Saat mendarat, angin mendorong rambut putih Hoffner ke belakang, dia berpegangan pada tali pengaman di bahunya yang sempit lalu mengangkat kedua kakinya dan menjatuhkan diri dengan lembut ke area pendaratan berumput.
Teman-temannya yang menunggunya di bawah segera memberi selamat.
"Di atas sana sungguh luar biasa. Semuanya menyenangkan, luar biasa, tidak ada yang lebih baik," ungkap Hoffner.
Rencananya, pada Desember mendatang, Hoffner akan menjajal balon udara yang belum pernah dinaikinya.
Baca juga: Mengenal Pesawat Airbus A400M, Diandalkan untuk Terjun Payung dan Transportasi Kargo Berat
Sayangnya, sebelum Guinness World Records mengesahkannya sebagai penerjun payung tertua di dunia, Hoffner telah berpulang.
Conant mengatakan, dia sedang mengurus dokumen untuk memastikan bahwa Guinness World Records mengesahkan Hoffner secara anumerta sebagai penerjun payung tertua di dunia.
Dia memperkirakan proses itu akan memakan waktu.
Skydive Chicago dan Asosiasi Terjun Payung Amerika Serikat merayakan Hoffner dalam sebuah pernyataan menyampaikan duka cita dan kekecewaannya.
"Kami sangat sedih atas meninggalnya Dorothy dan merasa terhormat telah menjadi bagian dalam mewujudkan rekor dunia terjun payungnya," tulisnya, Selasa (10/10/2023).
Kendati demikian, Conant mengatakan bahwa Hoffner melakukan terjun payung bukan untuk memecahkan rekor.
Dia mengatakan sangat menikmati lompatan pertamanya sehingga dia hanya ingin melakukannya lagi.
"Dia tidak berniat untuk memecahkan rekor. Dan dia tidak tertarik dengan publisitas atau apa pun. Dia tidak melakukannya karena alasan lain selain dia ingin terjun payung," kata Conant.
Adapun upacara peringatan untuk Hoffner akan diadakan pada awal November.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.