Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polemik Jambore Pramuka Dunia di Korea Selatan, Fasilitas Kurang Memadai, Ratusan Anak Jatuh Sakit, Peserta Ditarik

Kompas.com - 06/08/2023, 10:34 WIB
Diva Lufiana Putri,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

 

KOMPAS.com - World Scout Jamboree atau Jambore Pramuka Dunia 2023 di Korea Selatan menuai sorotan usai cuaca ekstrem dan tuduhan persiapan yang kurang matang.

Jambore Pramuka Dunia 2023 digelar di Saemangeum, Provinsi Jeolla Utara, Korea Selatan pada 1-12 Agustus 2023.

Diberitakan Kompas.com, Jumat (4/8/2023), sekitar 43.000 anak muda dari 158 negara hadir dalam acara empat tahunan tersebut.

Baca juga: Mengenal Bapak Pramuka Dunia Baden Powell yang Lahir pada 22 Februari 1857

Namun, para peserta terpaksa berhadapan dengan cuaca panas dengan suhu mencapai 38 derajat Celsius dan kelembapan tinggi.

Bukan hanya itu, sejumlah fasilitas yang dianggap kurang memadai bagi para peserta di tengah cuaca panas turut mengacaukan acara besar pramuka tersebut.

Kondisi ini membuat ratusan peserta dilarikan ke rumah sakit, bahkan beberapa negara mulai menarik diri dari penyelenggaraan World Scout Jamboree 2023.

Baca juga: Jambore Pramuka Dunia di Korsel Dilanda Cuaca Panas Ekstrem, KBRI Ungkap Kondisi Peserta asal Indonesia


Baca juga: Siapa Baden Powell? Ini Profilnya dan Twibbon Hari Pramuka Sedunia

Fasilitas kurang memadai

Jambore atau jamboree merupakan kata dari Indian Amerika Utara yang berarti permainan menyenangkan atau pesta riang.

Namun, pesta pramuka ini berubah menjadi mimpi buruk bagi sebagian besar peserta dari seluruh dunia.

Bahkan, media lokal Dispatch pada Sabtu (5/8/2023) mempelesetkan kata jamboree menjadi japchae, yang dalam bahasa Korea memiliki arti tidak menyenangkan.

Menurut laporan Dispatch, suasana di dalam tenda terasa lebih panas, meski saat itu suhu menunjukkan angka 33,9 derajat Celsius.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Lahirnya Gerakan Pramuka di Indonesia 14 Agustus 1961

Kontigen Indonesia di Jambore Pramuka Dunia 2023 di Korea Selatan.Jeroen Appel Kontigen Indonesia di Jambore Pramuka Dunia 2023 di Korea Selatan.

Alas tenda yang terbuat dari palet juga membuat peserta kurang nyaman, sehingga memilih untuk beristirahat di luar, seperti di jalanan.

Mirisnya, lingkungan sekitar juga penuh genangan akibat guyuran hujan lebat beberapa waktu lalu di kawasan perkemahan.

Tidak hanya itu, terdapat pula sejumlah makanan untuk peserta yang ternyata sudah rusak, termasuk telur busuk.

Baca juga: Ramai soal IPB Buka Jalur Prestasi Pramuka, Bagaimana Ketentuannya?

Fasilitas toilet dan kamar mandi pun dinilai kurang memadai, dengan bau menyengat dan sampah berserakan di lantai.

"Mereka mengatakan ada AC di kamar mandi, tapi kamar mandi kami tidak berfungsi," kata salah satu peserta dari Jeonju, Korea.

"Pertama-tama, baunya sangat buruk. Ada kotoran di toilet. Tidak peduli berapa banyak kamu menyiramnya dengan air, itu tidak akan hilang," lanjutnya.

Meski merupakan acara internasional, kamar mandi yang tersedia juga hanya ditutup tirai tanpa adanya pintu.

"Kamar mandi tidak menyala pada hari pertama. Serangga terus menempel di tubuh. Air tidak mengalir," keluh peserta asal Gwangju, Korea Selatan.

