Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Pendopo Tamansiswa yang Ditangisi Ibu-ibu Usai Bentrok Dua Kelompok Massa di Yogyakarta

Kompas.com - 05/06/2023, 14:45 WIB
Alinda Hardiantoro,
Farid Firdaus

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kericuhan yang melibatkan dua kelompok massa terjadi di Jalan Tamansiswa, Kemantren Mergangsan, Kota Yogyakarta, DIY, Minggu (4/6/2023) malam.

Akibat kericuhan tersebut, bangunan bersejarah Pendopo Tamansiswa ikut rusak.

Seorang ibu warga sekitar berteriak histeris tak rela bangunan tersebut rusak.

"Kula boten ikhlas (saya tidak ikhlas) bangunan ini bersejarah. Sampun, Pak (Sudah, Pak)," ujarnya, dilansir dari Kompas.com, Senin (5/6/2023).

Wanita paruh baya itu mengais sisa-sisa tulisan penanda Pendopo Tamansiswa yang rusak berserakan.

"Kula tiyang (saya orang) Yogya, Pak. Besok anak-anak harus sekolah. (Di sini) ada TK, SD, SMP. Jenengan (Anda) juga harus bekerja," teriak wanita berbaju biru itu.

Lantas, bagaimana sejarah bangunan Pendopo Tamansiswa itu?

Baca juga: Dua Kelompok yang Ricuh di Jalan Tamansiswa Jogja, PSHT dan Brajamusti Berdamai

Sejarah Pendopo Agung Tamansiswa

Rencana pembangunan Pendopo Agung Tamansiswa digagas oleh Ki Hadjar Dewantara dan dibantu warga Tamansari pada 1936.

Bangunan ini berlokasi di Jalan Tamansiswa Nomor 25 Wirogunan, Mergangsan, Yogyakarta.

Dilansir dari Tamansiswa Pusat, para siswa di Taman Siswa, sekolah yang didirikan Ki Hadjar Dewantara, bahu-membahu mengumpulkan biaya pembangunan sebasar 4.000 gulden, anggaran yang tidak sedikit pada masa itu.

Peletakan batu pertama sebagai tanda pembangunan dimulai dilakukan pada 10 Juli 1938 oleh Nyi Hadjar Dewantara mewakili semua orang yang turut mendirikan "Wakaf Merdeka" dari Persatun Tamansiswa.

Baca juga: Hardiknas 2 Mei 2023: Sosok Ki Hadjar Dewantara dan Sejarah Hari Pendidikan Nasional

Pendopo agung itu resmi dibuka pada 16 November 1938 melalui upacara yang juga dilakukan oleh Nyi Hadjar Dewantara.

Pada saat peresmian pendopo, diresmikan pula panji-panji Tamansiswa. Panji-panji ini menyerupai perisai dan berisi lambang Tamansiswa dengan bentuk segi panjang berukuran 50 X 75 cm.

Panji-panji tersebut menjadi simbol dasar perjuangan Tamansiswa dalam mencapai cita-citanya.

Desain Pendopo Agung Tamansiswa

Bangunan Pendopo Agung Tamansiswa berbentuk joglo, gaya arsitektur khas daerah Jawa–Yogyakarta.

Ukurannya berbentuk persegi sekitar 17 meter x 17 meter.

Lantai terletak satu meter di atas tanah dengan tinggi pendapa 12 meter. Bahan bangunan seluruhnya berkualitas tinggi.

Di dalam kompleks terdapat bangunan Pusat Wanita Tamansiswa, Sekolah Taman Indria (TK), Taman Muda (SD), Sekolah Taman Dewasa (SMP), dan Balai Persatuan Tamansiswa.

Sekitar 1952, Majelis Luhur berhasil memperluas pendapa. Perluasan dilakukan dengan menambah sayap kanan dan kiri yang beratapkan seng dan tempat untuk menyimpan gamelan.

Komplek perguruan Tamansiswa tidak beralihfungsi sejak didirikannya serta masih dipertahankankeasliannya.

Baca juga: Hari Pendidikan Nasional, Ini Sejarah dan Makna Semboyan Tut Wuri Handayani Milik Ki Hadjar Dewantara

Tempat penanaman nilai-nilai kebangsaan

Setelah diresmikan, Pendopo Agung Tamansiswa menjadi tempat Rapat Besar Umum (Kongres) Tamansiswa Ke III yang berlangsung pada 16-22 November 1938.

Apabila Tamansiswa menyelenggarakan kongresnya, kegiatan tersebut berlangsung di bawah naungan Pendopo Agung Tamansiswa.

Bersamaan dengan peresmian pendopo, Ki Hadjar Dewantara beserta keluarga menempati rumah di Jalan Tamansiswa 31 yang kini dijadikan Museum Dewantara Kirti Griya.

Menurut catatan Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta, Pendopo Agung Tamansiswa menjadi tempat penanaman nilai-nilai kebangsaan oleh Ki Hajar Dewantara pada masa revolusi.

Baca juga: Hari Pendidikan Nasional dan Momen Mengenang Ki Hadjar Dewantara...

Pendopo Agung Tamansiswa jadi cagar budaya

Pendopo Agung Tamansiswa ditetapkan sebagai Bangunan Cagar Budaya melalui Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 243/M/2015 tanggal 18 Desember 2015.

Dilansir dari Jogja Cagar, bangunan bersejarah ini berstatus warisan budaya dengan nomor registrasi 3471041001.3.2021.874.

Pendopo Agung Tamansiswa tercatat sebagai bangunan tradisional Jawa 200 M-1900 M.

Pendopo Agung Tamansiswa saat ini

Pendopo Agung Tamansiswa dikelola Yayasan Persatuan Perguruan Tamansiswa sampai sekarang.

Di sisi utara terdapat bekas rumah tinggal Ki Hajar Dewantara yang yang kini menjadi Museum Dewantara Kirti Griya sejak 2 Mei 1970.

Tempat ini kerap dugunakan untuk wisata edukasi bagi pelajar.

Selain itu, difungsikan pula sebagai tempat kuliah lapangan bagi mahasiswa.

Masyarakat sekitar juga memanfaatkan Pendopo Agung Tamansiswa untuk berkegiatan sosial, berlatih tari, dan acara kesenian lainnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com