Sebagai contoh, dalam drama "Descendants of the Sun", karakter yang diperankan Song Hye-Kyo kerap terlihat menggunakan produk dari salah satu merek kosmetik.
Penayangan penggunaan produk ini terasa alami, seakan menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari karakter tersebut.
Di film "Crash Landing On You", para penonton disuguhkan adegan-adegan karakter utama yang menikmati makanan dan minuman dari merek-merek spesifik.
Misalnya, ada scene di mana karakter utama menikmati ayam goreng atau meminum minuman dari merek tertentu, memancing penonton untuk mencoba produk yang sama.
Barang-barang elektronik seperti ponsel dan laptop juga kerap muncul dalam drama Korea. Dalam "The Heirs", misalnya, karakter Kim Tan (diperankan oleh Lee Min Ho) tampak menggunakan smartphone dan smartwatch dari perusahaan perangkat pintar ternama asal Korea Selatan.
Tak ketinggalan produk mode juga menjadi elemen penting dalam drama Korea. Misalnya dalam "You're Beautiful", kostum dan aksesori yang digunakan oleh anggota band A.N.Jell semuanya merupakan produk dari brand-brand ternama.
Mereka tidak hanya menjadi trendsetter di kalangan penonton, tetapi juga secara efektif mempromosikan produk tersebut.
Semua produk dalam film-film tersebut ditampilkan dengan cara yang terasa alami dan tidak mengganggu alur cerita. Ini adalah sebuah teknik soft-selling yang efektif dan mungkin dapat diterapkan oleh perusahaan teknologi.
Perusahaan teknologi seperti Microsoft telah terlihat tanggap terhadap perubahan ini. Tidak butuh waktu lama, mereka langsung mengintegrasikan AI generatif seperti ChatGPT ke dalam mesin pencari mereka, Bing.
Dan tidak ketinggalan juga, ke dalam ekosistem mereka seperti keluarga Office, Outlook, Teams, dan beberapa aplikasi produktivitas lain.
Microsoft memasukkan ChatGPT ke dalam Bing untuk memberikan konteks dan pengetahuan di halaman pertama.
Meski demikian, antarmuka pengguna Bing masih membingungkan, menunjukkan bahwa Microsoft masih belajar tentang bagaimana menciptakan produk informasi yang baik.
Jika tren ini berlanjut, maka kita mungkin melihat masa depan di mana mesin pencari dan iklan berbasis AI sepenuhnya terintegrasi ke dalam aplikasi dan layanan yang kita gunakan setiap hari.
Seiring dengan menyingsingnya fajar kecerdasan buatan (AI), ini mungkin menjadi senja bagi mesin pencari seperti Google dan Bing dalam hal penghasilan iklan melalui situs pencarian mereka.
Namun, ini bukan berarti Google, Bing, dan mesin pencari lainnya akan mati. Mereka perlu terus berinovasi. Mereka perlu mengembangkan bukan hanya alat pencariannya, tapi juga ekosistem mereka secara keseluruhan.
Perkembangan AI bukan hanya tantangan, tapi juga kesempatan bagi mesin pencari. Mereka perlu berinovasi lebih cepat dan menciptakan strategi iklan baru yang lebih alami dan interaktif. Seperti yang telah dilakukan oleh drama Korea.
Ini adalah masa depan periklanan di era AI, di mana mesin pencari dituntut untuk beradaptasi dengan perubahan perilaku konsumen. Mirip seperti dulu, saat koran menyongsong senja dan dipaksa beradaptasi dengan menyingsingnya fajar mesin pencari.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.