Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gelombang Suara Ultrasonik 20.000 Hz Disebut Bisa Usir Nyamuk, Benarkah?

Kompas.com - 13/10/2023, 20:30 WIB
Alinda Hardiantoro,
Farid Firdaus

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Mengusir nyamuk menggunakan gelombang suara ultrasonik 20.000 Hz kembali ramai diperbincangkan warganet.

Dalam sebuah unggahan di X, penggunaan gelombang suara ultrasonik 20.000 hz selama 8 jam berturut-turut disebut bisa mengusir nyamuk.

"Ngusir nyamuk pake baygon X
ngusir nyamuk pake autan X
ngusir nyamuk pake GELOMBANG SUARA ULTRASONIC 20000 HZ 8 JAM NONSTOP V," tulis akun @cenouparty, Rabu (11/10/2023).

Sejumlah warganet meninggalkan komentar dalam unggahan tersebut. Sebagian besar mempertanyakan keampuhan cara itu.

"Work beneran ga sii?" tulis @kadya******.

Hingga Jumat (13/10/2023), unggahan tersebut telah dikomentari 221 warganet, dibagikan kembali sebanyak 2.121 kali, dan disukai 18.400 pengguna.

Lantas, bisakah mengusir nyamuk dengan gelombang suara ultrasonik 20.000 Hz selama 8 jam?

Penjelasan ahli

Dosen Departemen Parasitologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah Mada (UGM), Tri Baskoro Tunggul Satoto mengatakan, gelombang suara ultrasonik 20.000 Hz dapat mengusir nyamuk, tetapi tidak membunuh serangga itu.

Selain itu, penilaian juga membuktikan bahwa cara itu tidak cukup efektif.

"Iya, sepertinya tidak efektif," kata dia kepada Kompas.com, Jumat (13/10/2023).

Baca juga: 7 Cara Mengusir Nyamuk dengan Serai

Sementara itu, pakar entomologi UGM Hari Purwanto mengatakan, cara mengusir nyamuk dengan suara ultrasonik tidak memiliki bukti ilmiah.

"Semua klaim bahwa suatu alat bisa mengusir nyamuk perlu diuji terlebih dulu secara saintifik," kata dia kepada Kompas.com (2/4/2023).

Menurutnya, selama ini banyak alat yang mengklaim bisa mengusir nyamuk, tetapi biasanya alat itu dijual tanpa bukti ilmiah yang meyakinkan.

"Mungkin ada teknologi yang benar-benar dapat bermanfaat, bahkan walau penjelasan ilmiahnya tidak meyakinkan. Sebaliknya, ada yang memiliki teori yang tampak meyakinkan, tapi pada kenyataannya klaimnya tidak terbukti," terangnya.

Baca juga: 14 Tanaman Pengusir Nyamuk, Bisa Ditanam di Sekitar Rumah

Dikutip dari Live Mint, ahli entomologi medis di London School of Hygiene and Tropical Medicine, James Logan menjelaskan, suara ultrasonik kerap diklaim mampu mengusir nyamuk.

Hal ini karena suara ultrasonik meniru kepakan predator alami nyamuk, seperti capung yang mungkin dihindari oleh nyamuk betina.

Teori lain menjelaskan, suara ultrasonik meniru frekuensi pejantan, jadi nyamuk betina yang sudah pernah kawin akan menghindarnya.

"Namun, tidak ada bukti ilmiah bahwa perangkat frekuensi tinggi (bisa) mengusir nyamuk," tutur Logan.

Baca juga: 6 Warna Ini Bisa Usir Nyamuk dan Serangga Lainnya, Gunakan untuk Cat Rumah

Tidak ada bukti ilmiah

Sebuah stasiun radio pernah menyiarkan nada 15kHz berfrekuensi tinggi untuk membantu mengusir nyamuk pada April 2012 sebagaimana diberitakan oleh BBC.

Gelombang suara itu disiarkan dibalik sebuah musik sehingga bunyinya tidak terdengar oleh telinga orang dewasa.

Namun, para ilmuwan mengatakan ide tersebut hanya omong kosong.

