Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Untar untuk Indonesia
Akademisi

Platform akademisi Universitas Tarumanagara guna menyebarluaskan atau diseminasi hasil riset terkini kepada khalayak luas untuk membangun Indonesia yang lebih baik.

"Personal Branding, Positioning", dan Calon Pemimpin

Kompas.com - 04/10/2023, 16:30 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Dalam kasus penelitian di Ghana, disadari bahwa ketulusan dan ketangguhan adalah dimensi paling penting bagi personal branding (Tweneboah-Koduah dan Adusei, 2016).

Studi-studi penting tentang personal branding dalam politik menemukan bahwa personal branding membantu pemilih mengkategorikan kandidat menjadi kandidat pilihan dan kandidat yang tidak disukai (Menon dkk, 1999).

"Positioning"

Bagaimana halnya dengan positioning? Semestinya jika personal branding telah terbangun, promosi kepada para pemilih melalui positioning yang sesuai, akan dapat diterapkan dengan efektif.

Positioning yang dalam dunia pemasaran adalah penempatan produk di dalam benak konsumen agar tampak berbeda, unik, dan jelas dibandingkan kompetitor, adalah kunci awal untuk memenangkan hati konsumen.

Bagi para praktisi periklanan dan brand, “perang” yang sesungguhnya terjadi tidak di toko atau supermarket, tetapi di dalam benak konsumen yang dituju.

Hal yang sama semestinya juga terjadi ketika pemilih akan menentukan pilihannya. Siapa capres atau caleg yang akan dicoblos, semua berkecamuk di dalam pikiran.

Dalam dunia bisnis, selain memutuskan segmen pasar mana yang akan ditargetkan, perusahaan harus memutuskan proposisi nilai yang sesuai, yaitu bagaimana perusahaan akan menciptakan nilai berbeda untuk segmen yang ditargetkan dan posisi apa yang ingin ditempati di segmen tersebut.

Dalam dunia politik, hal yang serupa semestinya juga terjadi.

Akhirnya, para caleg dan calon pemimpin lainnya yang akan berkompetisi menarik hati pemilih patut memperhatikan personal branding dan positioning.

Selama ini telah terjadi kesenjangan antara persepsi individu terhadap personal branding seseorang dan penerapan personal branding oleh politisi.

Di satu sisi pemimpin politik dengan ciri-ciri personal branding diterima dengan baik oleh para pemilih. Yang lain mengacu pada kandidat yang sifat-sifatnya bertentangan dengan sifat-sifat yang diharapkan oleh pemilih dalam diri seorang pemimpin.

Idealnya, kampanye positioning akan memperkuat persepsi positif yang akan memudahkan pemilih mengambil keputusan, dibandingkan berupaya mengubah opini yang telah sekian lama terbentuk dan tertanam di dalam benak.

*Dosen tetap Program Studi Sarjana Manajemen, Fakultas Ekonomi & Bisnis, Universitas Tarumanagara

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Misteri Mayat Dalam Toren di Tangsel, Warga Mengaku Dengar Keributan

Misteri Mayat Dalam Toren di Tangsel, Warga Mengaku Dengar Keributan

Tren
China Blokir “Influencer” yang Hobi Pamer Harta, Tekan Materialisme di Kalangan Remaja

China Blokir “Influencer” yang Hobi Pamer Harta, Tekan Materialisme di Kalangan Remaja

Tren
Poin-poin Draft Revisi UU Polri yang Disorot, Tambah Masa Jabatan dan Wewenang

Poin-poin Draft Revisi UU Polri yang Disorot, Tambah Masa Jabatan dan Wewenang

Tren
Simulasi Hitungan Gaji Rp 2,5 Juta setelah Dipotong Iuran Wajib Termasuk Tapera

Simulasi Hitungan Gaji Rp 2,5 Juta setelah Dipotong Iuran Wajib Termasuk Tapera

Tren
Nilai Tes Online Tahap 2 Rekrutmen Bersama BUMN 2024 di Atas Standar Belum Tentu Lolos, Apa Pertimbangan Lainnya?

Nilai Tes Online Tahap 2 Rekrutmen Bersama BUMN 2024 di Atas Standar Belum Tentu Lolos, Apa Pertimbangan Lainnya?

Tren
Mulai 1 Juni, Dana Pembatalan Tiket KA Dikembalikan Maksimal 7 Hari

Mulai 1 Juni, Dana Pembatalan Tiket KA Dikembalikan Maksimal 7 Hari

Tren
Resmi, Tarik Tunai BCA Lewat EDC di Retail Akan Dikenakan Biaya Rp 4.000

Resmi, Tarik Tunai BCA Lewat EDC di Retail Akan Dikenakan Biaya Rp 4.000

Tren
Orang Terkaya Asia Kembali Gelar Pesta Prewedding Anaknya, Kini di Atas Kapal Pesiar Mewah

Orang Terkaya Asia Kembali Gelar Pesta Prewedding Anaknya, Kini di Atas Kapal Pesiar Mewah

Tren
Ngaku Khilaf Terima Uang Rp 40 M dari Proyek BTS 4G, Achsanul Qosasi: Baru Kali Ini

Ngaku Khilaf Terima Uang Rp 40 M dari Proyek BTS 4G, Achsanul Qosasi: Baru Kali Ini

Tren
Poin-poin Revisi UU TNI yang Tuai Sorotan

Poin-poin Revisi UU TNI yang Tuai Sorotan

Tren
Tak Lagi Menjadi Sebuah Planet, Berikut 6 Fakta Menarik tentang Pluto

Tak Lagi Menjadi Sebuah Planet, Berikut 6 Fakta Menarik tentang Pluto

Tren
Daftar 146 Negara yang Mengakui Palestina dari Masa ke Masa

Daftar 146 Negara yang Mengakui Palestina dari Masa ke Masa

Tren
Apa Itu Tapera, Manfaat, Besaran Potongan, dan Bisakah Dicairkan?

Apa Itu Tapera, Manfaat, Besaran Potongan, dan Bisakah Dicairkan?

Tren
Cara Memadankan NIK dan NPWP, Terakhir Juni 2024

Cara Memadankan NIK dan NPWP, Terakhir Juni 2024

Tren
Rekan Kerja Sebut Penangkapan Pegi Salah Sasaran, Ini Alasannya

Rekan Kerja Sebut Penangkapan Pegi Salah Sasaran, Ini Alasannya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com