KOMPAS.com - Short term memory atau memori jangka pendek adalah bagaimana otak manusia menyimpan sejumlah kecil informasi yang baru saja diserapnya.
Ini adalah kapasitas untuk menyimpan sejumlah kecil informasi dalam pikiran dan membuatnya tersedia untuk waktu yang singkat, atau akrab disebut memori primer atau aktif.
Sebagian besar informasi yang disimpan dalam memori jangka pendek akan bertahan selama kurang lebih 20 hingga 30 detik, atau bahkan kurang.
Beberapa informasi dapat bertahan hingga satu menit, tetapi sebagian besar informasi secara spontan menghilang dengan cukup cepat.
Setiap informasi baru yang masuk ke memori jangka pendek akan dengan cepat menggantikan informasi lama.
Selain itu, informasi dalam memori jangka pendek juga sangat rentan terhadap gangguan.
Baca juga: Hati-Hati, Tidur Terlalu Lama Bisa Menurunkan Kualitas Memori Otak
Memiliki masalah atau gangguan pada memori jangka pendek berarti Anda melupakan hal-hal yang baru saja Anda dengar, lihat, atau lakukan.
Ini adalah bagian khas dari bertambahnya usia tetapi juga dapat menandakan kondisi seperti demensia, cedera otak, atau gangguan kesehatan mental.
Kehilangan memori jangka pendek bisa membuat Anda melupakan hal-hal baru.
Baca juga: 7 Jenis Makanan yang Meningkatkan Kinerja Otak dan Memori, Apa Saja?
Dilansir dari Healthline, berikut beberapa ciri atau gejala umumnya:
Baca juga: 8 Masalah Kesehatan Penyebab Mudah Lupa
Ada sejumlah faktor dan kondisi yang dapat menyebabkan hilangnya ingatan jangka pendek seseorang.
Dilansir dari laman Medical News Today, beberapa kondisi yang lebih umum terkait dengan kehilangan memori jangka pendek antara lain:
Seiring bertambahnya usia seseorang, perubahan di otak mereka cenderung berkembang secara perlahan, yang dapat membuat mereka lebih pelupa daripada sebelumnya.
Penyakit neurodegeneratif menyebabkan saraf di otak dan sistem saraf tepi kehilangan fungsi dan mati seiring waktu.
Banyak penyakit neurodegeneratif dapat menyebabkan hilangnya ingatan jangka pendek seperti alzheimer, parkinson, demensia, cedera kepala, dan lain-lain.
Baca juga: Penyebab Hilang Ingatan, Diagnosis hingga Pengobatannya
Infeksi kronis atau parah di otak dan bagian tubuh lainnya dapat menyebabkan hilangnya ingatan. Contohnya termasuk HIV dan ensefalitis.
Tumor, baik kanker atau yang jinak, serta pertumbuhan abnormal lainnya di otak, berpotensi mengganggu fungsi otak dan memengaruhi memori jangka pendek.
Stroke atau serangan jantung juga memiliki potensi menyebabkan kerusakan otak dengan menghilangkan oksigen dari otak.
Baca juga: 5 Manfaat Menari untuk Menunjang Kesehatan Fisik dan Mental, Apa Saja?
Banyak obat yang memengaruhi fungsi otak dapat menyebabkan hilangnya ingatan sementara sebagai efek sampingnya.
Kurang tidur dapat mengganggu fungsi otak. Hal ini juga dapat mengakibatkan hilangnya memori jangka pendek untuk sementara.
Beberapa kondisi yang menyebabkan nyeri kronis, seperti beberapa jenis artritis, dapat menyebabkan serangkaian masalah kognitif yang dikenal sebagai kabut otak.
Orang dengan kabut otak cenderung lebih pelupa, kesulitan mempelajari dan mengingat informasi baru, dan kesulitan mengingat kembali ingatan dengan benar.
Baca juga: Ramai Dibahas, Mengapa Anak Sekarang Anggap Mental Illness Keren?
Epilepsi dapat membuat seseorang lebih sulit untuk memproses informasi, membentuk dan menyimpan ingatan, dan mengingat informasi.
Beberapa kondisi lain yang kurang umum dapat menyebabkan hilangnya memori jangka pendek, seperti hipotiroidisme/hipertiroidisme, hematom subdural, vaskulitis serebral, serta tidak mendapatkan cukup asam folat, vitamin B12, atau tiamin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.