Ahli entomologi Bart Knots menyebut, tidak ada bukti ilmiah yang mendukung bahwa suara ultrasonik bisa mengusir nyamuk.

Studi pada 2010 yang dilakukan terhadap perangkat suara ultrasonik juga menyimpulkan alat tersebut tidak berpengaruh dalam mencegah gigitan nyamuk.

Bahkan, penelitian itu menemukan, alat tersebut tidak direkomendasikan untuk digunakan.

Baca juga: Simak, Ini Golongan Darah yang Disukai Nyamuk

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Viral, Video Pelajar di Yogyakarta Dikepung Usai Tertinggal Rombongan

Viral, Video Pelajar di Yogyakarta Dikepung Usai Tertinggal Rombongan

Tren
Daftar Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit yang Tidak Menerapkan KRIS

Daftar Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit yang Tidak Menerapkan KRIS

Tren
Pohon Purba Beri Bukti Musim Panas 2023 adalah yang Terpanas dalam 2.000 Tahun

Pohon Purba Beri Bukti Musim Panas 2023 adalah yang Terpanas dalam 2.000 Tahun

Tren
7 Makanan Tinggi Kalori yang Menyehatkan, Cocok untuk Menaikkan Berat Badan

7 Makanan Tinggi Kalori yang Menyehatkan, Cocok untuk Menaikkan Berat Badan

Tren
Sosok Kemal Redindo, Anak SYL yang Minta Uang ke Pejabat Kementan untuk Aksesori Mobil

Sosok Kemal Redindo, Anak SYL yang Minta Uang ke Pejabat Kementan untuk Aksesori Mobil

Tren
Sejumlah Pemerintah Daerah Larang dan Batasi 'Study Tour', Pengamat Pendidikan: Salah Sasaran

Sejumlah Pemerintah Daerah Larang dan Batasi "Study Tour", Pengamat Pendidikan: Salah Sasaran

Tren
Gerbang Dunia Bawah di Siberia Semakin Terbuka Lebar Imbas Es Mencair

Gerbang Dunia Bawah di Siberia Semakin Terbuka Lebar Imbas Es Mencair

Tren
Viral, Video Penumpang KRL Terperosok Celah Peron Stasiun Sudirman

Viral, Video Penumpang KRL Terperosok Celah Peron Stasiun Sudirman

Tren
WNA Rusia Mengaku Dideportasi Usai Ungkap Kasus Narkoba, Ini Kata Polda Bali dan Imigrasi

WNA Rusia Mengaku Dideportasi Usai Ungkap Kasus Narkoba, Ini Kata Polda Bali dan Imigrasi

Tren
Video Viral Petugas Dishub Medan Disebut Memalak Pedagang Martabak, Ini Faktanya

Video Viral Petugas Dishub Medan Disebut Memalak Pedagang Martabak, Ini Faktanya

Tren
21 Layanan yang Tidak Ditanggung BPJS Kesehatan dalam Perpres Nomor 59 Tahun 2024, Apa Saja?

21 Layanan yang Tidak Ditanggung BPJS Kesehatan dalam Perpres Nomor 59 Tahun 2024, Apa Saja?

Tren
Rincian Penerimaan Gratifikasi Rp 23,5 Miliar Eks Kepala Bea Cukai DIY Eko Darmanto

Rincian Penerimaan Gratifikasi Rp 23,5 Miliar Eks Kepala Bea Cukai DIY Eko Darmanto

Tren
Persib Bandung Gandeng Pinjol sebagai Sponsor, Bagaimana Aturannya?

Persib Bandung Gandeng Pinjol sebagai Sponsor, Bagaimana Aturannya?

Tren
Berkaca pada Kasus Anak Depresi karena HP-nya Dijual, Psikolog: Kenali Bocah yang Berpotensi Depresi

Berkaca pada Kasus Anak Depresi karena HP-nya Dijual, Psikolog: Kenali Bocah yang Berpotensi Depresi

Tren
BMKG Keluarkan Peringatan Dini Gelombang Tinggi 15-16 Mei 2024, Ini Daftar Wilayahnya

BMKG Keluarkan Peringatan Dini Gelombang Tinggi 15-16 Mei 2024, Ini Daftar Wilayahnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com