Janjaweed melakukan kampanye terorisme dan pembersihan etnis yang ditargetkan terhadap penduduk sipil Darfur, menewaskan sedikitnya 300.000 orang dan membuat hampir tiga juta orang mengungsi.
Baru pada tahun 2008 pasukan penjaga perdamaian gabungan PBB dan Uni Afrika mampu memulihkan ketertiban di wilayah tersebut.
Baca juga: Sejarah Runtuhnya Uni Soviet dan Kemerdekaan Negara-negara Pecahannya
Pada 20 Maret 2003, Amerika Serikat (AS) melancarkan serangan ke Irak. Perang berikutnya terjadi dalam dua fase yang berbeda.
Pertama, perang konvensional satu sisi yang singkat, di mana pasukan koalisi menderita kurang dari 200 korban jiwa hanya dalam waktu satu bulan operasi tempur besar.
Kemudian pemberontakan yang berlanjut selama bertahun-tahun dan memakan korban puluhan ribu nyawa.
Pada saat pasukan tempur AS ditarik pada bulan Agustus 2010, diperkirakan lebih dari 4.700 tentara koalisi telah terbunuh.
Setidaknya 85.000 warga sipil Irak juga terbunuh, tetapi beberapa perkiraan memperkirakan jumlah totalnya jauh lebih tinggi.
Baca juga: Ketegangan di Jalur Gaza, Berapa Jumlah Pasukan Hamas?
Diberitakan BBC News World, pemberontakan rakyat di Yaman memaksa presiden, Ali Abdullah Saleh, untuk menyerahkan kekuasaan kepada wakilnya, Abdrabbuh Mansour Hadi.
Namun, presiden baru ini kewalahan dengan masalah ekonomi Yaman, dan masalah keamanan. Kelompok Houthi kemudian memanfaatkan kondisi tersebut.
Pada awal tahun 2014, mereka menguasai provinsi Saada dan kemudian merebut ibu kota negara, Sanaa. Itu memaksa Presiden Hadi melarikan diri ke luar negeri pada Maret 2015.
Pada akhir tahun 2021, PBB memperkirakan lebih dari 375.000 nyawa telah hilang akibat perang dan juga penyebab tidak langsung, seperti kelaparan dan penyakit.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.