Jika menariknya ke konteks yang lebih luas, dampak dari gebarakan Erick Thohir tersebut tentunya tidak hanya dirasakan di bidang sepak bola, tetapi juga pada sektor lain khususnya sektor ekonomi dan pariwisata. Pakar ekonomi dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Nailul Huda menyebut, perputaran uang dari Piala Dunia U-17 di Indonesia dapat mencapai Rp 1,02 triliun.
Pendapat tersebut masuk akal, mengingat event tersebut dapat menarik pendukung atau fans sepak bola dari berbagai negara peserta untuk datang ke Indonesia, yang sekaligus dapat bertindak sebagai wisatawan mancanegara.
Berbagai terobosan lain telah dilakukan Erick Thohir. Dilansir dari laman resmi PSSI, Erick Thohir menggandeng Ernst & Young, firma jasa profesional multinasional yang berpusat di London, Inggris, untuk melakukan audit forensik sebagai upaya membenahi manajemen keuangan PSSI.
PSSI juga menjalin kerja sama dengan Federasi Sepak Bola Jepang (JFA) dan Deutsche Fussball Liga (DFL) atau Liga Sepak Bola Jerman yang dituangkan melalui nota kesepahaman (MoU). Hal ini dilakukan dalam rangka memperbaiki kualitas kompetisi domestik.
Sejumlah hal itulah yang disebut sebagai diplomasi olahraga, bahwa selain dapat memajukan olahraga, langkah yang dilakukan dapat memberikan keuntungan atau mampu berkontribusi pada kepentingan nasional. Ditambah lagi, Indonesia memiliki potensi budaya dan wisata yang beragam, sehingga momentum Piala Dunia U-17 dapat dimanfaatkan sebagai langkah untuk menarik lebih banyak wisatawan mancanegara.
Hal itu bisa menjadi sinergi antara sektor sehingga menghasilkan multiplier effect.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.