Salah satunya, bolide yang terjadi di atas Kota Chelyabinsk, Rusia, sempat membuat kaca-kaca jendela rumah pecah karena getaran ledakannya.
"Dan tentu saja langit menjadi terang sesaat, ada juga laporan orang terluka karena terkena pecahan kaca," kata dia.
Baca juga: Muncul Penampakan Benda Bercahaya Meluncur ke Atas di Langit Lombok, Apa Itu?
Terpisah, astronom amatir Indonesia, Marufin Sudibyo menjelaskan, meteor biasa pada umumnya berasal dari meteoroid, batu yang melayang bebas di angkasa seukuran butiran debu hingga butir-butir pasir.
Sedangkan meteor terang atau fireball berasal dari meteoroid seukuran bola tennis hingga bola basket.
"Tergantung pada tipenya," papar Marufin kepada Kompas.com, Jumat.
Dia menyampaikan, meteor terang yang terlihat di langit Turkiye berwarna kehijauan karena banyak mengandung besi dan nikel.
Ketika terkena panas atau suhu tinggi, atom-atom nikel akan mengalami proses bernama promosi-eksitasi.
Proses tersebut menghasilkan pancaran foton atau cahaya dengan panjang gelombang khas pada warna kehijauan.
"Hampir semua tipe meteoroid memiliki kandungan besi dan nikel. Namun, kandungan yang berlimpah ada pada tipe meteoroid besi (siderit), meteoroid yang paling padat," ungkapnya.
Menurut Marufin, meteor terang yang dibentuk dari meteoroid besi atau meteoroid siderit dan memasuki atmosfer Bumi memiliki peluang terbesar untuk memproduksi meteorit.
Contoh populer dari hasil jatuhnya meteor terang ini, yakni meteorit dengan massa 500 kilogram yang ditemukan di lahan persawahan Kabupaten Jepara, Jawa Tengah pada 2008.
"Dan kini di tangan kolektor pribadi," lanjutnya.
Kendati demikian, untuk kasus yang terlihat di Turkiye, kemungkinan besar habis terbakar di atmosfer.
Pasalnya, kecemerlangan atau magnitudo pada puncaknya relatif kecil, belum seterang Bulan purnama.
"Kita bisa hitung kok. Dengan anggapan kecepatan 20 kilometer per detik pada sudut jatuh 45 derajat, butuh meteoroid siderit berdiameter minimal sekitar 1 meter (massa 4,1 ton) agar bisa memproduksi jatuhan meteorit," jelas Marufin.
Oleh karena itu, jatuhnya benda langit yang menghasilkan cahaya berwarna hijau di Turkiye tidak berdampak pada Bumi.
"Ya tidak berdampak apa pun," tandas Marufin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.