KOMPAS.com - Unggahan video yang memperlihatkan punggung seseorang laki-laki mengalami bentol-bentol berair ramai di media sosial.
Unggahan itu dibuat oleh akun Twitter ini pada Sabtu (3/6/2023). Dalam unggahan tampak bentol-bentol berair itu berada di area punggung dan dada yang terlihat cukup banyak.
Beberapa warganet menyebutkan bahwa bentol tersebut adalah herpes zoster atau yang dikenal sebagai "dompo".
"Aku pernah kena ini penyakit karna wabah di kampung ku. Herpes zoster," ungkap akun ini.
"Sesuai sama dermatom kemungkinan herpes zooster sih inii," kata akun ini.
"Herpes zoster/cacar api/dompo they said. Lagi ngetrend di tempat aku kerja hmm," tulis akun ini.
Hingga Minggu, (4/6/2023) siang, unggahan ini sudah dilihat sebanyak 56.600 kali dan mendapatkan lebih dari 128 komentar dari warganet.
Lantas, benarkah bentol berair itu adalah penyakit herpes zoster?
Baca juga: Ramai soal Kulit Badan Terasa Gatal dan Panas Mirip Biduran, Apa Penyebabnya?
Tebak diagnosis kuy dok! Khas banget yang di sini sesuai buku bangettt ???????????? pic.twitter.com/VyPdpbjj8e
— Kirim Menfess? Baca Pinned Supaya Terkirim!???? (@BaseAnakFK) June 3, 2023
Dokter spesialis kulit dan kelamin dari RSUD Prof Dr Margono Soekarjo Purwokerto, Ismiralda Oke Putranti membenarkan bahwa bentol dalam unggahan tersebut adalah herpes zoster.
"Itu herpes zoster, nama lainnya adalah shingles, cacar ular, dampa," ujarnya kepada Kompas.com, Minggu (4/6/2023).
Ismiralda menyampaikan, herpes zoster merupakan reaktivasi virus varicella zoster yang sudah ada sebelumnya di dalam tubuh kita, yang kemudian bermanifestasi sebagai cacar air.
Virus itu tidak mati, melainkan bersembunyi di dalam ganglion saraf manusia.
"Kemudian pada saat kondisi tubuh atau imunitas kita sedang turun, virus yang sembunyi tadi akan mengalami reaktivasi dan menyerang saraf sesuai dengan tempatnya bersembunyi," ungkapnya.
Baca juga: Ramai soal Lesi Merah di Permukaan Kulit Mirip Ringworm, Apa Penyebabnya?
"Gejala ini bisa berlangsung 2-3 hari dan diikuti dengan erupsi kulit berupa lenting-lenting berisi cairan hingga lepuh pada satu sisi bagian tubuh sesuai dengan saraf yang terkena," ungkapnya.
Kemudian, Ismiralda mengatakan, nyeri pada area dada sebelah kiri juga sering sekali dianggap sebagai serangan jantung, karena memang sakitnya bisa luar biasa. Terlebih, bila gejala ini terjadi pada orang lanjut usia (lansia).
Hal tersebut karena secara alami lansia akan mengalami penurunan imunitas, maka dari itu, herpes zoster lebih rentan terjadi pada kelompok usia tersebut.
Baca juga: Ramai soal Tidak Reapply Sunscreen Bisa Bikin Kulit Gosong, Benarkah? Ini Kata Dokter
Sementara itu, Ismiralda menyampikan bahwa herpes zoster juga sering menimbulkan komplikasi yang disebut neuralgia pasca herpetika pada orang-orang lansia.
Neuralgia pasca herpetika adalah kondisi di mana tubuh akan secara simultan mengalami nyeri pada area bekas herpes secara terus menerus, meskipun lesi herpesnya sudah sembuh.
"Komplikasi ini menimbulkan keresahan tersendiri bagi lansia, karena dapat mengganggu aktivitas hariannya akibat nyeri yang ditimbulkan cukup hebat," ucapnya.
Baca juga: Ramai soal Bercak di Kulit Jadi Tanda Penyakit Sifilis, Apa Bedanya dengan Penyakit Kulit Biasa?
Dilansir dari Cleveland Clinic, tidak ada obat untuk herpes zoster. Akan tetapi, ada beberapa perawatan yang bisa digunakan untuk mengatasi gejalanya. Berikut ini beberapa di antaranya:
Obat antivirus dapat meredakan ketidaknyamanan dan membuat gejala berhenti lebih cepat, terutama jika Anda memulainya dalam waktu 72 jam sejak tanda pertama herpes zoster.
Selain itu, obat-obatan ini juga dapat membantu mencegah rasa sakit yang dapat terjadi berbulan-bulan dan bertahun-tahun kemudian, yang disebut postherpetic neuralgia. Obat-obatan ini meliputi:
Obat-obatan berikut ini efektif dalam menghilangkan rasa sakit: