Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polda Metro Jaya Semprot Jalan untuk Kurangi Polusi, Walhi: Jangkauannya Terbatas

Kompas.com - 26/08/2023, 06:45 WIB
Alinda Hardiantoro,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

 

Walhi: Water cannon hanya membilas polutan udara

Direktur Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Suci Fitriah Tanjung mengatakan, penyiraman menggunakan water cannon hanya dapat menjangkau polusi udara di area terbatas.

Sementara polutan yang berada di posisi lebih tinggi kemungkinan tidak bisa dijangkau. 

Padahal, jika dilihat dari foto udara yang diambil dari pesawat menunjukkan bahwa langit Ibu Kota cenderung berwarna abu-abu yang menandakan polusi telah sampai ke atas.

Sementara itu, penyemprotan menggunakan water cannon mirip dengan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) atau rekayasa cuaca.

"Skala kecilnya menyiram area yang mudah dijangkau masyarakat dengan alat sederhana, atau water canon. Jadi, logikanya hanya akan membilas polutan di udara. Ini sifatnya tentu bukan solusi yang bisa dirasakan lebih lama," kata Suci kepada Kompas.com, Jumat (25/8/2023).

Oleh karena itu, terkait efektivitas penyemprotan menggunakan water canon di sejumlah ruas jalan Jakarta masih perlu dipelajari. 

Baca juga: Batuk Jokowi dan Bahaya Polusi Udara bagi Kesehatan...

Solusi polusi udara di Jakarta

Suci mengatakan, penyemprotan menggunakan water cannon maupun hujan buatan, menurutnya bukan solusi jangka panjang untuk mengatasi permasalahan polusi udara di Jakarta.

Menurutnya, cara mengatasi masalah polusi udara di Jakarta adalah dengan membereskan akar masalahnya, baik itu dari industri, PLTU, maupun transportasi.

“Tetapi yang paling penting adalah ketegasan pelaksanaan fungsi pengawasan. Di Jakarta, arah strategisnya masih fokus ke kendaraan bermotor, sementara untuk industri masih sangat lemah,” kata Suci.

Sementara untuk yang sifatnya emisi lintas batas seperti yang bersumber dari PLTU dan industri menurutnya perlu dibicarakan bersama dengan pihak terkait. 

“Pemerintah pusat harus bertindak melakukan supervisi ketiga daerah. Kami melihat sudah ada strategi ke arah situ. Tinggal kita tunggu, apakah benar-benar akan dijalankan atau selesai menjadi lips service karena reaksi publik sedang tinggi saja,” tandas Suci.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Nuklir Bisa untuk Obati Kanker Tiroid, Apa Itu, Bagaimana Prosesnya?

Nuklir Bisa untuk Obati Kanker Tiroid, Apa Itu, Bagaimana Prosesnya?

Tren
Penjelasan UI soal UKT yang Mencapai Rp 161 Juta

Penjelasan UI soal UKT yang Mencapai Rp 161 Juta

Tren
Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Minum Teh Setelah Makan?

Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Minum Teh Setelah Makan?

Tren
Daftar Nama 11 Korban Meninggal Dunia Kecelakaan Bus di Subang

Daftar Nama 11 Korban Meninggal Dunia Kecelakaan Bus di Subang

Tren
Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik Warga, Begini Solusinya

Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik Warga, Begini Solusinya

Tren
Kapan Waktu Terbaik Minum Vitamin?

Kapan Waktu Terbaik Minum Vitamin?

Tren
Daftar Negara yang Mendukung Palestina Jadi Anggota PBB, Ada 9 yang Menolak

Daftar Negara yang Mendukung Palestina Jadi Anggota PBB, Ada 9 yang Menolak

Tren
Mengenal Como 1907, Klub Milik Orang Indonesia yang Sukses Promosi ke Serie A Italia

Mengenal Como 1907, Klub Milik Orang Indonesia yang Sukses Promosi ke Serie A Italia

Tren
Melihat Lokasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Jalur Rawan dan Mitos Tanjakan Emen

Melihat Lokasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Jalur Rawan dan Mitos Tanjakan Emen

Tren
Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Tren
Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni 'Atlantis yang Hilang' di Lepas Pantai Australia

Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni "Atlantis yang Hilang" di Lepas Pantai Australia

Tren
4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

Tren
Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Tren
Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Tren
8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com