Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hujan di Jakarta Ada Andil Modifikasi Cuaca, Bagaimana Prosesnya?

Kompas.com - 29/08/2023, 17:30 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

 

Proses modifikasi cuaca

Lebih lanjut, Edvin menjelaskan bagaimana proses modifikasi cuaca untuk menciptakan hujan buatan di wilayah Jabodetabek dilakukan.

"Tujuan hujan buatan memperbesar engine awan agar tumbuh ke atas dengan menambah CCN (Cloud Condensation Nuclei) dan agar tumbuh ke bawah dengan menambah garam (NaCl atau Sodium chlorida), sehingga hujan turun lebih banyak," jelasnya.

Ia menjelaskan,pesawat atau helikopter akan membawa dua zat tersebut ke awan. Kemudian, CCN dan garam ditaburkan ke awan. 

Setelah ditaburkan, CCN dan garam akan memicu proses kondensasi awan. Awan kemudian membesar dan melebar dengan kandungan uap air lebih banyak. Nantinya, hujan kemudian turun ke wilayah yang diharapkan.

Meski proses tersebut dapat dilakukan, Edvin menyebut pelaksanaan modifikasi cuaca tergantung dengan kondisi awan di langit.

Dibutuhkan perhitungan tepat untuk menyesuaikan kondisi awan yang tepat untuk bisa dilakukan pembuatan hujan buatan. Jika proses modifikasi cuaca dapat dilakukan, hanya butuh sekitar setengah jam sampai hujan buatan bisa turun.

"Hujan buatan ini dapat mengurangi polusi udara," tambahnya 

Edvin menjelaskan, tetesan air hujan akan meluruhkan polutan atau partikel penyebab polisi yang ada di atmosfer.

Ia menyebut, hujan alami akan lebih ampuh mengatasi polusi udara. Namun karena wilayah Jabodetabek dilanda musim kemarau, hujan buatan ini dapat menggantikan hujan alami dalam menghilangkan polutan.

"Hujan buatan bisa dilakukan berkali-kali. Tergantung dari situasi meteorologisnya. (Dibutuhkan) kerja sama dengan BMKG dan perhitungan," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Tren
Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Tren
Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Tren
7 Fakta Menarik tentang Otak Kucing, Mirip seperti Otak Manusia

7 Fakta Menarik tentang Otak Kucing, Mirip seperti Otak Manusia

Tren
Cerita Muluwork Ambaw, Wanita Ethiopia yang Tak Makan-Minum 16 Tahun

Cerita Muluwork Ambaw, Wanita Ethiopia yang Tak Makan-Minum 16 Tahun

Tren
Mesin Pesawat Garuda Sempat Terbakar, Jemaah Haji Asal Makassar Sujud Syukur Setibanya di Madinah

Mesin Pesawat Garuda Sempat Terbakar, Jemaah Haji Asal Makassar Sujud Syukur Setibanya di Madinah

Tren
Ada Vitamin B12, Mengapa Tidak Ada B4, B8, B10, dan B11?

Ada Vitamin B12, Mengapa Tidak Ada B4, B8, B10, dan B11?

Tren
Apa yang Dilakukan Jemaah Haji Saat Tiba di Bandara Madinah? Ini Alur Kedatangannya

Apa yang Dilakukan Jemaah Haji Saat Tiba di Bandara Madinah? Ini Alur Kedatangannya

Tren
Kisah Omar, Hilang Selama 26 Tahun, Ditemukan Hanya 200 Meter dari Rumahnya

Kisah Omar, Hilang Selama 26 Tahun, Ditemukan Hanya 200 Meter dari Rumahnya

Tren
Naik Rp 13,4 Miliar Selama 2023, Berikut Rincian Harta Kekayaan Jokowi

Naik Rp 13,4 Miliar Selama 2023, Berikut Rincian Harta Kekayaan Jokowi

Tren
Mengenal PTN BLU di Indonesia: Daftar Kampus dan Bedanya dari PTN BH

Mengenal PTN BLU di Indonesia: Daftar Kampus dan Bedanya dari PTN BH

Tren
Kevin Sanjaya Resmi Nyatakan Pensiun Dini dari Bulu Tangkis, Ini Alasannya

Kevin Sanjaya Resmi Nyatakan Pensiun Dini dari Bulu Tangkis, Ini Alasannya

Tren
Serba-serbi Pendaftaran Sekolah Kedinasan 2024: Prodi, Formasi, dan Penempatan

Serba-serbi Pendaftaran Sekolah Kedinasan 2024: Prodi, Formasi, dan Penempatan

Tren
Siasat SYL 'Peras' Pejabat Kementan, Ancam Copot Jabatan, dan Paksa Mengundurkan Diri

Siasat SYL "Peras" Pejabat Kementan, Ancam Copot Jabatan, dan Paksa Mengundurkan Diri

Tren
Cara Daftar Sekolah Kedinasan STMKG, STIN, dan STIS 2024

Cara Daftar Sekolah Kedinasan STMKG, STIN, dan STIS 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com