Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari-hari Lengsernya Soeharto Setelah 32 Tahun Menjabat Presiden

Kompas.com - 21/05/2023, 07:00 WIB
Aditya Priyatna Darmawan,
Farid Firdaus

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Presiden Soeharto mengumumkan pengunduran dirinya sebagai presiden pada 21 Mei 1998 setelah menjabat selama 32 tahun.

Setelah mengundurkan diri, Soeharto menyerahkan kekuasaan kepada Wakil Presiden BJ Habibie yang menandai awal pemerintahan reformasi dalam sejarah Indonesia.

Pengunduran diri Soeharto itu dilakukan setelah muncul desakan agar ia turun dari kursi presiden menyusul krisis moneter yang melanda Indonesia serta demonstrasi besar-besaran dan kerusuhan di berbagai daerah.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: 18 Mei 1998 Mahasiswa Duduki Gedung DPR/MPR, Minta Soeharto Mundur

Lalu, bagaimana proses mundurnya Soeharto sebagai presiden?

Demonstrasi besar di gedung DPR/MPR

Pada 18 Mei 1998, terjadi demonstrasi besar yang dilakukan mahasiswa di gedung DPR/MPR.

Sebenarnya beberapa bulan sebelumnya sudah ada demonstrasi oleh mahasiswa, namun tidak sebesar pada hari itu.

Dikutip dari Kompas.com Kamis (18/5/2023), para mahasiswa merangsek masuk dan menduduki gedung DPR/MPR.

Aksi yang dilakukan sejak pagi itu dilakukan oleh mahasiswa untuk meminta Presiden Soeharto segera mundur dari jabatannya

Para mahasiswa juga membawa spanduk panjang yang berisi tuntutan agar Soeharto turun dari kursi presiden.

Sempat terjadi ketegangan antara mahasiswa dengan sekelompok orang yang justru mendukung Presiden Soeharto dan menolak Sidang Istimewa MPR.

Namun ketegangan itu dapat diredakan setelah Komandan Kodim (Dandim) Jakarta Pusat Letkol Inf S Widodo menengahi kedua kelompok tersebut.

Baca juga: Luhut Usul Perwira TNI Bisa Tugas di Kementerian/Lembaga, Pengamat: Itu Menentang Reformasi!

Berhasil negosiasi 

Sekitar pukul 11.30 WIB mahasiswa berhasil masuk ke dalam gedung DPR. Mahasiswa tersebut berasal dari Forum Komunikasi Senat Mahasiswa Jakarta (FKSMJ).

FKSMJ diwakili oleh 50 orang yang berasal dari berbagai kampus. Mereka menuntut segera dilaksanakannya Sidang Istimewa MPR untuk melengserkan Soeharto.

Keberhasilan itu membuat kelompok mahasiswa lainnya juga ikut bernegosiasi agar bisa masuk ke dalam gedung DPR. Hasilnya, sejumlah mahasiswa diperbolehkan masuk pada 13.00 WIB.

Pada hari yang sama, perwakilan Institut Pertanian Bogor yang dipimpin oleh rektor Soleh Salahuddin datang di gedung DPR.

Mereka menemui Fraksi Karya Pembangunan atau F-KP (Golkar) dan Fraksi Persatuan Pembangunan untuk menyampaikan tuntutan reformasi di segala bidang.

Selain mahasiswa, banyak tokoh dari berbagai lembaga ikut menyuarakan tuntutan reformasi dan meminta Soeharto mundur.

Baca juga: Demo UU Cipta Kerja, Tindakan Kekerasan, dan Desakan Reformasi Kepolisian...

Harmoko minta Soeharto mundur

Harmoko yang saat itu menjabat pimpinan MPR/DPR turut meminta Soeharto segera mengundurkan dalam konferensi pers.

“Dalam menanggapi situasi seperti tersebut di atas, pimpinan Dewan, baik ketua maupun wakil-wakil ketua, mengharapkan, demi persatuan dan kesatuan bangsa, agar Presiden secara arif dan bijaksana sebaiknya mengundurkan diri,” kata Harmoko dikutip dari arsip Harian Kompas yang terbit pada 19 Mei 1998.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com