Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Semakin Tua Semakin Mudah Bangun Pagi, Apa Sebabnya?

Kompas.com - 11/09/2023, 07:30 WIB
Aditya Priyatna Darmawan,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Menurut studi, semakin bertambah usia, maka kita akan semakin mampu bangun tidur lebih pagi.

Di masa anak-anak hingga remaja, seseorang biasanya akan kesulitan jika harus bangun tidur untuk kemudian bersiap ke sekolah.

Anak-anak harus dibangunkan paksa orangtuanya, sementara remaja serta usia produktif harus memasang alarm agar tidak bangun kesiangan.

Namun ketika menjelang paruh baya, seseorang akan dengan mudah terbangun di dini hari, bahkan tanpa bantuan alarm apapun.

Lantas, mengapa semakin tua semakin mudah bangun pagi?

Baca juga: 4 Teknik Pernapasan yang Dapat Membantu Anda Tidur Nyenyak di Malam Hari

Penyebab mudah bangun pagi

Dikutip dari berbagai sumber, berikut penyebab mengapa seseorang mampu bangun lebih awal seiring bertambahnya usia:

1. Kondisi otak

Dikutip dari IFLScience, proses penuaan seseorang akan memengaruhi otak menjadi kurang responsif.

“Sambungan otak kemungkinan besar tidak dapat mendeteksi dan merespons masukan sebagaimana mestinya karena otak mengalami penuaan,” ujar Dr. Sairam Parthasarathy, Direktur Pusat Ilmu Tidur dan Sirkadian di Universitas Arizona.

Masukan ini adalah berbagai rangsangan yang membantu kita menentukan di mana kita berada dalam sehari, seperti siang hari, kapan waktunya bersosialisasi, waktu makan, atau waktu tidur dan bangun.

Para remaja, bisa menerima berbagai rangsangan atau isyarat ini dengan baik, seperti terang gelap cahaya, atau muncul dan tenggelamnya Matahari.

Namun, bagi orang dewasa yang lebih tua, isyarat ini tidak terhubung di otak karena degenerasi otak yang alami.

Hal ini juga merupakan salah satu alasan mengapa orang lanjut usia merasa lebih mudah lelah dibandingkan generasi muda dan mungkin membuat mereka untuk tidur lebih awal sehingga bangun lebih awal juga.

Baca juga: Rekomendasi Vaksin untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Apa Saja?

Ilustrasi lansia tidurPEXELS/SHVETS production Ilustrasi lansia tidur

2. Kondisi mata

Kemampuan dan kesehatan mata akan berkurang seiring bertambahnya usia karena proses penuaan, hal ini sebagaimana yang terjadi juga pada organ tubuh lainnya.

Hal itu kemudian akan mengurangi tingkat rangsangan cahaya yang ditujukan ke otak, terutama pada lansia.

Padahal, rangsangan tersebut memainkan peran penting dalam mengatur jam tidur seseorang.

Hal ini akan lebih memengaruhi orang-orang yang mungkin menderita katarak, suatu kondisi umum yang biasanya menyerang lansia.

Ketika penyakit ini berkembang, bercak keruh akan muncul di lensa mata seseorang.

Sehingga cahaya sore tidak terlalu masuk ke mata yang kemudian rangsangannya dibawa menuju ke otak.

Hal itu menyebabkan otak berpersepsi bahwa Matahari sudah terbenam lebih awal dibandingkan yang sebenarnya. Sehingga mereka akan tidur lebih awal dan bangun lebih pagi.

Baca juga: Berapa Lama Waktu Tidur Malam yang Ideal?

3. Melatonin

Dilansir dari Sleep Foundation, melatonin merupakan hormon yang diproduksi tubuh untuk membantu mengatur tidur seseorang.

Kadar melatonin berada pada titik terendah di pagi dan siang hari. Kemudian, melatonin meningkat di malam hari sehingga membuat seseorang merasa lelah dan akhirnya terlelap.

Pada orang yang lanjut usia, kadar melatonin malam hari mungkin tidak meningkat sebanyak pada orang dewasa.

Tingkat melatonin yang lebih rendah ini dapat menyebabkan masalah tidur pada lansia sehingga membuatnya bangun lebih awal.

Selain melatonin, produksi hormon lain seperti kortisol, testosteron, dan hormon pertumbuhan, juga cenderung berubah seiring bertambahnya usia.

