Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hujan Meteor Perseid 13 Agustus: Waktu Puncak, Proses Terjadi, dan Cara Melihatnya

Kompas.com - 11/08/2023, 14:30 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Fenomena hujan meteor perseid akan menghiasi langit malam di seluruh dunia dan mencapai puncaknya pada 12-13 Agustus 2023.

Kepala Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Emanuel Sungging mengungkapkan, puncak hujan meteor perseid di Indonesia dapat dilihat selama waktu pengamatan pukul 00.14-05.36 WIB.

Selain itu, ia menyampaikan bahwa hujan meteor perseid tersebut merupakan fenomena yang sepanjang tahun ada di Indonesia.

"Bedanya hujan meteor perseid dengan hujan meteor lainnya yaitu tergantung waktu, karena setiap waktu melintasi wilayah berbeda sepanjang tahun. Sementara itu, di Indonesia sendiri fenomena ini selalu terjadi sepanjang tahun," ujarnya kepada Kompas.com, Jumat (11/8/2023).

Lebih lanjut Emanuel mengungkapkan, hujan meteor perseid terjadi kala Bumi mengelilingi Matahari dan sering kali melewati wilayah debu kosmis dalam tata surya.

Di mana, debu kosmis tersebut menjadi sumber hujan meteor ketika debu masuk atmosfer Bumi.

Baca juga: Puncak Hujan Meteor Terjadi 12-13 Agustus 2023, Ini Waktu Terbaik Melihatnya


Apa itu hujan meteor perseid?

Dilansir dari Kompas TV, hujan meteor merupakan fenomena yang terjadi ketika benda antariksa melintas menuju atmosfer bumi.

Meteor disebabkan oleh orbit bumi yang beririsan dengan orbit benda antariksa lainnya seperti komet ataupun asteroid.

Saat bumi melewati orbit benda langit, maka akan menghasilkan batuan yang jatuh ke atmosfer bumi.

Saat masuk ke Bumi melalui atmosfer, meteor akan terbakar dan seakan menimbulkan ekor yang kemerahan di belakangnya atau disebut komet.

Sejumlah meteor yang jatuh ke Bumi akan terlihat seperti tetesan hujan sehingga disebut hujan meteor.

Kemudian, pada pertengahan Agustus 2023 ini, hujan meteor yang muncul tampak memancar dari satu titik langit di rasi bintang Perseus sehingga fenomena ini disebut hujan meteor perseid.

Hujan meteor ini disebabkan oleh Bumi melintasi puing-puing yang ditinggalkan oleh komet 109P/Swift-Tuttle.

Peristiwa itu terjadi pada Juli hingga Agustus setiap tahunnya. Hujan meteor Perseid juga disebut sebagai fenomena langit terbaik 2023.

Baca juga: Fenomena Astronomis Agustus 2023: Puncak Hujan Meteor dan Supermoon 

Apa dampak dari hujan meteor perseid?

Emanuel mengungkapkan, hujan meteor perseid adalah fenomena yang yang sering terjadi di Indonesia.

Ia juga menyampaikan bahwa hujan meteor perseid yang akan terjadi pada 12-13 Agustus 2023 mendatang tidak akan memberikan dampak yang signifikan bagi bumi.

"Tidak ada dampak, justru bisa melihat pemandangan yang indah dan bisa untuk destinasi wisata," ungkapnya.

Baca juga: Profesor Harvard Temukan Potongan Teknologi Alien dari Meteor di Papua Nugini, Bagaimana Bentuknya?

Akan ada 100 meteor per jam

Hujan meteor perseid adalah salah satu pertunjukan bintang jatuh yang paling produktif tahun ini, dengan hingga 100 meteor per jam diperkirakan akan terlihat selama jam-jam puncaknya, menurut American Meteor Society.

Waktu puncak absolut perseid diprediksi akan terjadi pada tengah malam pada tanggal 13 Agustus dan waktu puncak hujan meteor perseid berlangsung sekitar 16 jam, menurut Sky at Night.

Karena puncaknya berlangsung begitu lama, maka akan memungkinkan untuk melihat bintang jatuh segera setelah hari mulai gelap.

Pada dini hari 13 Agustus, langit akan menjadi gelap gulita di mana pun Anda berada.

Selain itu, rasi bintang Perseus, tempat meteor-meteor itu berasal akan tampak lebih tinggi di langit barat laut, seperti yang terlihat dari belahan Bumi utara.

Baca juga: Apa Perbedaan Meteor, Asteroid, dan Komet? Berikut Penjelasannya

Cara melihat hujan meteor perseid

Dilansir dari Live Science, cara terbaik untuk melihat bintang jatuh adalah dengan mencari tempat pengamatan yang terpencil dan jauh dari lampu kota.

Lalu biarkan mata Anda terbiasa dengan kegelapan selama 20 menit. Setelah itu, Anda bisa duduk atau berbaring dan melihat ke langit.

Meskipun meteor-meteor tersebut tampaknya berasal dari Perseus, namun meteor-meteor tersebut dapat muncul di langit mana pun.

Tahun ini, puncaknya terjadi saat dua hujan meteor minor lainnya, Southern Delta Aquariids dan Alpha Capricornids, juga sedang aktif.

Anda bisa melihat hujan meteor dengan baik hanya dengan mata telanjang tanpa perlu menggunakan alat.

Namun, jika Anda ingin melakukan pengamatan langit dan astronomi, maka pilihan terbaik adalah dengan menggunakan sepasang teropong bintang atau teleskop kecil untuk mendapatkan pemandangan kosmos yang paling detail.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com