Namun Pratama juga menyatakan bahwa prediksi kiamat internet atau kondisi Bumi benar-benar kehilangan sinyal internet akibat badai Matahari tidak sepenuhnya benar.
Hal itu karena tidak semua sistem telekomunikasi dan internet akan terkena imbas dari badai Matahari.
Menurut dosen di Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN) ini, komunikasi melalui fiber optic tetap akan dapat berjalan seperti biasa.
Menurutnya, fiber optic atau serat fiber merupakan teknologi layanan internet yang menyalurkan sinyal melalui kabel.
"Hanya saja mungkin kapasitas yang bisa ditampung akan berkurang karena sebagian transmisi sinyal masih menggunakan satelit dan radio yang akan terganggu pada saat terjadi badai Matahari," jelasnya.
Di sisi lain, menurut Pratama, badai Matahari hanya terjadi selama siklus tertentu.
Seingga gangguan yang terjadi pada sistem komunikasi satelit dan radio hanya akan terjadi beberapa saat waktu puncak badai Matahari saja.
Setelah puncak badai Matahari usai, semua sistem komunikasi akan dapat kembali berfungsi normal.
"Meskipun akan dapat kembali mengalami gangguan jika ada badai Matahari selanjutnya," tuturnya.