Sementara itu, usai pengeboman di Hiroshima, sekitar 90 persen dokter dan perawat terbunuh hingga hanya menyisakan 3 dari 45 rumah sakit yang masih berfungsi.
Kondisi tersebut membuat sebagian besar korban yang selamat meninggal dunia tanpa menerima pertolongan.
Bahkan, petugas penolong yang memberikan bantuan dari luar Hiroshima turut tewas karena terpapar radiasi.
Kendati demikian, kerusakan di Hiroshima tidak lantas membuat Jepang menyerah. AS kemudian menjatuhkan bom atom plutonium bernama "Fat Man" di Nagasaki, tiga hari setelah bom Hiroshima.
Baca juga: Mengenal Stratosfer, Lapisan Atmosfer Bumi yang Mencegah Radiasi Ultraviolet
"Fat Man" yang meluncur dari ketinggian 1.650 kaki di atas Kota Nagasaki pada pukul 11.02 waktu setempat itu menghasilkan daya ledak setara dengan 22.000 ton TNT.
Akibatnya, sekitar 60.000 hingga 80.000 penduduk meninggal dunia, dan membuat Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu.
Pada 15 Agustus 1945 siang, Kaisar Hirohito mengumumkan penyerahan Jepang melalui siaran radio.
Kabar menyerahnya Jepang menyebar dengan cepat dengan berita utama "Victory in Japan" atau "V-J Day" yang pecah di seluruh wilayah AS dan Sekutu.
Secara resmi, menyerahnya Jepang tertuang dalam perjanjian yang ditandatangani pada 2 September 1945 di atas kapal perang AS yang berlabuh di Teluk Tokyo.
Baca juga: Kisahkan Pembuat Bom Atom, Oppenheimer Bakal Tayang di Jepang?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.