Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Medio by KG Media
Siniar KG Media

Saat ini, aktivitas mendengarkan siniar (podcast) menjadi aktivitas ke-4 terfavorit dengan dominasi pendengar usia 18-35 tahun. Topik spesifik serta kontrol waktu dan tempat di tangan pendengar, memungkinkan pendengar untuk melakukan beberapa aktivitas sekaligus, menjadi nilai tambah dibanding medium lain.

Medio yang merupakan jaringan KG Media, hadir memberikan nilai tambah bagi ranah edukasi melalui konten audio yang berkualitas, yang dapat didengarkan kapan pun dan di mana pun. Kami akan membahas lebih mendalam setiap episode dari channel siniar yang belum terbahas pada episode tersebut.

Info dan kolaborasi: podcast@kgmedia.id

Tingginya Kasus KDRT di Indonesia

Kompas.com - 27/06/2023, 11:14 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Alifia Putri Yudanti dan Ikko Anata

KOMPAS.com - Kekerasan adalah bentuk kejahatan yang membuat korbannya terjebak dalam lingkaran setan. Terlebih jika hal itu terjadi dalam suatu hubungan romansa dan rumah tangga. Mayoritas korban dari kekerasan ini adalah perempuan.

Menurut catatan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) ada sebanyak 25.050 perempuan menjadi korban kekerasan di Indonesia sepanjang 2022. Jumlah tersebut meningkat 15,2 persen dari tahun sebelumnya sebanyak 21.753 kasus.

Kekerasan rumah tangga menjadi kasus yang paling banyak terjadi dan mencapai 18.138 korban. Itu sebabnya, banyak kisah yang mengangkat fenomena ini untuk meningkatkan kepedulian dan kewaspadaan bagi masyarakat Indonesia, khususnya perempuan.

Kekompleksitasan masalah ini dituangkan dalam serial orisinal audio drama kelima dari siniar Tinggal Nama bertajuk “Kadaver” pada episode “Permulaan Satu (Prolog)” dengan tautan dik.si/TNKadaverP1.

Mengutip United Nations, kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) didefinisikan sebagai pola perilaku intimidasi untuk mendapatkan atau mempertahankan kekuasaan dan kendali atas pasangannya.

Pelaku KDRT biasanya menggunakan cara yang menakut-nakuti, mengintimidasi, meneror, memanipulasi, menyakiti, mempermalukan, hingga menyalahkan pasangan agar mau menuruti segala perintahnya. Mereka tidak mau dianggap sebagai sosok yang lemah.

Baca juga: Oversharing di Media Sosial, Apa Dampaknya?

Kekerasan dalam rumah tangga dapat terjadi pada siapa saja, terlepas dari ras, usia, orientasi seksual, agama, atau jenis kelamin. Akibatnya, tindakan ini sangat mempengaruhi kondisi fisik dan psikis korban.

Siklus Berulang

Kekerasan yang terjadi dalam rumah tangga membentuk siklus yang lebih besar dan besar. Meskipun kekerasan jarang dilakukan, perilaku tersebut bisa membuat korban ketakutan sehingga pelaku mampu mengendalikan hidupnya.

Perilaku ini biasanya didukung oleh budaya patriarki, yaitu mengedepankan laki-laki dalam berbagai hal sehingga perempuan pun termarginalkan. Selain itu, stigma bahwa laki-laki kuat dan perempuan lemah juga membuat kasus KDRT jarang sekali cepat dilaporkan.

Terdapat empat siklus yang biasa dialami oleh korban KDRT. Pertama adalah siklus ketegangan yang menjadi pemicu awal dari pertengkaran, misalnya masalah ekonomi keluarga yang memburuk.

Jika tak ditangani dengan tepat siklus ini akan memicu siklus kedua, yaitu kekerasan. Siklus ini adalah manifestasi dari masalah pemicu. Bentuknya meliputi kekerasan fisik (pukulan, tendangan, cekikan), seksual, dan emosional (penghinaan atau umpatan kasar).

Ketiga adalah siklus rekonsiliasi. Setelah kekerasan berlangsung, pelaku akan meminta maaf kepada korban dan berjanji tidak akan mengulanginya. Tahap ini yang membuat kebanyakan korban luluh dan mau kembali kepada pelaku.

Tahap terakhir adalah siklus bulan madu. Pada siklus ini, pelaku dan korban kembali menjalani hubungan sehat seperti biasa. Namun, tahap ini tidak boleh disepelekan karena jika terjadi masalah pelaku KDRT bisa kembali ke siklus ketegangan dan seterusnya.

Apabila siklus ini terus berlangsung, korban dapat mengalami disabilitas fisik, gangguan mental, dan enggan bersosialisasi. Tak hanya pasangan, anak-anak yang tinggal di keluarga seperti ini sering menunjukkan masalah psikologis, seperti trauma berkepanjangan dan kenakalan yang tak dapat terkendali.

