KOMPAS.com - Asteroid, komet, dan meteor temasuk dalam kategori batu luar angkasa atau benda kecil dalam tata surya.
Mereka bisa berasal dari potongan batu, es, dan logam yang merupakan sisa-sisa dari pembentukan tata surya 4,6 miliar tahun yang lalu.
Baca juga: Apa Itu Planet Kerdil? Berikut Pengertian dan Contohnya
Lantas, apa perbedaan asteroid, komet, dan meteor?
Dilansir dari laman NASA, berikut perbedaan definisi antara meteor, asteroid, dan komet:
Meteoroid adalah objek di ruang angkasa yang ukurannya bervariasi, mulai dari butiran debu hingga asteroid kecil. Mereka sering disebut sebagai "batu luar angkasa".
Ketika meteoroid memasuki atmosfer bumi (atau planet lain, seperti Mars) dengan kecepatan tinggi dan terbakar, bola api atau "bintang jatuh" itu disebut meteor.
Dan jika sebuah meteoroid selamat dari perjalanan melalui atmosfer dan berhasil menyentuh tanah, itu disebut meteorit.
Baca juga: 8 Hal soal Hujan Meteor Eta Aquarid yang Terjadi Dini Hari Nanti
Asteroid, kadang-kadang disebut planet kecil, adalah batuan dan tak berudara yang tersisa dari pembentukan awal tata surya sekitar 4,6 miliar tahun yang lalu.
Sebagian besar puing antariksa purba ini dapat ditemukan mengorbit Matahari antara Mars dan Jupiter di dalam sabuk asteroid utama.
Ukuran asteroid bervariasi, mulai dari lebar 10 meter hingga berdiameter sekitar 530 kilometer.
Menariknya, massa total semua asteroid yang di sabuk asteroid utama, jika digabungkan, masih lebih kecil dari massa Bulan Bumi.
Baca juga: NASA Temukan Asteroid Baru yang Diperkirakan Akan Tabrak Bumi pada 2046
Komet-komet adalah sisa-sisa beku dari pembentukan tata surya yang terdiri dari debu, batuan, dan es.
Saat mereka mengorbit lebih dekat ke Matahari, mereka memanas lalu memuntahkan gas dan debu yang membentuk kepala bercahaya yang bisa lebih besar dari sebuah planet.
Debu dan gas tersebut membentuk ekor yang membentang sejauh jutaan kilometer jauhnya dari Matahari.
Ada kemungkinan miliaran komet yang mengorbit Matahari di Sabuk Kuiper dan Awan Oort yang lebih jauh lagi.
Baca juga: Hanya Melintas Sekali Seumur Hidup, Ini Jadwal dan Cara Melihat Komet C/2022 E3 (ZTF)
Asteroid, komet, dan meteor terkadang bisa menampilkan sejumlah fenomena yang bisa disaksikan oleh manusia di Bumi.
Sebagaimana dikutip dari laman Science Focus, berikut beberapa fenomena umum terkait benda-benda langit kecil tersebut:
Saat komet atau asteroid bergerak mengelilingi Matahari, mereka meninggalkan jejak puing-puing di belakangnya.
Saat orbit Bumi bersinggungan dengan puing-puing ini, hasilnya adalah ratusan (atau ribuan) jalur terang, tampak memancar dari satu titik di langit malam.
Inilah mengapa orang-orang sering melihat hujan meteor pada waktu yang sama setiap tahunnya, dan meteor bisa lebih banyak jumlahnya pada malam-malam tertentu.
Baca juga: Apakah Pluto adalah Sebuah Planet? Berikut Penjelasannya
Fenomena fireball atau bola api terjadi jika meteor yang memasuki atmosfer bumi memiliki tingkat kecerahan yang melebihi Venus.
Bola api besar akan terlihat selama 5-10 detik dan terkadang ia bisa meledak, seperti halnya meteorit Danau Tagish yang jatuh pada tahun 2000.
Ia meledak di langit dengan kekuatan sekitar seperempat dari bom Hiroshima, pecah menjadi sekitar 500 bagian yang menghujani Danau Tagish di British Columbia, Kanada.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.