Sebenarnya, Gus Dur semula tidak setuju adanya kelompok-kelompok dalam organisasi yang ingin mendirikan partai NU, karena terkesan mengaitkan agama dan politik. Namun, sikap itu mulai mengendur pada akhir Juni 1998 dan bersedia menginisiasi kelahiran partai.
Hal ini diperkuat dengan dukungan beberapa tokoh NU lainnya, seperti KH Munasir Ai, KH Ilyas Ruchiyat, KH A Mustofa Bisri, dan KH A Muchith Muzadi.
Melalui hasil musyawarah Tim Asistensi Lajnah, Tim Lajnah, Tim NU, Tim Asistensi NU, perwakilan Wilayah, para tokoh pesantren, dan tokoh masyarakat, maka disepakati pembentukan partai berbasis ahlussunah wal jamaah.
Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) akhirnya resmi dideklarasikan Pada 23 Juli 1998.
Baca juga: Hak dan Kewajiban Partai Politik
Ketokohan Gus Dur diketahui mampu mendongkrak suara PKB pada keikutsertaannya dalam Pemilu 1999.
Meski partai baru, PKB sukses meraup 13.336.982 suara (12,61 persen) dan meraih 51 kursi di DPR.
Gus Dur bahkan terpilih menjadi Presiden Indonesia dengan koalisi poros tengahnya.
Pada Pemilu 2004, PKB juga masuk lima besar partai dengan perolehan suara terbanyak.
Saat itu, PKB berada pada peringkat ketiga dengan suara 12.002.885 (10,62 persen) dan mendapatkan 52 kursi DPR.
Baca juga: Sumber Keuangan Partai Politik, dari Mana Saja?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.