Cara Hentikan KDRT di Sekitar Kita

Meskipun kasus KDRT dilindungi hukum, tapi kita juga harus mulai peduli terhadap kasus-kasus yang terjadi di sekitar kita. Pasalnya, kasus kekerasan bagaikan gunung es yang ternyata kasus tak terlaporkan lebih banyak dari yang dilaporkan.

Pertama, kita bisa mengurangi candaan seksis yang hanya menitikberatkan terhadap satu gender. Candaan ini biasa kita temukan di media sosial atau lingkup pertemanan. Salah satu contohnya adalah “Ngapain pake baju pink? Kayak banci aja!”.

Baca juga: 3 Gangguan Tidur yang Perlu Diwaspadai

Selain humor seksis, kita juga perlu peduli terhadap lingkungan sekitar. Jika mengetahui ada korban yang terkena KDRT, jangan hanya diam. Lakukan sesuatu yang bisa menolong orang tersebut.

Jika mendapatinya saat pasangan sedang melakukan kekerasan, kita bisa meminta tolong kepada tetangga atau orang-orang sekitar untuk membantu memisahkannya. Hal ini dilakukan agar korban mendapatkan tempat aman dan perlindungan.

Terakhir, selalu memperkuat diri dengan pengetahuan dan informasi seputar isu gender. Mempunyai pengetahuan lebih membuat kita mampu berempati kepada para korban sehingga rantai kekerasan pun akan terputus.

Lantas, bagaimana kelanjutan kisah Rusli yang kerap melakukan kekerasan terhadap Arin dan Sita? Simak cerita lengkapnya dalam audio drama siniar Tinggal Nama bertajuk “Kadaver” pada episode “Permulaan Satu (Prolog)” dengan tautan dik.si/TNKadaverP1 di Noice dan Spotify.

Dengarkan juga kisah-kisah lainnya yang tak kalah mencekam melalui playlist YouTube Medio by KG Media. Kini, Tinggal Nama juga telah tersedia di Noice dengan tautan dik.si/NoiceTN.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Cocok untuk Turunkan Berat Badan

8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Cocok untuk Turunkan Berat Badan

Tren
Kronologi dan Fakta Keponakan Bunuh Pamannya di Pamulang

Kronologi dan Fakta Keponakan Bunuh Pamannya di Pamulang

Tren
Melihat 7 Pasal dalam RUU Penyiaran yang Tuai Kritikan...

Melihat 7 Pasal dalam RUU Penyiaran yang Tuai Kritikan...

Tren
El Nino Diprediksi Berakhir Juli 2024, Apakah Akan Digantikan La Nina?

El Nino Diprediksi Berakhir Juli 2024, Apakah Akan Digantikan La Nina?

Tren
Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Tren
Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Tren
Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Tren
7 Fakta Menarik tentang Otak Kucing, Mirip seperti Otak Manusia

7 Fakta Menarik tentang Otak Kucing, Mirip seperti Otak Manusia

Tren
Cerita Muluwork Ambaw, Wanita Ethiopia yang Tak Makan-Minum 16 Tahun

Cerita Muluwork Ambaw, Wanita Ethiopia yang Tak Makan-Minum 16 Tahun

Tren
Mesin Pesawat Garuda Sempat Terbakar, Jemaah Haji Asal Makassar Sujud Syukur Setibanya di Madinah

Mesin Pesawat Garuda Sempat Terbakar, Jemaah Haji Asal Makassar Sujud Syukur Setibanya di Madinah

Tren
Ada Vitamin B12, Mengapa Tidak Ada B4, B8, B10, dan B11?

Ada Vitamin B12, Mengapa Tidak Ada B4, B8, B10, dan B11?

Tren
Apa yang Dilakukan Jemaah Haji Saat Tiba di Bandara Madinah? Ini Alur Kedatangannya

Apa yang Dilakukan Jemaah Haji Saat Tiba di Bandara Madinah? Ini Alur Kedatangannya

Tren
Kisah Omar, Hilang Selama 26 Tahun, Ditemukan Hanya 200 Meter dari Rumahnya

Kisah Omar, Hilang Selama 26 Tahun, Ditemukan Hanya 200 Meter dari Rumahnya

Tren
Naik Rp 13,4 Miliar Selama 2023, Berikut Rincian Harta Kekayaan Jokowi

Naik Rp 13,4 Miliar Selama 2023, Berikut Rincian Harta Kekayaan Jokowi

Tren
Mengenal PTN BLU di Indonesia: Daftar Kampus dan Bedanya dari PTN BH

Mengenal PTN BLU di Indonesia: Daftar Kampus dan Bedanya dari PTN BH

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com