Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Deretan Kontroversi Elon Musk Selama Kuasai Twitter, Pernah Pecat CEO dan PHK Karyawan

Kompas.com - 03/07/2023, 11:30 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Elon Musk dihujani kritikan dari warganet buntut kebijakan terbarunya  membatasi jumlah twit pengguna Twitter per hari.

Hal tersebut membuat pengguna tidak bisa mengakses cuitan dari akun lain jika mereka telah mencapai batas maksimal untuk melihat twit.

Adapun, akun yang sudah diverifikasi berhak mengakses cuitan sebanyak 10.000 twit dan akun yang belum diverifikasi sebanyak 1.000 twit.

Sementara akun yang baru dan belum diverifikasi hanya diberi kesempatan untuk mengakses cuitan sebanyak 500 twit dalam sehari.

Selain membatasi jumlah twit, Musk juga pernah membuat kebijakan kontroversial lainnya setelah ia mengakuisisi Twitter.

Berikut deretan kontroversi Musk selama menguasai Twitter.

Baca juga: Pengguna Twitter Ramai-ramai Migrasi ke Truth Social, Apa Itu?

1. Pecat CEO Twitter

Musk mengambil alih Twitter pada Oktober 2022. Ia menggelontorkan dana sekitar 44 miliar dollar AS atau setara Rp 684,2 triliun untuk menguasai Twitter.

Setelah Twitter di bawah kendalinya, ayah dari X Æ A-Xii itu memutuskan untuk memecat Parag Agrawal dari posisinya sebagai CEO.

Dilansir dari CNN, Musk juga memecat dua petinggi Twitter lainnya, yakni CFO Ned Segal dan Kepala Kebijakan Vijaya Gadde.

Sumber yang tidak disebutkan namanya juga menyebutkan, Musk turut memberhentikan penasehat umum Twitter, Sean Edgett.

Baca juga: Twitter Terapkan Limit Jumlah Cuitan yang Bisa Dilihat Pengguna Per Hari, Ini Rinciannya

2. PHK karyawan

Musk yang berstatus sebagai penguasa tunggal Twitter juga melakukan PHK terhadap 80 persen karyawannya pada April 2023 lalu.

Diberitakan oleh CNN, korban PHK Musk mencapai 6.000 orang dan karyawan di Twitter tersisa 1.500 orang saja.

Musk mengatakan bahwa keputusan PHK diambil karena arus kas negatif yang tengah dialami perusahaan sejak ia mengakuisisi Twitter.

Menurut klaimnya, dengan kondisi seperti itu, Twitter hanya bisa bertahan empat bulan saja.

Dilansir dari Insider, Musk juga menyampaikan bahwa keputusan untuk memberhentikan karyawan merupakan hal yang tidak mudah.

Halaman:

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com