Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Polda Metro Jaya Semprot Jalan untuk Kurangi Polusi, Walhi: Jangkauannya Terbatas

KOMPAS.com - Polda Metro Jaya melakukan penyemprotan di sejumlah ruas jalan protokol DKI Jakarta untuk mengurangi dampak polusi udara menggunakan water cannon. 

Kegiatan penyemprotan air dengan kendaraan water canon oleh Polda Metro Jaya itu diunggah di laman media sosialnya @Poldametrojaya_, Kamis (24/8/2023).

"MENGURANGI DAMPAK POLUSI UDARA

Dampak Polusi Udara di Jakarta Sudah Sangat memprihatinkan, maka dari itu Polri Khususnya Polda Metro Jaya melakukan Pengecekan Kendaraan Taktis Water Canon dan dilakukan Penyemprotan Jalan Prokol Guna Mengurangi Dampak Polusi Udara di Jakarta," tulis uanggahan itu.

Video penyemportan menggunakan water cannon itu mendapat respon dari sejumlah warganet di Twitter. Ada yang mempertanyakan efektivitas penyemprotan tersebut. 

Sebab ada yang menilai, polusi udara lebih banyak terjadi di atas, sedangkan penyemprotan dilakukan di bawah. 

"Pak, polusinya kan diatas. Knp nyemprotnya dibawah," tulis akun @_red*******.

"Efektif kah?" tulis akun @sosmedkeras.

Kegiatan itu dilakukan dengan menyiram dua sisi Jalan Jenderal Sudirman hingga Patung Pemuda Membangun, Senayan, Jakarta Pusat.

Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko mengatakan, penyemprotan bertujuan untuk menekan polusi udara di Jakarta belakangan ini.

"Polri khususnya Polda Metro Jaya melakukan kesiapan dengan pengecekan kendaraan taktis water cannon, dan kemudian melakukan penyemprotan jalan protokol guna mengurangi dampak polusi udara di Jakarta," kata Trunoyudo dilansir dari Kompas TV.

Polda Metro Jaya mengerahkan empat mobil water cannon untuk penyemprotan di seputaran area Jalan Merdeka Barat Monas, Jalan Jenderal Sudirman, dan Patung Pemuda Membangun Senayan.


Walhi: Water cannon hanya membilas polutan udara

Direktur Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Suci Fitriah Tanjung mengatakan, penyiraman menggunakan water cannon hanya dapat menjangkau polusi udara di area terbatas.

Sementara polutan yang berada di posisi lebih tinggi kemungkinan tidak bisa dijangkau. 

Padahal, jika dilihat dari foto udara yang diambil dari pesawat menunjukkan bahwa langit Ibu Kota cenderung berwarna abu-abu yang menandakan polusi telah sampai ke atas.

Sementara itu, penyemprotan menggunakan water cannon mirip dengan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) atau rekayasa cuaca.

"Skala kecilnya menyiram area yang mudah dijangkau masyarakat dengan alat sederhana, atau water canon. Jadi, logikanya hanya akan membilas polutan di udara. Ini sifatnya tentu bukan solusi yang bisa dirasakan lebih lama," kata Suci kepada Kompas.com, Jumat (25/8/2023).

Oleh karena itu, terkait efektivitas penyemprotan menggunakan water canon di sejumlah ruas jalan Jakarta masih perlu dipelajari. 

Solusi polusi udara di Jakarta

Suci mengatakan, penyemprotan menggunakan water cannon maupun hujan buatan, menurutnya bukan solusi jangka panjang untuk mengatasi permasalahan polusi udara di Jakarta.

Menurutnya, cara mengatasi masalah polusi udara di Jakarta adalah dengan membereskan akar masalahnya, baik itu dari industri, PLTU, maupun transportasi.

“Tetapi yang paling penting adalah ketegasan pelaksanaan fungsi pengawasan. Di Jakarta, arah strategisnya masih fokus ke kendaraan bermotor, sementara untuk industri masih sangat lemah,” kata Suci.

Sementara untuk yang sifatnya emisi lintas batas seperti yang bersumber dari PLTU dan industri menurutnya perlu dibicarakan bersama dengan pihak terkait. 

“Pemerintah pusat harus bertindak melakukan supervisi ketiga daerah. Kami melihat sudah ada strategi ke arah situ. Tinggal kita tunggu, apakah benar-benar akan dijalankan atau selesai menjadi lips service karena reaksi publik sedang tinggi saja,” tandas Suci.

https://www.kompas.com/tren/read/2023/08/26/064500465/polda-metro-jaya-semprot-jalan-untuk-kurangi-polusi-walhi--jangkauannya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke