Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Perjalanan Boneka Little Amal ke Norwegia, Disambut Tembang Dhandhanggula dan Lagu Kasih Ibu

Kompas.com - 02/08/2023, 20:30 WIB
Inten Esti Pratiwi

Editor

KOMPAS.com - Perjalanan boneka raksasa Little Amal sudah sampai di Norwegia, negara Nordik di Semenanjung Skandinavia, pada Jumat (28/7/2023).

Little Amal, boneka dengan rambut panjang menjuntai dan paras beraut sendu itu, disambut oleh Olavsfest 2023 di Kota Trondheim. 

Sebelum menyemarakkan Olavsfest, Little Amal sempat melongok Sula Island atau Pulau Sula, sebuah pulau kecil yang masih satu kawasan dengan Trondheim.

Trondheim dan Sula dipilih lantaran kedua wilayah di Norwegia itu dengan hangat mau menerima kedatangan pengungsi korban perang dari negara-negara lain seperti Suriah dan Ukraina.

Little Amal sendiri, yang menjadi simbol anak-anak pengungsi dari Suriah, sudah menapakkan kakinya ke berbagai penjuru dunia, termasuk Turkiye, Yunani, Italia, Perancis, Inggris, Amerika Serikat, Kanada, Polandia, dan Ukraina.

Dilansir dari laman Instagramnya, @walkwithamal, Little Amal sudah pernah menepi ke Toronto, London, Brighton, Amsterdam, dan Brooklyn.

Baca juga: Pedang Viking Ditemukan di Halaman Rumah Warga Norwegia, Ini Ceritanya

Alunan Dhandhanggula dan Kasih Ibu

Rasmus, vokalis band asal Norwegia, Rasmus & Verdens Beste Band yang berkutat di lagu-lagu anak, mempersiapkan kedatangan Little Amal dengan maksimal.

Bahkan Rasmus sendiri yang mengaudisi para pengisi konser yang akan menyemarakkan Olavsfest guna menyambut Little Amal.

Salah satu peserta audisi adalah Faylasufa Avatarisa Sashikirana (16), siswi grade 11 Vgs Charlotte Lund, WNI yang berasal dari Kota Semarang, Jawa Tengah.

Dalam audisi, Rasmus meminta Fayla menyanyikan lagu asli Indonesia. Dan Fayla yang sudah bermukim di Trondheim selama 3 tahun mengikuti orangtuanya, memilih menyanyikan "Dhangdhangula" dan lagu "Kasih Ibu" karya Mochtar Embut.

"Kedua lagu itu kebetulan sudah pernah saya bawakan di acara musikal Fargespill, dan saya memilih 'Kasih Ibu' karena liriknya pas dengan pesan yang dibawa Little Amal," ujar Fayla kepada Kompas.com, Rabu (2/8/2023), via sambungan telepon.

Fargespill sendiri adalah operet rutin tahunan yang diisi oleh anak-anak dari seluruh dunia yang bermukim di Trondheim, baik anak-anak para pekerja maupun pengungsi.

Dalam audisi Olavsfest, Rasmus terkesan dengan tembang Jawa lantunan Fayla, juga makna mendalam yang ada di balik lagu "Kasih Ibu".

Karena Little Amal sendiri adalah penggambaran dari anak pengungsi Suriah yang berjalan ke sana kemari mencari sosok ibunya yang hilang akibat perang.

Akhirnya pada Minggu (30/7/2023) pagi waktu setempat, dengan mengenakan kebaya warna pink fanta, Fayla membuka konser Olavsfest dengan menembang "Dhandhanggula" laras pelog patet nem.

Kemudian, iringan musik aransemen Rasmus & Verdens Beste Band pun masuk, menemani Fayla menyanyikan lagu "Kasih Ibu".

Di tengah-tengah lagu, menggunakan bahasa Norwegia, Rasmus menjelaskan arti lirik lagu "Kasih Ibu" larik demi larik.

Little Amal sendiri, tampak berdiri menjulang menarik perhatian banyak orang di tengah keriuhan Olavsfest.

Baca juga: Menangkap Aurora Borealis di Islandia, Sheravina: Ada Cahaya Hijau dan Pink Menari di Langit Malam!

Faylasufa Avatarisa Sashikirana menembang Dhangdhanggula di Olavsfest menyambut Little Amal.Dok Istimewa/Faylasufa Avatarisa Sashikirana Faylasufa Avatarisa Sashikirana menembang Dhangdhanggula di Olavsfest menyambut Little Amal.

Tentang Little Amal

Little Amal adalah boneka setinggi 3,5 meter, penggambaran dari anak perempuan 10 tahun yang tengah mencari ibunya yang hilang akibat kekacauan perang.

Untuk menggerakkan dan menjalankan boneka ini dibutuhkan 3 tenaga manusia. Satu menggerakkan dari dalam, dan dua menggerakkan tangan boneka dari luar.

Boneka Little Amal dirancang dan dibangun oleh Handspring Puppet Company, yang juga menciptakan boneka untuk drama internasional War Horse.

Boneka sengaja dibuat tinggi menjulang, agar anak-anak korban pengungsian yang selama ini tak mendapat atensi, akhirnya mendapatkan perhatian penuh dari dunia.

Dilansir dari laman resmi, walkwithamal.org, Little Amal adalah simbol global hak asasi manusia.

Langkah Little Amal dimulai sejak Julis 2021, dan sudah menempuh perjalanan lebih dari 9.000 km ke 94 kota di 14 negara dunia hingga saat ini.

Kedatangan Little Amal selalu disambut masyarakat dunia dengan hangat oleh ratusan seniman, masyarakat, serta pemimpin agama.

Perjalanan Little Amal selalu sarat dengan festival seni dan sosial, juga penggalangan dana demi membantu anak-anak korban perang yang sudah kehilangan banyak kesempatan untuk belajar, bermain, dan hidup layak.

Diharapkan, langkah Little Amal akan menarik perhatian dunia pada nasib sejumlah besar anak-anak korban dari perang, kekerasan, dan penganiayaan.

Pesan yang dibawa Little Amal sebenarnya sederhana saja, ia hanya ingin seluruh masyarakat dunia tak pernah melupakan mereka, para anak korban perang.

"Please, don't forget us!" begitu tulis Little Amal di laman resminya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com