Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengacara Asal New York Diperiksa Usai Ketahuan Pakai ChatGPT untuk Periksa Kasus

Kompas.com - 31/05/2023, 19:15 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Seorang pengacara asal New York, AS diperiksa setelah ketahuan memakai ChatGPT untuk memeriksa kasus.

Hal tersebut dilakukan oleh Steven A Schwartz, pengacara yang berpengalaman selama 30 tahun.

Dilansir dari New York Times, awal mula Schwartz ketahuan memakai ChatGPT adalah ketika membela seorang pria bernama Roberto Mata yang menggugat maskapai Avianca Airlines.

Pria itu menggugat pihak maskapai setelah lututnya terluka akibat terkena troli yang didorong pramugari Avianca.

Kejadian terjadi ketika ia menempuh penerbangan menuju Bandara Internasional John F Kennedy, New York pada 2019 lalu.

Baca juga: Dosen ITB: Ini Bahaya ChatGPT bagi Dunia Pendidikan

Pengacara tergugat tidak dapat temukan kasus

Mata yang menggugat Avianca dibantu oleh tim hukumnya dengan mengajukan laporan yang isinya mengutip beberapa kasus pengadilan sebelumnya sebagai pembuktian agar kasusnya dilanjutkan.

Namun, pengacara tergugat kemudian menulis kepada hakim bahwa mereka tidak dapat menemukan kasus yang dikutip oleh tim hukum penggugat.

"Enam dari kasus yang diajukan tampaknya merupakan keputusan pengadilan palsu dengan kutipan palsu dan kutipan internal palsu," kata Hakim Castel yang menangani gugatan dikutip dari BBC.

Setelah laporan yang tidak dapat dipahami oleh pengacara tergugat diselidiki, laporan ini ternyata tidak disusun oleh Peter LoDuca selaku pengacara penggugat.

Laporan tersebut disiapkan oleh Schwartz yang merupakan rekan LoDuca di firma hukum yang sama.

Schwartz menggunakan ChatGPT untuk mencari kasus serupa sebelumnya untuk memperkuat pembuktian di persidangan.

Baca juga: ChatGPT dan Pak Menteri

Mengaku baru pertama kali pakai ChatGPT

Dalam pernyataan tertulisnya, Schwartz mengklarifikasi bahwa LoDuca tidak ikut memeriksa kasus dan tidak memiliki pengetahuan tentang bagaimana hal itu dilakukan.

Schwartz juga menambahkan bahwa ia sangat menyesal memakai kecerdasan buatan chatbot yang sebelumnya tidak pernah ia gunakan untuk memeriksa kasus.

Bahkan, dalam pengakuannya Schwartz juga mengakui bahwa dirinya tidak menyadari bahwa isi laporan yang disusun menggunakan ChatGPT salah.

Atas kejadian tersebut ia bersumpah tidak akan menggunakan kecerdasan buatan untuk memeriksa kasus tanpa memverifikasi sumbernya.

Adapun, Chat GPT merupakan kecerdasan buatan atau artificial intelligence jenis chatbot yang dikembangkan oleh perusahaan OpenAI.

ChatGPT mulai diandalkan sebagian orang karena mampu memberi jawaban dalam waktu yang sangat singkat. 

Dengan begitu, pengguna ChatGPT tidak perlu repot-repot menggunakan mesin pencari untuk menemukan sumber informasi yang dibutuhkan.

Baca juga: ChatGPT dan Etika Akademis

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Tren
Saya Bukan Otak

Saya Bukan Otak

Tren
Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Tren
Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Tren
8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

Tren
Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Tren
Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Tren
7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

Tren
Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU 'Self Service', Bagaimana Solusinya?

Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU "Self Service", Bagaimana Solusinya?

Tren
Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Tren
Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Tren
6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

Tren
BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

Tren
7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com