Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Tradisi Unik Perayaan Idul Adha di Indonesia, Apa Saja?

Kompas.com - 15/06/2023, 13:15 WIB
Muhammad Zaenuddin

Penulis

KOMPAS.com - Idul Adha merupakan salah satu Hari Raya yang dirayakan oleh umat muslim di seluruh dunia.

Salah satu hal yang dilakukan saat Idul Adha adalah pemotongan hewan kurban, yang nantinya daging hewan kurban tersebut dibagikan kepada golongan dan orang-orang yang tidak mampu.

Di Indonesia sendiri hewan ternak yang paling umum dikurbankan adalah sapi dan kambing.

Selain identik dengan penyembelihan hewan kurban, masyarakat Indonesia juga memiliki tradisi-tradisi unik ketika hari raya Idul Adha.

Baca juga: Tidak Ada Cuti Bersama, Ini Jadwal Libur Idul Adha 2023


Dilansir Kompas.com (10/07/2022), berikut ini adalah beberapa tradisi unik perayaan Idul Adha di Indonesia

1. Tradisi Gamelan Sekaten, Cirebon

Gamelan Sekaten adalah perayaan khas Cirebon yang dipercaya merupakan salah satu dari bagian dakwah Sunan Gunung Jati saat menyebarkan Islam di tanah Cirebon.

Gamelan Sekaten selalu dibunyikan setiap perayaan hari besar agama Islam, yaitu Idul Fitri dan Idul Adha, dan dibunyikan sesaat setelah Sultan Keraton Kasepuhan keluar dari Masjid Agung Sang Cipta Rasa.

Alunan Gamelan yang berada di sekitar area Keraton Kasepuhan Cirebon, menjadi penanda bahwa umat Islam di Cirebon tengah merayakan hari kemenangan.

Baca juga: Jadwal Sidang Isbat Penetapan Idul Adha 2023, Ada Potensi Perbedaan

2. Tradisi Grebeg Gunungan, Yogyakarta

Ilustrasi tradisi Grebeg Gunungan di Yogyakarta.Shutterstock/aditya_frzhm Ilustrasi tradisi Grebeg Gunungan di Yogyakarta.

Grebeg Gunungan merupakan tradisi masyarakat Yogyakarta saat Idul Adha, di mana warga muslim Yogyakarta akan mengarak hasil bumi dari halaman Keraton sampai Masjid Gede Kauman.

Arak-arakan hasil bumi ini membawa gunungan berjumlah 3 buah, yang tersusun dari rangkaian sayuran dan buah.

Masyarakat Yogyakarta percaya, siapa saja yang berhasil mengambil hasil bumi yang disusun dalam gunungan maka mereka akan mendapatkan rezeki.

Tradisi gunungan juga dilaksanakan pada saat hari raya Idul Fitri tradisi, disebut sengan nama Grebeg Syawal.

Baca juga: Resep Sate Kambing Bumbu Kacang dan Kaki Kambing Oven untuk Idul Adha

3. Tradisi Apitan, Semarang

Apitan adalah sebuah tradisi yang dilakukan oleh masyarakat di Semarang sebagai bentuk rasa syukur atas rezeki berupa hasil bumi yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa.

Tradisi ini biasanya diisi dengan pembacaan doa yang dilanjutkan dengan arak-arakan gunungan hasil tani dan ternak, yang nantinya akan diambil secara berebutan oleh masyarakat sekitar.

Perayaan tradisi Apitan dipercaya merupakan kebiasaan Wali Songo sebagai bentuk ungkapan rasa syukur saat hari raya Idul Adha.

Baca juga: Batas Aman Konsumsi Daging Kambing Saat Idul Adha

4. Tradisi Manten Sapi, Pasuruan

Seekor sapi  yang sudahdirias sebelum dipotong dalam peringatan Hari Raya Idul Adha sebagai bagian dari tradisi Manten Sapi di Pasuruan. surabaya.tribunnews.com/galih lintartika Seekor sapi yang sudahdirias sebelum dipotong dalam peringatan Hari Raya Idul Adha sebagai bagian dari tradisi Manten Sapi di Pasuruan.

Tradisi unik perayaan Idul Adha yang terakhir adalah Tradisi Manten Sapi. Ini merupakan bentuk rasa syukur dan penghormatan kepada hewan kurban yang akan disembelih.

Nantinya, warga Pasuruan akan mendandani sapi yang akan dikurbankan secantik mungkin, dengan cara dikalungi bunga tujuh rupa, lalu dibalut dengan kain kafan, serban, dan sajadah.

Penggunaan kain kafan merupakan simbol kesucian bagi orang yang berkurban. Dan setelah didandani, semua sapi akan diarak menuju masjid setempat untuk diserahkan kepada panitia kurban.

Daging sapi kurban yang mengikuti tradisi Manten Sapi biasanya akan diolah untuk disantap secara bersama-sama.

Baca juga: 10 Resep Olahan Daging Kambing untuk Ide Masakan Idul Adha

5. Tradisi Meugang, Aceh

Tradisi Meugang dirayakan oleh masyarakat Aceh ketika hari besar keagamaan Islam sebagai ungkapan rasa syukur atas kemakmuran tanah Aceh.

Tradisi yang sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu ini identik dengan makan-makan bersama menu daging sapi atau kerbau yang diolah dalam berbagai jenis masakan.

Sejarah tradisi Meugang berawal pada masa kerajaan Aceh yang memotong hewan dan dibagikan secara gratis kepada masyarakat.

Sampai saat ini, masyarakat Aceh tetap melestarikan tradisi Meugang untuk menyambut hari-hari besar Islam.

 

(Sumber: Kompas.com/Taufieq Renaldi Arfiansyah | Editor: Inten Esti Pratiwi)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com