Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Hari Ini dalam Sejarah: Bom Atom "Little Boy" Dijatuhkan di Hiroshima, Tewaskan 140.000 Orang

KOMPAS.com - Hari ini 78 tahun yang lalu, atau tepatnya 6 Agustus 1945, Amerika Serikat (AS) menjatuhkan bom "Little Boy" di Kota Hiroshima, Jepang.

Tragedi yang menewaskan sekitar 140.000 orang ini meluluhlantakkan seantero kota, bahkan memberikan efek radiasi yang bertahan selama bertahun-tahun.

Dikutip dari laman History, peristiwa yang terjadi selama Perang Dunia II ini melibatkan AS dan Jepang yang berada di dua kubu berbeda.

Kala itu, AS, Inggris, Perancis, Uni Soviet, dan China tergabung dalam blok Sekutu. Sementara Jepang, Jerman, dan Italia berada dalam blok Sentral.

Namun, Kota Hiroshima yang hancur ternyata belum dapat membuat Jepang menyerah. AS pun kembali menjatuhkan bom atom di Nagasaki pada 9 Agustus 1945, yang menjadi gerbang berakhirnya Perang Dunia II.

Bermula dari Proyek Manhattan

Sebelum pecahnya Perang Duni II pada 1939, sekelompok ilmuwan AS tertarik dengan penelitian senjata nuklir yang dilakukan Nazi Jerman.

Pada 1940, AS mulai mendanai program pengembangan senjata atomnya setelah masuk ke dalam Perang Dunia II.

Dipelopori Korps Insinyur Angkatan Darat AS, proyek rahasia tersebut diberi kode sebagai "Proyek Manhattan".

Selama beberapa tahun berikutnya, para ilmuwan di bawah pimpinan J Robert Oppenheimer bekerja untuk mengubah uranium dan plutonium menjadi bom atom.

Hingga pada 16 Juli 1945, Proyek Manhattan mengadakan uji coba bom atom pertama bermuatan plutonium dengan kode "Trinity" di Alamogordo, New Mexico.

Bersamaan dengan uji coba bom atom pertama AS, Sekutu telah berhasil melumpuhkan Jerman di Eropa.

Namun, kekalahan rekannya tak membuat Jepang menyerah dan tetap berjuang mempertahankan wilayah di Pasifik.

Menghadapi posisi terjepit membuat perlawanan Jepang kepada Sekutu menjadi lebih mematikan.

Bahkan, antara pertengahan April dan Juli 1945, hampir setengah dari jumlah korban perang di Pasifik berasal dari pihak Sekutu.

Sekutu kemudian membujuk untuk menyerah dengan adanya Deklarasi Potsdam, tetapi Negeri Sakura bersikeras menolak tawaran tersebut.

Hingga akhirnya, Sekutu mengancam Jepang dengan "kehancuran segera dan total".

Pemerintah AS dan para ilmuwan Proyek Manhattan percaya, bom atom dapat menjadi harapan untuk mengakhiri perang dengan cepat.

Selain itu, senjata tersebut juga akan menempatkan AS pada posisi dominan untuk menentukan arah dunia pascaperang.

Dilansir dari laman Atomic Archive, Presiden AS Harry S Truman mengharapkan kawasan militer murni menjadi target bom atom.

Kendati demikian, beberapa penasihat percaya bahwa pengeboman di daerah perkotaan dapat mematahkan keinginan berperang rakyat Jepang.

Kota Hiroshima sendiri merupakan pelabuhan utama dan markas militer dengan populasi sekitar 350.000 jiwa, sehingga dinilai sebagai sasaran strategis untuk menjatuhkan bom.

Melancarkan aksi, bom atom uranium seberat 9.000 ton yang dikenal dengan nama "Little Boy" dibawa oleh pesawat pengebom B-29.

Pada 6 Agustus 1945 pukul 08.15 waktu setempat, Little Boy dijatuhkan dan meledak di ketinggian 2.000 kaki di atas Hiroshima.

Bom yang menghasilkan ledakan setara 15.000 ton TNT itu berhasil menghancurkan lima mil persegi dari Kota Hiroshima.

Menurut laman International Campaign to Abolish Nuclear Weapons (ICAN), bom telah meruntuhkan dan membakar sekitar 70 persen dari semua bangunan di Hiroshima.

Senjata itu juga membuat sekitar 140.000 warga Hiroshima meninggal dunia hingga akhir 1945.

Tak sampai di situ, bom yang menghancurkan kota dalam hitungan menit telah menebar radiasi nuklir selama bertahun-tahun.

Kondisi itu membuat warga yang selamat menderita sejumlah penyakit kronis, termasuk kanker.

Sementara itu, usai pengeboman di Hiroshima, sekitar 90 persen dokter dan perawat terbunuh hingga hanya menyisakan 3 dari 45 rumah sakit yang masih berfungsi.

Kondisi tersebut membuat sebagian besar korban yang selamat meninggal dunia tanpa menerima pertolongan.

Bahkan, petugas penolong yang memberikan bantuan dari luar Hiroshima turut tewas karena terpapar radiasi.

Kendati demikian, kerusakan di Hiroshima tidak lantas membuat Jepang menyerah. AS kemudian menjatuhkan bom atom plutonium bernama "Fat Man" di Nagasaki, tiga hari setelah bom Hiroshima.

"Fat Man" yang meluncur dari ketinggian 1.650 kaki di atas Kota Nagasaki pada pukul 11.02 waktu setempat itu menghasilkan daya ledak setara dengan 22.000 ton TNT.

Akibatnya, sekitar 60.000 hingga 80.000 penduduk meninggal dunia, dan membuat Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu.

Pada 15 Agustus 1945 siang, Kaisar Hirohito mengumumkan penyerahan Jepang melalui siaran radio.

Kabar menyerahnya Jepang menyebar dengan cepat dengan berita utama "Victory in Japan" atau "V-J Day" yang pecah di seluruh wilayah AS dan Sekutu.

Secara resmi, menyerahnya Jepang tertuang dalam perjanjian yang ditandatangani pada 2 September 1945 di atas kapal perang AS yang berlabuh di Teluk Tokyo.

https://www.kompas.com/tren/read/2023/08/06/073000365/hari-ini-dalam-sejarah--bom-atom-little-boy-dijatuhkan-di-hiroshima

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke