kesehatan Bisa Naik Kelas Rawat Inap, Ini Caranya

Tren
Gletser Terakhir di Papua Diperkirakan Akan Hilang Sebelum 2026

Gletser Terakhir di Papua Diperkirakan Akan Hilang Sebelum 2026

Tren
Link, Cara, dan Syarat Daftar IPDN 2024, Lulus Bisa Jadi PNS Kemendagri

Link, Cara, dan Syarat Daftar IPDN 2024, Lulus Bisa Jadi PNS Kemendagri

Tren
Sudah Bayar Tunggakan Iuran, Apakah BPJS Kesehatan Bisa Langsung Digunakan?

Sudah Bayar Tunggakan Iuran, Apakah BPJS Kesehatan Bisa Langsung Digunakan?

Tren
6 Dokumen yang Harus Dipersiapkan untuk Mendaftar Sekolah Kedinasan, Apa Saja?

6 Dokumen yang Harus Dipersiapkan untuk Mendaftar Sekolah Kedinasan, Apa Saja?

Tren
Tips Latihan Beban untuk Pemula agar Terhindar dari Cedera

Tips Latihan Beban untuk Pemula agar Terhindar dari Cedera

Tren
6 Olahraga yang Ampuh Menurunkan Kolesterol Tinggi, Apa Saja?

6 Olahraga yang Ampuh Menurunkan Kolesterol Tinggi, Apa Saja?

Tren
PKS Disebut 'Dipaksa' Berada di Luar Pemerintahan, Ini Alasannya

PKS Disebut "Dipaksa" Berada di Luar Pemerintahan, Ini Alasannya

Tren
Ini yang Akan Terjadi pada Tubuh Saat Minum Teh Hitam Selama Sebulan

Ini yang Akan Terjadi pada Tubuh Saat Minum Teh Hitam Selama Sebulan

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 16-17 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 16-17 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Beda Penampilan Sandra Dewi Saat Diperiksa | Peringatan Dini Kekeringan di Jateng

[POPULER TREN] Beda Penampilan Sandra Dewi Saat Diperiksa | Peringatan Dini Kekeringan di Jateng

Tren
Viral, Video Pelajar di Yogyakarta Dikepung Usai Tertinggal Rombongan

Viral, Video Pelajar di Yogyakarta Dikepung Usai Tertinggal Rombongan

Tren
Daftar Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit yang Tidak Menerapkan KRIS

Daftar Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit yang Tidak Menerapkan KRIS

Tren
Pohon Purba Beri Bukti Musim Panas 2023 adalah yang Terpanas dalam 2.000 Tahun

Pohon Purba Beri Bukti Musim Panas 2023 adalah yang Terpanas dalam 2.000 Tahun

Tren
7 Makanan Tinggi Kalori yang Menyehatkan, Cocok untuk Menaikkan Berat Badan

7 Makanan Tinggi Kalori yang Menyehatkan, Cocok untuk Menaikkan Berat Badan

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com