Perubahan hormonal ini dapat mengakibatkan bangun lebih awal atau gangguan pola tidur lainnya.

Baca juga: 9 Dampak Buruk Terlalu Banyak Tidur bagi Kesehatan

4. Sleep apnea

Sleep apnea merupakan gangguan tidur yang paling umum terjadi dan risikonya semakin besar seiring bertambahnya usia.

Gangguan ini menyebabkan jeda pernapasan saat tidur yang umumnya disebabkan oleh tersumbatnya napas ke paru-paru.

Diketahui, organ tubuh seseorang menjadi menurun kemampuannya karena faktor penuaan yang terjadi.

Sehingga, lansia akan lebih rentan mengalami gangguan tidur yang membuatnya mudah terbangun.

Baca juga: Mengapa Mulut Terbuka Saat Tidur? Ini Penjelasan dan Cara Mencegahnya

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus Diganti KRIS Maksimal 30 Juni 2025, Berapa Iurannya?

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus Diganti KRIS Maksimal 30 Juni 2025, Berapa Iurannya?

Tren
Penjelasan Polisi dan Dinas Perhubungan soal Parkir Liar di Masjid Istiqlal Bertarif Rp 150.000

Penjelasan Polisi dan Dinas Perhubungan soal Parkir Liar di Masjid Istiqlal Bertarif Rp 150.000

Tren
Apa yang Terjadi jika BPJS Kesehatan Tidak Aktif Saat Membuat SKCK?

Apa yang Terjadi jika BPJS Kesehatan Tidak Aktif Saat Membuat SKCK?

Tren
Uji Coba Implan Otak Neuralink Pertama untuk Manusia Alami Masalah, Ini Penyebabnya

Uji Coba Implan Otak Neuralink Pertama untuk Manusia Alami Masalah, Ini Penyebabnya

Tren
BPOM Rilis 76 Obat Tradisional Tidak Memenuhi Syarat dan BKO, Ini Daftarnya

BPOM Rilis 76 Obat Tradisional Tidak Memenuhi Syarat dan BKO, Ini Daftarnya

Tren
Update Banjir Sumbar: Korban Meninggal 41 Orang, Akses Jalan Terputus

Update Banjir Sumbar: Korban Meninggal 41 Orang, Akses Jalan Terputus

Tren
Ini Penyebab Banjir Bandang Landa Sumatera Barat, 41 Orang Dilaporkan Meninggal

Ini Penyebab Banjir Bandang Landa Sumatera Barat, 41 Orang Dilaporkan Meninggal

Tren
Gara-gara Mengantuk, Pendaki Gunung Andong Terpeleset dan Masuk Jurang

Gara-gara Mengantuk, Pendaki Gunung Andong Terpeleset dan Masuk Jurang

Tren
Badai Matahari Mei 2024 Jadi yang Terkuat dalam 20 Tahun Terakhir, Apa Saja Dampaknya?

Badai Matahari Mei 2024 Jadi yang Terkuat dalam 20 Tahun Terakhir, Apa Saja Dampaknya?

Tren
5 Temuan Polisi soal Kondisi Bus yang Kecelakaan di Subang, Bekas AKDP hingga Rangka Berubah

5 Temuan Polisi soal Kondisi Bus yang Kecelakaan di Subang, Bekas AKDP hingga Rangka Berubah

Tren
Nilai Tes Online Rekrutmen BUMN Tiba-tiba Turun di Bawah Standar, Ini Kronologinya

Nilai Tes Online Rekrutmen BUMN Tiba-tiba Turun di Bawah Standar, Ini Kronologinya

Tren
Pakai Cobek dan Ulekan Batu Disebut Picu Batu Ginjal, Ini Faktanya

Pakai Cobek dan Ulekan Batu Disebut Picu Batu Ginjal, Ini Faktanya

Tren
7 Pilihan Ikan Tinggi Zat Besi, Hindari Kurang Darah pada Remaja Putri

7 Pilihan Ikan Tinggi Zat Besi, Hindari Kurang Darah pada Remaja Putri

Tren
Pendaftaran CPNS 2024: Link SSCASN, Jadwal, dan Formasinya

Pendaftaran CPNS 2024: Link SSCASN, Jadwal, dan Formasinya

Tren
6 Tanda Tubuh Terlalu Banyak Konsumsi Garam

6 Tanda Tubuh Terlalu Banyak Konsumsi Garam

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com