Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aktris Arawinda Mengaku Mengidap Vaginismus, Gangguan Penyakit Apa Itu?

Kompas.com - 09/09/2023, 20:00 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

"(Terasa) sangat sakit (saat penetrasi penis ke vagina). Hubungan seksual bisa terjadi tapi lebih banyak yang nggak berhasil," lanjut Yeni.

Menurut dia, vaginismus biasanya baru bisa diketahui saat perempuan akan berhubungan seksual.

Selain itu, nyeri pada vagina dapat terasa saat jari tidak bisa masuk ke vagina karena sakit, sulit memasang tampon, atau diketahui saat menjalani pemeriksaan kandungan di dokter.

Baca juga: Bagaimana Ciri Vagina Sehat? Ini Penjelasan Dokter Boyke

Cara mengatasi vaginismus

Yeni menegaskan, vaginismus disebabkan oleh kelainan organ sejak lahir. Rasa sakit yang dialami penderita juga kondisi yang memang benar terjadi.

"Bukan lebay, kurang rileks, tidak bisa melayani suami, itu stigma. Bukan tidak mau, tapi tidak bisa," ujar dia.

Yeni menyebut, penderita bahkan bisa merasa sangat nyeri sampai pingsan akibat vaginismus. Meski begitu, ia mengungkapkan penderita vaginismus berpeluang 97 persen sembuh dan tidak kambuh lagi.

"Sisanya bisa kembali. Karena kurang support dari suami dan tidak ada latihan. Memang harus rutin terapi," lanjutnya.

Untuk mengatasi vaginismus, Yeni menyebut perempuan perlu memeriksakan diri ke dokter. Umumnya, pasien datang dua minggu setelah menikah dan saat vagina terasa sakit.

Dokter akan memastikan kelainan pada anatomi tubuh penderita. Misalnya, ukuran lubang selaput dara dan ketebalan dindingnya.

Selain itu, kemungkinan adanya pertumbuhan jaringan berlebihan yang melintang di antara lubang vagina.

Setelah terbukti vaginismus, dokter akan memberikan anastesi atau bius pada vagina bagian depan untuk mencegah saraf yang sensitif terasa sakit.

Selanjutnya, alat bernama dilator akan dimasukkan ke lubang vagina, dari ukuran diameter sekecil jari sampai seukuran penis normal. Proses ini disebut dilatasi.

"(Penderita) diajari posisinya rileks, pernapasan diafragma, relaksasi supaya tidak kontraksi berlebihan yang menyebabkan otot kaku," tambah Yeni.

Ia menyebut, proses dilatasi akan dibantu dengan injeksi botoks yang berguna untuk melemaskan otot vagina. Dilatasi bisa dilakukan secara mandiri selama 4-6 bulan.

Menurut Yeni, cara tersebut akan membuat otot vagina menjadi lentur sehingga dapat  penetrasi tanpa rasa sakit akibat saraf yang sensitif.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Penelitian Ungkap Lari Bisa Menyembuhkan Patah Hati, Berapa Durasinya?

Penelitian Ungkap Lari Bisa Menyembuhkan Patah Hati, Berapa Durasinya?

Tren
Nuklir Bisa untuk Obati Kanker Tiroid, Apa Itu, Bagaimana Prosesnya?

Nuklir Bisa untuk Obati Kanker Tiroid, Apa Itu, Bagaimana Prosesnya?

Tren
Penjelasan UI soal UKT yang Mencapai Rp 161 Juta

Penjelasan UI soal UKT yang Mencapai Rp 161 Juta

Tren
Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Minum Teh Setelah Makan?

Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Minum Teh Setelah Makan?

Tren
Daftar Nama 11 Korban Meninggal Dunia Kecelakaan Bus di Subang

Daftar Nama 11 Korban Meninggal Dunia Kecelakaan Bus di Subang

Tren
Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik Warga, Begini Solusinya

Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik Warga, Begini Solusinya

Tren
Kapan Waktu Terbaik Minum Vitamin?

Kapan Waktu Terbaik Minum Vitamin?

Tren
Daftar Negara yang Mendukung Palestina Jadi Anggota PBB, Ada 9 yang Menolak

Daftar Negara yang Mendukung Palestina Jadi Anggota PBB, Ada 9 yang Menolak

Tren
Mengenal Como 1907, Klub Milik Orang Indonesia yang Sukses Promosi ke Serie A Italia

Mengenal Como 1907, Klub Milik Orang Indonesia yang Sukses Promosi ke Serie A Italia

Tren
Melihat Lokasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Jalur Rawan dan Mitos Tanjakan Emen

Melihat Lokasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Jalur Rawan dan Mitos Tanjakan Emen

Tren
Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Tren
Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni 'Atlantis yang Hilang' di Lepas Pantai Australia

Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni "Atlantis yang Hilang" di Lepas Pantai Australia

Tren
4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

Tren
Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Tren
Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com