Baca juga: Saat Cuaca Panas Ekstrem Landa Jambore Pramuka Dunia di Korsel...

Beberapa negara mulai tarik peserta

Potret tenda yang digunakan peserta Jambore Pramuka Dunia 2023 di Korea Selatan.Jakob Mali Potret tenda yang digunakan peserta Jambore Pramuka Dunia 2023 di Korea Selatan.

Pada Kamis (3/8/2023), baru tiga hari setelah acara resmi dibuka, 1.486 pramuka remaja dilaporkan mengunjungi rumah sakit di lokasi Jambore Pramuka Dunia.

Dikutip dari CNN, Jumat (4/8/2023), data rumah sakit di antaranya menunjukkan, 250 orang terkena ruam kulit, 138 orang menderita penyakit yang berhubungan dengan panas, dan 386 mengalami gigitan serangga.

Kendati demikian, pejabat Dinas Pemadam Kebakaran Jeonbuk memastikan, tidak ada peserta dalam kondisi kritis.

Namun, banyaknya anak yang jatuh sakit membuat orangtua dan pengamat dari seluruh dunia khawatir.

Baca juga: Hari Pramuka, Memahami Makna Praja Muda Karana...

Inggris misalnya, Asosiasi Pramuka mengumumkan, sekitar 4.000 anak dan sukarelawan yang menghadiri jambore akan ditarik dan pindah ke hotel di Seoul.

"Kami akan mulai memindahkan orang-orang kami ke akomodasi hotel selama dua hari ke depan," kata organisasi itu dalam sebuah pernyataan, Jumat.

Asosiasi Pramuka Inggris mengakui, keputusan tersebut mungkin dapat menimbulkan kekecewaan bagi sebagian orang.

Kendati demikian, pihaknya berusaha untuk melanjutkan kegiatan jambore di Seoul, bekerja sama dengan otoritas Korea dalam program kegiatan.

Baca juga: Tanggapan Kwarnas Pramuka soal Tragedi Susur Sungai SMP 1 Turi

Delegasi pramuka AS mundur

Sementara itu, dilansir dari Korea Postsen, Sabtu, delegasi pramuka Amerika Serikat (AS) memutuskan untuk mundur.

Kepala Boy Scouts of America, Lou Paulson mengumumkan, pihaknya berencana untuk kembali ke Camp Humphreys di pangkalan militer AS di Pyeongtaek, Korea Selatan.

Sebelum tiba di Saemangeum, Pramuka Amerika sebenarnya telah menghabiskan satu malam di Camp Humphreys.

Penarikan sekitar 1.000 delegasi AS sendiri lantaran kekhawatiran akan keselamatan dan kecelakaan akibat gelombang panas.

Dengan mundurnya ribuan delegasi Inggris dan AS, acara empat tahunan di Saemangeum pun terancam berakhir sebelum jadwal.

Baca juga: 16 Orang di Korsel Meninggal Dunia akibat Gelombang Panas

Korea lanjutkan Jambore Pramuka Dunia 2023

Diberitakan NPR, Sabtu, Korea Selatan memutuskan untuk terus maju dengan Jambore Pramuka Dunia di tengah penolakan dan kritik akan fasilitas serta kondisi peserta.

Perdana Menteri Han Ducksoo mengatakan, Korea Selatan bertekad untuk melanjutkan acara seperti yang direncanakan, yakni hingga 12 Agustus mendatang.

Tercatat, penyelenggara telah memperbanyak staf medis, petugas pengendalian hama, jumlah toilet portabel, serta persediaan makanan.

"Jumlah staf kebersihan yang sebelumnya hanya 70 untuk sekitar 40.000 orang telah ditingkatkan menjadi lebih dari 500," kata penyelenggara.

Baca juga: Jepang dan Korsel Alami Resesi Seks, Apa Penyebabnya?

Selain itu, pihaknya juga mengerahkan sekitar 130 bus pendingin dan 10 truk pendingin tambahan ke lokasi.

