Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Bom Atom "Little Boy" Dijatuhkan di Hiroshima, Tewaskan 140.000 Orang

Kompas.com - 06/08/2023, 07:30 WIB
Diva Lufiana Putri,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hari ini 78 tahun yang lalu, atau tepatnya 6 Agustus 1945, Amerika Serikat (AS) menjatuhkan bom "Little Boy" di Kota Hiroshima, Jepang.

Tragedi yang menewaskan sekitar 140.000 orang ini meluluhlantakkan seantero kota, bahkan memberikan efek radiasi yang bertahan selama bertahun-tahun.

Dikutip dari laman History, peristiwa yang terjadi selama Perang Dunia II ini melibatkan AS dan Jepang yang berada di dua kubu berbeda.

Kala itu, AS, Inggris, Perancis, Uni Soviet, dan China tergabung dalam blok Sekutu. Sementara Jepang, Jerman, dan Italia berada dalam blok Sentral.

Namun, Kota Hiroshima yang hancur ternyata belum dapat membuat Jepang menyerah. AS pun kembali menjatuhkan bom atom di Nagasaki pada 9 Agustus 1945, yang menjadi gerbang berakhirnya Perang Dunia II.

Baca juga: 5 Fakta Oppenheimer, Bapak Bom Atom yang Disebut Bodoh oleh Albert Einstein


Baca juga: Alasan Mengapa Rusia Rebut Chernobyl dari Ukraina

Bermula dari Proyek Manhattan

Sebelum pecahnya Perang Duni II pada 1939, sekelompok ilmuwan AS tertarik dengan penelitian senjata nuklir yang dilakukan Nazi Jerman.

Pada 1940, AS mulai mendanai program pengembangan senjata atomnya setelah masuk ke dalam Perang Dunia II.

Dipelopori Korps Insinyur Angkatan Darat AS, proyek rahasia tersebut diberi kode sebagai "Proyek Manhattan".

Baca juga: Mungkinkah Indonesia Mengembangkan Energi Nuklir?

Selama beberapa tahun berikutnya, para ilmuwan di bawah pimpinan J Robert Oppenheimer bekerja untuk mengubah uranium dan plutonium menjadi bom atom.

Hingga pada 16 Juli 1945, Proyek Manhattan mengadakan uji coba bom atom pertama bermuatan plutonium dengan kode "Trinity" di Alamogordo, New Mexico.

Bersamaan dengan uji coba bom atom pertama AS, Sekutu telah berhasil melumpuhkan Jerman di Eropa.

Namun, kekalahan rekannya tak membuat Jepang menyerah dan tetap berjuang mempertahankan wilayah di Pasifik.

Baca juga: Daftar 10 Negara yang Paling Banyak Memiliki Senjata Nuklir

Menghadapi posisi terjepit membuat perlawanan Jepang kepada Sekutu menjadi lebih mematikan.

Bahkan, antara pertengahan April dan Juli 1945, hampir setengah dari jumlah korban perang di Pasifik berasal dari pihak Sekutu.

Sekutu kemudian membujuk untuk menyerah dengan adanya Deklarasi Potsdam, tetapi Negeri Sakura bersikeras menolak tawaran tersebut.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com