Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Menguap Bisa Menular? Simak Penjelasan Berikut...

Kompas.com - 21/08/2023, 08:00 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pernahkah Anda menguap tak lama setelah melihat orang lain di sekitar Anda menguap? Kondisi ini memang kerap dialami oleh banyak orang.

Tak heran, muncul anggapan jika menguap bisa menular, layaknya virus.

Menguap disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah membantu mengatur suhu otak.

Dalam sebuah studi, peneliti menemukan bahwa menguap membantu termoregulasi otak. Ini berarti dapat membantu otak mempertahankan suhu internal intinya.

Baca juga: Mengapa Semua Orang Suka Menguap dan Menggeliat ketika Bangun Tidur?


Baca juga: Viral, Kisah Rahang Tak Bisa Menutup Setelah Menguap, Apa Penyebabnya?

 

Lantas, benarkah menguap bisa menular?

Ada beragam studi yang mengungkap di balik anggapan menguap itu menular.

Dikutip dari Cleveland Clinic, menguap awal seseorang dianggap sebagai menguap spontan. Ketika Anda menguap sebagai respons, ini dianggap sebagai menguap yang menular.

Penelitian pada 2011 menemukan, menguap spontan dan menular muncul dari mekanisme mendasar yang terlibat dalam mengatur suhu otak Anda.

Jadi, banyak peneliti berteori bahwa menguap akan menular jika berada pada kondisi tertentu.

Kondisi yang dimaksudkan adalah ketika Anda menguap setelah melihat orang lain menguap, kemungkinan besar karena Anda berdua berada di daerah yang sama dengan iklim yang sama.

Pada gilirannya, kedua otak merespons penyesuaian suhu.

Baca juga: 10 Kebiasaan yang Bisa Merusak Gigi

Hubungan antara kedekatan sosial dan menguap

Ilustrasi menguap
Yahoolife Ilustrasi menguap

Sementara sebuah studi pada 2022 yang bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara kedekatan sosial dan menguap, menunjukkan hasil lain.

Hasil penelitian menunjukkan, orang yang menguap jika mereka melihat orang lain menguap, sebenarnya bukan karena respons empati atau emosional.

Sebaliknya, itu mungkin menjadi bagian dari perilaku kelompok yang disinkronkan.

Ini terjadi karena menguap membantu mengingatkan atau membangunkan tubuh. Tubuh kita mungkin merespons orang lain yang menguap sebagai cara untuk melindungi diri kita sendiri.

Baca juga: 9 Kebiasaan yang Bisa Merusak Ginjal, Apa Saja?

Dalam studi lain, disebutkan bahwa kemampuan kita untuk menahan menguap saat orang lain di dekat kita menguap terbatas.

Dikutip dari Science Daily, keinginan kita untuk menguap meningkat jika kita diperintahkan untuk menahan diri dari menguap.

Ini berarti, kecenderungan kita untuk menguap bersifat individual.

Menguap yang menular setelah mengamati orang lain menguap ini juga merupakan bentuk umum dari ekofenomena.

Ekofenomena adalah peniruan otomatis dari kata-kata (echolalia) atau tindakan orang lain (echopraxia).

Baca juga: 8 Kebiasaan yang Bisa Merusak Mata, Apa Saja?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Virus Raksasa Berusia 1,5 Miliar Tahun Ditemukan di Yellowstone, Ungkap Asal Usul Kehidupan di Bumi

Virus Raksasa Berusia 1,5 Miliar Tahun Ditemukan di Yellowstone, Ungkap Asal Usul Kehidupan di Bumi

Tren
3 Cara Melihat Aplikasi dan Situs yang Terhubung dengan Akun Google

3 Cara Melihat Aplikasi dan Situs yang Terhubung dengan Akun Google

Tren
BMKG: Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 22-23 Mei 2024

BMKG: Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 22-23 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] ICC Ajukan Surat Penangkapan Pemimpin Israel dan Hamas | Mengintip Jasa 'Santo Suruh' yang Unik

[POPULER TREN] ICC Ajukan Surat Penangkapan Pemimpin Israel dan Hamas | Mengintip Jasa "Santo Suruh" yang Unik

Tren
Kronologi Singapore Airlines Alami Turbulensi, 1 Penumpang Meninggal

Kronologi Singapore Airlines Alami Turbulensi, 1 Penumpang Meninggal

Tren
Kronologi Makam Mahasiswi UMY Dibongkar Sehari Usai Dimakamkan

Kronologi Makam Mahasiswi UMY Dibongkar Sehari Usai Dimakamkan

Tren
4 Korupsi SYL di Kementan: Beli Durian Rp 46 Juta dan Gaji Pedangdut

4 Korupsi SYL di Kementan: Beli Durian Rp 46 Juta dan Gaji Pedangdut

Tren
Penyebab Kelebihan Berat Badan dan Obesitas pada Anak yang Perlu Diwaspadai

Penyebab Kelebihan Berat Badan dan Obesitas pada Anak yang Perlu Diwaspadai

Tren
Ada 'Andil' AS di Balik Kecelakaan Heli yang Menewaskan Presiden Iran

Ada "Andil" AS di Balik Kecelakaan Heli yang Menewaskan Presiden Iran

Tren
Kata Psikolog soal Pria Kuntit dan Teror Perempuan di Surabaya Selama 10 Tahun

Kata Psikolog soal Pria Kuntit dan Teror Perempuan di Surabaya Selama 10 Tahun

Tren
Geliat Bursa Pilkada Jateng 2024, Sudah Ada Tiga Nama yang Berpeluang Maju

Geliat Bursa Pilkada Jateng 2024, Sudah Ada Tiga Nama yang Berpeluang Maju

Tren
Daftar Harga Sapi dan Kambing untuk Idul Adha 2024

Daftar Harga Sapi dan Kambing untuk Idul Adha 2024

Tren
Bobby Nasution, 2020 Daftar PDI-P, 2024 Pindah ke Gerindra

Bobby Nasution, 2020 Daftar PDI-P, 2024 Pindah ke Gerindra

Tren
Mobil Selebgram Zoe Levana Masuk Jalur Busway, Bisa Didenda Rp 50 Juta

Mobil Selebgram Zoe Levana Masuk Jalur Busway, Bisa Didenda Rp 50 Juta

Tren
Mirip di Taiwan, Sidang Paripurna Indonesia Juga Pernah Ricuh hingga Terjadi Insiden Palu Hilang

Mirip di Taiwan, Sidang Paripurna Indonesia Juga Pernah Ricuh hingga Terjadi Insiden Palu Hilang

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com