Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Video Viral Penampakan Langit Turkiye Seketika Penuh Cahaya Hijau, Ada Apa?

Kompas.com - 08/09/2023, 16:00 WIB
Diva Lufiana Putri,
Farid Firdaus

Tim Redaksi

Salah satunya, bolide yang terjadi di atas Kota Chelyabinsk, Rusia, sempat membuat kaca-kaca jendela rumah pecah karena getaran ledakannya.

"Dan tentu saja langit menjadi terang sesaat, ada juga laporan orang terluka karena terkena pecahan kaca," kata dia.

Baca juga: Muncul Penampakan Benda Bercahaya Meluncur ke Atas di Langit Lombok, Apa Itu?

Warna hijau akibat kandungan besi dan nikel

Terpisah, astronom amatir Indonesia, Marufin Sudibyo menjelaskan, meteor biasa pada umumnya berasal dari meteoroid, batu yang melayang bebas di angkasa seukuran butiran debu hingga butir-butir pasir.

Sedangkan meteor terang atau fireball berasal dari meteoroid seukuran bola tennis hingga bola basket.

"Tergantung pada tipenya," papar Marufin kepada Kompas.com, Jumat.

Dia menyampaikan, meteor terang yang terlihat di langit Turkiye berwarna kehijauan karena banyak mengandung besi dan nikel.

Ketika terkena panas atau suhu tinggi, atom-atom nikel akan mengalami proses bernama promosi-eksitasi.

Proses tersebut menghasilkan pancaran foton atau cahaya dengan panjang gelombang khas pada warna kehijauan.

"Hampir semua tipe meteoroid memiliki kandungan besi dan nikel. Namun, kandungan yang berlimpah ada pada tipe meteoroid besi (siderit), meteoroid yang paling padat," ungkapnya.

Menurut Marufin, meteor terang yang dibentuk dari meteoroid besi atau meteoroid siderit dan memasuki atmosfer Bumi memiliki peluang terbesar untuk memproduksi meteorit.

Contoh populer dari hasil jatuhnya meteor terang ini, yakni meteorit dengan massa 500 kilogram yang ditemukan di lahan persawahan Kabupaten Jepara, Jawa Tengah pada 2008.

"Dan kini di tangan kolektor pribadi," lanjutnya.

Tak berdampak pada Bumi

Kendati demikian, untuk kasus yang terlihat di Turkiye, kemungkinan besar habis terbakar di atmosfer.

Pasalnya, kecemerlangan atau magnitudo pada puncaknya relatif kecil, belum seterang Bulan purnama.

"Kita bisa hitung kok. Dengan anggapan kecepatan 20 kilometer per detik pada sudut jatuh 45 derajat, butuh meteoroid siderit berdiameter minimal sekitar 1 meter (massa 4,1 ton) agar bisa memproduksi jatuhan meteorit," jelas Marufin.

Oleh karena itu, jatuhnya benda langit yang menghasilkan cahaya berwarna hijau di Turkiye tidak berdampak pada Bumi.

"Ya tidak berdampak apa pun," tandas Marufin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Parlemen Israel Loloskan RUU yang Menyatakan UNRWA sebagai Organisasi Teroris

Parlemen Israel Loloskan RUU yang Menyatakan UNRWA sebagai Organisasi Teroris

Tren
Apakah Haji Tanpa Visa Resmi Hukumnya Sah? Simak Penjelasan PBNU

Apakah Haji Tanpa Visa Resmi Hukumnya Sah? Simak Penjelasan PBNU

Tren
Satu Orang Meninggal Dunia Usai Tersedot Turbin Pesawat di Bandara Amsterdam

Satu Orang Meninggal Dunia Usai Tersedot Turbin Pesawat di Bandara Amsterdam

Tren
Pria Jepang yang Habiskan Rp 213 Juta demi Jadi Anjing, Kini Ingin Jadi Hewan Berkaki Empat Lain

Pria Jepang yang Habiskan Rp 213 Juta demi Jadi Anjing, Kini Ingin Jadi Hewan Berkaki Empat Lain

Tren
9 Orang yang Tak Disarankan Minum Teh Bunga Telang, Siapa Saja?

9 Orang yang Tak Disarankan Minum Teh Bunga Telang, Siapa Saja?

Tren
MA Ubah Syarat Usia Calon Kepala Daerah, Diputuskan 3 Hari, Picu Spekulasi Jalan Mulus bagi Kaesang

MA Ubah Syarat Usia Calon Kepala Daerah, Diputuskan 3 Hari, Picu Spekulasi Jalan Mulus bagi Kaesang

Tren
Profil Budi Djiwandono, Keponakan Prabowo yang Disebut Bakal Maju Pilkada Jakarta 2024

Profil Budi Djiwandono, Keponakan Prabowo yang Disebut Bakal Maju Pilkada Jakarta 2024

Tren
Tapera dan Kekhawatiran Akan Korupsi Asabri-Jiwasraya Jilid 2

Tapera dan Kekhawatiran Akan Korupsi Asabri-Jiwasraya Jilid 2

Tren
Sarkofagus Ramses II Ditemukan berkat Hieroglif dengan Lambang Nama Firaun

Sarkofagus Ramses II Ditemukan berkat Hieroglif dengan Lambang Nama Firaun

Tren
Kapan Pengumuman Tes Online Tahap 2 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Kapan Pengumuman Tes Online Tahap 2 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Tren
Saat Korea Utara Terbangkan Balon Udara Berisi Sampah dan Kotoran ke Wilayah Korsel...

Saat Korea Utara Terbangkan Balon Udara Berisi Sampah dan Kotoran ke Wilayah Korsel...

Tren
China Hukum Mati Pejabat yang Terima Suap Rp 2,4 Triliun

China Hukum Mati Pejabat yang Terima Suap Rp 2,4 Triliun

Tren
Kandungan dan Kegunaan Susu Evaporasi, Kenali Pula Efek Sampingnya!

Kandungan dan Kegunaan Susu Evaporasi, Kenali Pula Efek Sampingnya!

Tren
Pekerja Tidak Bayar Iuran Tapera Terancam Sanksi, Apa Saja?

Pekerja Tidak Bayar Iuran Tapera Terancam Sanksi, Apa Saja?

Tren
Pedangdut Nayunda Minta ke Cucu SYL agar Dijadikan Tenaga Honorer Kementan, Total Gaji Rp 45 Juta

Pedangdut Nayunda Minta ke Cucu SYL agar Dijadikan Tenaga Honorer Kementan, Total Gaji Rp 45 Juta

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com