Nantinya, setiap pramuka akan diberikan lima botol air dingin setiap hari, serta masker pendingin, topi, tabir surya, kompres es, dan pil garam.

Dinas pemadam kebakaran pun ikut mengoperasikan rumah sakit, dengan sekitar 200 personel pemadam kebakaran dikerahkan setiap hari ke lokasi acara.

Baca juga: Saat Penumpang Korsel Nekat Buka Paksa Pintu Pesawat di Tengah Penerbangan...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Penjelasan Pertamina soal Pegawai SPBU Diduga Intip Toilet Wanita

Penjelasan Pertamina soal Pegawai SPBU Diduga Intip Toilet Wanita

Tren
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus Diganti KRIS Maksimal 30 Juni 2025, Berapa Iurannya?

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus Diganti KRIS Maksimal 30 Juni 2025, Berapa Iurannya?

Tren
Penjelasan Polisi dan Dinas Perhubungan soal Parkir Liar di Masjid Istiqlal Bertarif Rp 150.000

Penjelasan Polisi dan Dinas Perhubungan soal Parkir Liar di Masjid Istiqlal Bertarif Rp 150.000

Tren
Apa yang Terjadi jika BPJS Kesehatan Tidak Aktif Saat Membuat SKCK?

Apa yang Terjadi jika BPJS Kesehatan Tidak Aktif Saat Membuat SKCK?

Tren
Uji Coba Implan Otak Neuralink Pertama untuk Manusia Alami Masalah, Ini Penyebabnya

Uji Coba Implan Otak Neuralink Pertama untuk Manusia Alami Masalah, Ini Penyebabnya

Tren
BPOM Rilis 76 Obat Tradisional Tidak Memenuhi Syarat dan BKO, Ini Daftarnya

BPOM Rilis 76 Obat Tradisional Tidak Memenuhi Syarat dan BKO, Ini Daftarnya

Tren
Update Banjir Sumbar: Korban Meninggal 41 Orang, Akses Jalan Terputus

Update Banjir Sumbar: Korban Meninggal 41 Orang, Akses Jalan Terputus

Tren
Ini Penyebab Banjir Bandang Landa Sumatera Barat, 41 Orang Dilaporkan Meninggal

Ini Penyebab Banjir Bandang Landa Sumatera Barat, 41 Orang Dilaporkan Meninggal

Tren
Gara-gara Mengantuk, Pendaki Gunung Andong Terpeleset dan Masuk Jurang

Gara-gara Mengantuk, Pendaki Gunung Andong Terpeleset dan Masuk Jurang

Tren
Badai Matahari Mei 2024 Jadi yang Terkuat dalam 20 Tahun Terakhir, Apa Saja Dampaknya?

Badai Matahari Mei 2024 Jadi yang Terkuat dalam 20 Tahun Terakhir, Apa Saja Dampaknya?

Tren
5 Temuan Polisi soal Kondisi Bus yang Kecelakaan di Subang, Bekas AKDP hingga Rangka Berubah

5 Temuan Polisi soal Kondisi Bus yang Kecelakaan di Subang, Bekas AKDP hingga Rangka Berubah

Tren
Nilai Tes Online Rekrutmen BUMN Tiba-tiba Turun di Bawah Standar, Ini Kronologinya

Nilai Tes Online Rekrutmen BUMN Tiba-tiba Turun di Bawah Standar, Ini Kronologinya

Tren
Pakai Cobek dan Ulekan Batu Disebut Picu Batu Ginjal, Ini Faktanya

Pakai Cobek dan Ulekan Batu Disebut Picu Batu Ginjal, Ini Faktanya

Tren
7 Pilihan Ikan Tinggi Zat Besi, Hindari Kurang Darah pada Remaja Putri

7 Pilihan Ikan Tinggi Zat Besi, Hindari Kurang Darah pada Remaja Putri

Tren
Pendaftaran CPNS 2024: Link SSCASN, Jadwal, dan Formasinya

Pendaftaran CPNS 2024: Link SSCASN, Jadwal, dan Formasinya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com