Guna mencegah timbunan lemak, terutama pada orang yang jarang bergerak, cobalah membatasi konsumsi alpukat sekitar 2 ons atau seperempat cangkir.
Baca juga: 6 Efek Samping Pisang jika Dikonsumsi Terlalu Banyak, Apa Saja?
Efek samping alpukat selanjutnya adalah menimbulkan efek pencahar dan masalah pencernaan lain.
Buah ini mengandung karbohidrat rantai kecil yang disebut poliol. Jika dikonsumsi dalam jumlah melimpah, senyawa organik ini dapat memicu buang air besar terus-menerus.
Bukan hanya itu, pada orang dengan intoleransi bahan ini, mungkin akan mengalami kembung, kelebihan gas, atau sakit perut hingga 48 jam setelah memakannya.
Di sisi lain, pakar nutrisi Shena Jaramillo menyampaikan, satu buah alpukat merupakan sumber serat yang baik, sekitar setengah dari asupan harian yang direkomendasikan.
Meski sangat penting, mengonsumsi serat terlalu banyak dalam satu kali makan dapat menyebabkan gangguan perut.
"Mengonsumsi terlalu banyak serat dalam satu kali makan dapat menyebabkan kembung, sakit perut, dan sembelit, terutama jika Anda tidak terbiasa dengan diet tinggi serat," ungkapnya.
Alpukat merupakan sumber asam amino tirosin yang secara alami terurai menjadi tiramin dalam tubuh.
Kandungan tiramin dalam buah ini kerap dikaitkan dengan penyebab migrain atau sakit kepala sebelah.
Pasalnya, tiramin pada alpukat tergolong cukup tinggi, sehingga berpotensi memicu sakit kepala dan meningkatkan tekanan darah.
National Headache Foundation pun mencatat, alpukat adalah salah satu makanan yang masuk kategori "digunakan dengan hati-hati" jika sedang mengalami sakit kepala.
Baca juga: 3 Efek Samping Melon, Berapa Banyak yang Aman Dimakan?
Dokter dan ahli diet melaporkan, beberapa orang mengalami reaksi alergi ringan setelah makan banyak alpukat, seperti rasa gatal pada bibir, mulut, dan tenggorokan.
Tak hanya itu, studi dalam Biochemical Society Transactions menunjukkan, setengah dari orang yang alergi lateks, protein tertentu dalam lateks karet, lebih sensitif terhadap makanan nabati tertentu.