Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Empat Pedang Berusia 1.900 Tahun Ditemukan di Laut Mati, Diduga Rampasan dari Tentara Romawi

Kompas.com - 09/09/2023, 07:30 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

"Benda itu terlihat seperti tumpukan buku. Tapi ternyata pedang," jelas arkeolog Oriya Amichay.

"Tentu saja, kita tahu ceritanya dari sejarah. Tapi melihat temuan seperti itu berarti melihat sejarah di depan mata," tambahnya.

Baca juga: Peristiwa Kudatuli 27 Juli 1996, Sejarah, Tokoh, dan Kronologinya

Dugaan arkeolog

Arkeolog juga menyampaikan, lokasi keempat pedang ditemukan yang berada di dalam gua menunjukkan bahwa senjata ini dirampas dari tentara Romawi oleh pemberontak Yudea.

Keempat pedang tersebut diambil sebagai barang rampasan dari medan perang namun sengaja disembunyikan.

Tujuannya, supaya pedang itu dapat digunakan kembali yang kemungkinan dipakai selama pemberontakan besar kedua Yahudi melawan Kekaisaran Romawi di Yudea pada 132-135 M.

"Kami baru saja memulai penelitian terhadap gua dan simpanan senjata yang ditemukan di dalamnya," ujar Direktur Proyek Survei Gurun Yudea, Eitan Klein.

"Dengan tujuan untuk mencari tahu siapa pemilik pedang-pedang itu, di mana, kapan, dan oleh siapa pedang-pedang itu dibuat," sambungnya.

Baca juga: Cak Imin dan Sejarah Berdirinya Partai Kebangkitan Bangsa...

Diduga dibuat di Eropa

Keempat pedang berusia ribuan tahun yang ditemukan di Laut Mati belum menjalani penanggalan radiokarbon untuk menentukan usia pastinya.

Tetapi, pemeriksaan awal menunjukkan bahwa temuan tersebut adalah pedang yang digunakan tentara Romawi yang ditempatkan di Yudea selama masa pemberontakan Yahudi.

Seorang arkeolog Universitas Tel Aviv spesialis sejarah militer Romawi, Guy Stiebel, menyampaikan keempat pedang kemungkinan dibuat di sebuah provinsi di Eropa.

Setelah itu, tentara Romawi membawa keempat pedang tersebut ke Yudea.

Stiebel juga menjelaskan, kualitas pengawetan senjata-senjata tersebut sangat langka untuk senjata Romawi.

"Masing-masing dari mereka dapat menceritakan keseluruhan cerita," jelasnya dikutip dari New York Post.

D sisi lain, peneliti dari Hebrew University of Jerusalem, Boaz Langford, mengatakan bahwa keempat pedang seolah-olah masih bisa digunakan dengan baik.

"Bahkan 2.000 tahun setelah ditempa," imbuh Boaz.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Pohon Purba Beri Bukti Musim Panas 2023 adalah yang Terpanas dalam 2.000 Tahun

Pohon Purba Beri Bukti Musim Panas 2023 adalah yang Terpanas dalam 2.000 Tahun

Tren
7 Makanan Tinggi Kalori yang Menyehatkan, Cocok untuk Menaikkan Berat Badan

7 Makanan Tinggi Kalori yang Menyehatkan, Cocok untuk Menaikkan Berat Badan

Tren
Sosok Kemal Redindo, Anak SYL yang Minta Uang ke Pejabat Kementan untuk Aksesori Mobil

Sosok Kemal Redindo, Anak SYL yang Minta Uang ke Pejabat Kementan untuk Aksesori Mobil

Tren
Sejumlah Pemerintah Daerah Larang dan Batasi 'Study Tour', Pengamat Pendidikan: Salah Sasaran

Sejumlah Pemerintah Daerah Larang dan Batasi "Study Tour", Pengamat Pendidikan: Salah Sasaran

Tren
Gerbang Dunia Bawah di Siberia Semakin Terbuka Lebar Imbas Es Mencair

Gerbang Dunia Bawah di Siberia Semakin Terbuka Lebar Imbas Es Mencair

Tren
Viral, Video Penumpang KRL Terperosok Celah Peron Stasiun Sudirman

Viral, Video Penumpang KRL Terperosok Celah Peron Stasiun Sudirman

Tren
WNA Rusia Mengaku Dideportasi Usai Ungkap Kasus Narkoba, Ini Kata Polda Bali dan Imigrasi

WNA Rusia Mengaku Dideportasi Usai Ungkap Kasus Narkoba, Ini Kata Polda Bali dan Imigrasi

Tren
Video Viral Petugas Dishub Medan Disebut Memalak Pedagang Martabak, Ini Faktanya

Video Viral Petugas Dishub Medan Disebut Memalak Pedagang Martabak, Ini Faktanya

Tren
21 Layanan yang Tidak Ditanggung BPJS Kesehatan dalam Perpres Nomor 59 Tahun 2024, Apa Saja?

21 Layanan yang Tidak Ditanggung BPJS Kesehatan dalam Perpres Nomor 59 Tahun 2024, Apa Saja?

Tren
Rincian Penerimaan Gratifikasi Rp 23,5 Miliar Eks Kepala Bea Cukai DIY Eko Darmanto

Rincian Penerimaan Gratifikasi Rp 23,5 Miliar Eks Kepala Bea Cukai DIY Eko Darmanto

Tren
Persib Bandung Gandeng Pinjol sebagai Sponsor, Bagaimana Aturannya?

Persib Bandung Gandeng Pinjol sebagai Sponsor, Bagaimana Aturannya?

Tren
Berkaca pada Kasus Anak Depresi karena HP-nya Dijual, Psikolog: Kenali Bocah yang Berpotensi Depresi

Berkaca pada Kasus Anak Depresi karena HP-nya Dijual, Psikolog: Kenali Bocah yang Berpotensi Depresi

Tren
BMKG Keluarkan Peringatan Dini Gelombang Tinggi 15-16 Mei 2024, Ini Daftar Wilayahnya

BMKG Keluarkan Peringatan Dini Gelombang Tinggi 15-16 Mei 2024, Ini Daftar Wilayahnya

Tren
Daftar Lengkap Link Pengumuman Pendaftaran Sekolah Kedinasan 2024, Cek di Sini!

Daftar Lengkap Link Pengumuman Pendaftaran Sekolah Kedinasan 2024, Cek di Sini!

Tren
Aturan Baru, Peserta BPJS Kesehatan Bisa Naik Kelas Rawat Inap Kecuali Kategori Ini

Aturan Baru, Peserta BPJS Kesehatan Bisa Naik Kelas Rawat Inap Kecuali Kategori Ini

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com