Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beredar Informasi Rekrutmen Telkom Indonesia, Perusahaan: Itu Penipuan

Kompas.com - 07/10/2023, 18:00 WIB
Aditya Priyatna Darmawan,
Farid Firdaus

Tim Redaksi

"Padahal untuk posisi yang mereka tawarkan sebenarnya memerlukan keterampilan khusus," sambungnya.

Baca juga: Beredar Pesan Rekrutmen Minta Foto Hanya Kenakan Pakaian Dalam, KAI Service Pastikan Penipuan

5. Meminta data pribadi

Sawitri menyampaikan, perusahaan akan meminta data-data pribadi yang dibutuhkan untuk keperluan administrasi.

Namun, data tersebut baru diminta perusahaan bila kandidat sudah diterima bekerja, bukan ketika proses rekrutmen.

Bila kandidat ditawari lowongan pekerjaan dan langsung dimintai data pribadi, ada kemungkinan informasi ini palsu.

Adapun data pribadi yang sering diminta meliputi:

  • Foto KTP
  • SIM
  • Kartu Keluarga
  • Fotokopi ijazah
  • Transkrip nilai
  • NPWP.

Sawitri menambahkan, pelaku penipuan biasanya juga meminta data lain secara detail, seperti foto depan dan belakangnya.

Padahal, foto seperti itu tidak terlalu diperlukan ketika pencari kerja baru tahap awal rekrutmen.

"Hati-hati ketika hendak membagikan data-data tersebut, setidaknya sampai sudah melewati tahap interview," ujarnya.

6. Langsung diterima kerja

Kejanggalan lowongan kerja yang palsu juga bisa diketahui jika salah satu pihak langsung memanggil pencari kerja untuk bekerja tanpa mengikuti tes dan wawancara.

Padahal, kata Sawitri, idealnya proses rekrutmen membutuhkan waktu berkala dan kandidat harus melalui beberapa tahapan sebelum diterima bekerja.

"Selain itu, perusahaan akan memastikan kandidat memiliki skill dan memenuhi persyaratan rekrutmen," ucapnya.

"Perusahaan yang profesional tidak mungkin langsung menerima begitu saja," sambung Sawitri.

Baca juga: Ramai soal HRD BCA Disebut Punya Mata Elang Pilih Orang Baik Jadi Satpam, Ini Tanggapan Perusahaan

7. Ada pungutan biaya

Menurut Sawitri, perusahaan fiktif akan meminta sejumlah uang untuk biaya transportasi atau registrasi.

Bila pencari kerja juga diarahkan untuk menggunakan agen travel atau hotel tertentu ketika melamar pekerjaan, pencari kerja sebaiknya waspada dengan hal ini.

"Berhati-hatilah karena ini adalah salah satu modus yang oknum-oknum sering pakai," tandas Sawitri.

Ia mengingatkan agar pencari kerja tidak memercayai pihak yang meminta sejumlah uang ketika rekrutmen. Pencari kerja perlu memahami bahwa perekrut sudah pasti digaji oleh perusahaan sehingga mereka tidak mematok bayaran kepada kandidat.

"Jika mereka mengharuskan Anda untuk membayar biaya untuk mengirimkan resume atau melanjutkan ke tahap wawancara, kemungkinan besar itu penipuan," jelas Sawitri.

Selain meminta uang untuk proses rekrutmen, hal lain yang juga patut diwaspadai adalah permintaan untuk membayarkan sejumlah uang dengan alasan biaya pelatihan atau seminar.

Baca juga: Waspada, Beredar Surat Rekrutmen Palsu Mengatasnamakan Pertamina

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com