Meskipun kasus KDRT dilindungi hukum, tapi kita juga harus mulai peduli terhadap kasus-kasus yang terjadi di sekitar kita. Pasalnya, kasus kekerasan bagaikan gunung es yang ternyata kasus tak terlaporkan lebih banyak dari yang dilaporkan.
Pertama, kita bisa mengurangi candaan seksis yang hanya menitikberatkan terhadap satu gender. Candaan ini biasa kita temukan di media sosial atau lingkup pertemanan. Salah satu contohnya adalah “Ngapain pake baju pink? Kayak banci aja!”.
Baca juga: 3 Gangguan Tidur yang Perlu Diwaspadai
Selain humor seksis, kita juga perlu peduli terhadap lingkungan sekitar. Jika mengetahui ada korban yang terkena KDRT, jangan hanya diam. Lakukan sesuatu yang bisa menolong orang tersebut.
Jika mendapatinya saat pasangan sedang melakukan kekerasan, kita bisa meminta tolong kepada tetangga atau orang-orang sekitar untuk membantu memisahkannya. Hal ini dilakukan agar korban mendapatkan tempat aman dan perlindungan.
Terakhir, selalu memperkuat diri dengan pengetahuan dan informasi seputar isu gender. Mempunyai pengetahuan lebih membuat kita mampu berempati kepada para korban sehingga rantai kekerasan pun akan terputus.
Lantas, bagaimana kelanjutan kisah Rusli yang kerap melakukan kekerasan terhadap Arin dan Sita? Simak cerita lengkapnya dalam audio drama siniar Tinggal Nama bertajuk “Kadaver” pada episode “Permulaan Satu (Prolog)” dengan tautan dik.si/TNKadaverP1 di Noice dan Spotify.
Dengarkan juga kisah-kisah lainnya yang tak kalah mencekam melalui playlist YouTube Medio by KG Media. Kini, Tinggal Nama juga telah tersedia di Noice dengan tautan dik.si/NoiceTN.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.