Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Antibiotik Harus Dihabiskan? Berikut Penjelasannya

Kompas.com - 26/07/2023, 08:30 WIB
Aditya Priyatna Darmawan,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.comAntibiotik merupakan jenis obat yang secara khusus digunakan untuk melawan infeksi akibat bakteri.

Umumnya, dokter akan menganjurkan mengonsumsi antibiotik sampai habis sesuai resep yang diberikan.

Hal itu bukan tanpa sebab.

Baca juga: Viral Obat Sakit Kepala Untuk Rebus dan Bikin Empuk Daging, Apa Bahayanya?

Berikut penjelasan mengapa antibiotik harus dihabiskan sesuai resep yang diberikan oleh dokter:

Alasan antibiotik harus dihabiskan

Dokter spesialis penyakit dalam RSUD Sawah Besar, Jakarta, Andi Khomeini Takdir Haruni mengatakan, bakteri akan resistansi antibiotik jika obat tersebut tidak dihabiskan sesuai resep.

“Itu juga berlaku jika konsumsi antibiotik tidak sesuai jadwalnya, serampangan sesuka hati ketika ingin minum,” kata Andi kepada Kompas.com, Selasa (25/7/2023).

Adapun resistansi antibiotik merupakan kondisi ketika antibiotik sudah tidak ampuh lagi dalam membunuh bakteri.

Sehingga menurutnya, pengobatan yang sudah dijalani sebegitu lamanya akan sia-sia karena bakteri masih ada di dalam tubuh dan penyakit akan terus berlangsung.

“Antibiotik itu obat yang diresepkan kalau kita menemukan indikasi bakteri,” ungkapnya.

Oleh karena itu, bagi masyarakat yang mengalami penyakit yang tidak kunjung sembuh, sebaiknya periksa ke dokter.

“Range-nya bervariasi (untuk memeriksakan penyakit ke dokter), minimal lima hari, rata-rata tujuh sampai 10 hari tergantung sakitnya apa,” tutupnya.

Baca juga: Obat Diabetes Digunakan untuk Menurunkan Berat Badan, Adakah Efek Sampingnya?


Senada, Guru Besar Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM) Zullies Ikawati mengatakan, antibiotik harus dihabiskan sesuai dengan yang diresepkan oleh dokter.

“Prinsipnya adalah untuk mencegah resistansi bakteri terhadap antibiotik,” kata Zullies kepada Kompas.com, Selasa (25/7/2023).

Zullies menyarankan untuk memperhatikan konsumsi antibiotik beberaapa kali sehari agar tepat frekuensi dan durasi pemakaiannya.

Hal itu dikarenakan setiap obat mempunyai sifat atau tingkat kekuatan yang berbeda-beda.

Halaman:

Terkini Lainnya

Rumput Lapangan GBK Jelang Kualifikasi Piala Dunia usai Konser NCT Dream Disorot, Ini Kata Manajemen

Rumput Lapangan GBK Jelang Kualifikasi Piala Dunia usai Konser NCT Dream Disorot, Ini Kata Manajemen

Tren
Bukan UFO, Penampakan Pilar Cahaya di Langit Jepang Ternyata Isaribi Kochu, Apa Itu?

Bukan UFO, Penampakan Pilar Cahaya di Langit Jepang Ternyata Isaribi Kochu, Apa Itu?

Tren
5 Tokoh Terancam Ditangkap ICC Imbas Konflik Hamas-Israel, Ada Netanyahu

5 Tokoh Terancam Ditangkap ICC Imbas Konflik Hamas-Israel, Ada Netanyahu

Tren
Taspen Cairkan Gaji ke-13 mulai 3 Juni 2024, Berikut Cara Mengeceknya

Taspen Cairkan Gaji ke-13 mulai 3 Juni 2024, Berikut Cara Mengeceknya

Tren
Gaet Hampir 800.000 Penonton, Ini Sinopsis 'How to Make Millions Before Grandma Dies'

Gaet Hampir 800.000 Penonton, Ini Sinopsis "How to Make Millions Before Grandma Dies"

Tren
Ramai soal Jadwal KRL Berkurang saat Harpitnas Libur Panjang Waisak 2024, Ini Kata KAI Commuter

Ramai soal Jadwal KRL Berkurang saat Harpitnas Libur Panjang Waisak 2024, Ini Kata KAI Commuter

Tren
Simak, Ini Syarat Hewan Kurban untuk Idul Adha 2024

Simak, Ini Syarat Hewan Kurban untuk Idul Adha 2024

Tren
BMKG Keluarkan Peringatan Dini Kekeringan di DIY pada Akhir Mei 2024, Ini Wilayahnya

BMKG Keluarkan Peringatan Dini Kekeringan di DIY pada Akhir Mei 2024, Ini Wilayahnya

Tren
8 Bahaya Mencium Bayi, Bisa Picu Tuberkulosis dan Meningitis

8 Bahaya Mencium Bayi, Bisa Picu Tuberkulosis dan Meningitis

Tren
3 Alasan Sudirman Said Maju sebagai Gubernur DKI Jakarta, Siap Lawan Anies

3 Alasan Sudirman Said Maju sebagai Gubernur DKI Jakarta, Siap Lawan Anies

Tren
Starlink Indonesia: Kecepatan, Harga Paket, dan Cara Langganan

Starlink Indonesia: Kecepatan, Harga Paket, dan Cara Langganan

Tren
AS Hapuskan 'Student Loan' 160.000 Mahasiswa Senilai Rp 123 Triliun

AS Hapuskan "Student Loan" 160.000 Mahasiswa Senilai Rp 123 Triliun

Tren
Apakah Setelah Pindah Faskes, BPJS Kesehatan Bisa Langsung Digunakan?

Apakah Setelah Pindah Faskes, BPJS Kesehatan Bisa Langsung Digunakan?

Tren
Apakah Gerbong Commuter Line Bisa Dipesan untuk Rombongan?

Apakah Gerbong Commuter Line Bisa Dipesan untuk Rombongan?

Tren
Kapan Tes Online Tahap 2 Rekrutmen BUMN 2024? Berikut Jadwal, Kisi-kisi, dan Syarat Lulusnya

Kapan Tes Online Tahap 2 Rekrutmen BUMN 2024? Berikut Jadwal, Kisi-kisi, dan Syarat Lulusnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com