Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai Kasus Kakek Cabuli Anak di Bawah Umur, KPAI: Pelaku Mengincar Korban yang Lebih Lemah

Kompas.com - 15/08/2023, 09:30 WIB
Alinda Hardiantoro,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

"Dan ini tentu meninggalkan bekas mendalam untuk anak anak, yang perlu dicek para ahli psikolog. Agar jika ada korban selanjutnya, segera tertangani," ucapnya, saat dihubungi Kompas.com, Senin.

Sebenarnya aksi pelaku sudah pernah diingatkan karena ketahuan. Hanya kemudian berulang kembali.

Pelaku menyasar anak anak yang pulang sekolah, mengawasi, dan mengikutinya.

"Selalu saja pelaku, mengincar korban yang lebih lemah. Seperti di Agustus ini, pelakunya berkali kali diberitakan media adalah kakek kakek," tutur Jasra.

Saat melancarkan aksinya, pelaku biasanya akan mencari tempat sepi sehingga hanya disaksikan pelaku dan korban.

"(Pada) bayi, balita atau anak SD, mereka akan sulit mendeskripsikan, atau menjelaskan (tindak pelecehan yang sedang terjadi kepadanya)," tandas Jasra.

Pelaku juga kerap menyasar anak di bawah umur dengan memanfaatkan ketidakpahaman (kognitif) anak, ketidakberdayaan, serta menekan secara mental.

Baca juga: Soal Kasus Pelecehan Seksual di Rute Monas-Pulogadung, Transjakarta: Sudah Ditangkap

Pencegahan kasus tindak pelecehan seksual

Sebagai bentuk pencegahan, Jasra mengimbau agar semua stake holder ikut terlibat.

Pada tingkat pemerintahan setempat seperti RT, RW, kelurahan, kecamatan, bisa didorong untuk mengaktifkan kembali sistem Siskamling, Kamtibmas bersama Muspida.

Atau, bisa juga dengan mendata kembali bangunan kosong, lahan kosong, gang sempit yang sepi saat anak pulang sekolah, gang tanpa penerangan, dan rumah tidak terpakai.

"Saya kira pedoman Rute Aman Sekolah yang di miliki KPPPA dapat digunakan sebagai pedoman setiap daerah, terutama di tempat peristiwa slum area (permukiman kumuh) dan daerah yang banyak labirin gang yang sulit terawasi serta minim pengawasan CCTV," jelas dia.

Selain itu, sosialisasi tentang perlindungan anak di keluarga, sekolah, dan lingkungan juga diharapkan terus dilakukan.

"(Tujuannya untuk) meningkatkan partisipasi anak mengenal kesehatan reproduksi, apa yang boleh disentuh dan tidak, diajarkan cara melapor yang aman dan mengutamakan korban, menginformasikan fasilitas tempat lapor yang aman dan melindungi dan adanya lembaga rujukan yang standby serta menjamin kenyamanan masyarakat," kata Jasra.

Penanganan lintas profesi sesuai kebutuhan, tergambarkannya manajemen kasus, dan adanya cara mekanisme pelaporan juga penting untuk ditingkatkan dengan saksama.

Dengan begitu, masyarakat sadar dan paham kemana mengawal kasus dan melakukan pemulihan terhadap korban.

"(Pelaporan) diharapkan menjadi informasi yang terbuka, yang dekat dan mudah diakses, dengan dikemas menggunakan media kekinian. Tentu itu semua, dengan memperhatikan merahasiakan identitas korban, saksi, dan pelapornya," tandasnya.

Baca juga: Cerita Warganet Alami Pelecehan Seksual di Transjakarta, Pelaku Sempat Dikejar Petugas

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Tren
Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Tren
Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Tren
7 Fakta Menarik tentang Otak Kucing, Mirip seperti Otak Manusia

7 Fakta Menarik tentang Otak Kucing, Mirip seperti Otak Manusia

Tren
Cerita Muluwork Ambaw, Wanita Ethiopia yang Tak Makan-Minum 16 Tahun

Cerita Muluwork Ambaw, Wanita Ethiopia yang Tak Makan-Minum 16 Tahun

Tren
Mesin Pesawat Garuda Sempat Terbakar, Jemaah Haji Asal Makassar Sujud Syukur Setibanya di Madinah

Mesin Pesawat Garuda Sempat Terbakar, Jemaah Haji Asal Makassar Sujud Syukur Setibanya di Madinah

Tren
Ada Vitamin B12, Mengapa Tidak Ada B4, B8, B10, dan B11?

Ada Vitamin B12, Mengapa Tidak Ada B4, B8, B10, dan B11?

Tren
Apa yang Dilakukan Jemaah Haji Saat Tiba di Bandara Madinah? Ini Alur Kedatangannya

Apa yang Dilakukan Jemaah Haji Saat Tiba di Bandara Madinah? Ini Alur Kedatangannya

Tren
Kisah Omar, Hilang Selama 26 Tahun, Ditemukan Hanya 200 Meter dari Rumahnya

Kisah Omar, Hilang Selama 26 Tahun, Ditemukan Hanya 200 Meter dari Rumahnya

Tren
Naik Rp 13,4 Miliar Selama 2023, Berikut Rincian Harta Kekayaan Jokowi

Naik Rp 13,4 Miliar Selama 2023, Berikut Rincian Harta Kekayaan Jokowi

Tren
Mengenal PTN BLU di Indonesia: Daftar Kampus dan Bedanya dari PTN BH

Mengenal PTN BLU di Indonesia: Daftar Kampus dan Bedanya dari PTN BH

Tren
Kevin Sanjaya Resmi Nyatakan Pensiun Dini dari Bulu Tangkis, Ini Alasannya

Kevin Sanjaya Resmi Nyatakan Pensiun Dini dari Bulu Tangkis, Ini Alasannya

Tren
Serba-serbi Pendaftaran Sekolah Kedinasan 2024: Prodi, Formasi, dan Penempatan

Serba-serbi Pendaftaran Sekolah Kedinasan 2024: Prodi, Formasi, dan Penempatan

Tren
Siasat SYL 'Peras' Pejabat Kementan, Ancam Copot Jabatan, dan Paksa Mengundurkan Diri

Siasat SYL "Peras" Pejabat Kementan, Ancam Copot Jabatan, dan Paksa Mengundurkan Diri

Tren
Cara Daftar Sekolah Kedinasan STMKG, STIN, dan STIS 2024

Cara Daftar Sekolah Kedinasan STMKG, STIN, dan STIS 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com