Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai soal Cotton Bud yang Tertinggal di Liang Telinga, Apa Bahayanya?

Kompas.com - 10/05/2023, 06:30 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Unggahan yang mengungkapkan mengorek telinga dengan cotton bud bisa menyebabkan infeksi, ramai di media sosial.

Unggahan tersebut dibuat oleh akun Twitter ini pada Minggu (7/5/2023).

"Jangan lagi pakai cottonbud buat korek kuping ya guys, kemarin dapat pasien yang kapasnya ketinggalan di dalam banget. Pasien baru sadar 1 minggu kemudian setelah kupingnya infeksi bernanah," tulis pengunggah.

Hingga Selasa (9/5/2023) sore, unggahan tersebut sudah dilihat sebanyak 105.000 kali dan disukai sebanyak 1.278 warganet.

Beberapa warganet yang melihat unggahan tersebut juga turut berkomentar terkait dengan pengalamannya menggunakan cotton bud.

"Aku jg pernah ngalamin, habis pake cotton buds terus kapasnya nyangkut 1 ke kuping, ga bs diambil dan akhirnya besok ke dokter tht, rasanya sakit bgt pas nyangkut itu tapi herannya aku ga kapok pake cotton buds," ungkap akun ini.

"Aku pernah sampe keluar darah banyak grgr ini barang," kata akun ini.

Lantas, benarkah mengorek telinga dengan cotton bud bisa menyebabkan kapas tertinggal di dalam telinga dan menyebabkan infeksi? 

Baca juga: Telinga Kemasukan Air? Ini 8 Cara Mengatasinya

Penjelasan dokter

Dokter spesialis telinga hidung tenggorokan (THT) konsultan di Rumah Sakit (RS) MRCCC Siloam Hospitals Marlinda Adham menyampaikan, telinga sebenarnya tidak perlu dibersihkan terlalu sering.

Menurutnya, telinga memiliki mekanisme pembersihan untuk liang telinga sendiri. Di mana mekanisme tersebut bisa membersihkan secara alami kotoran yang ada pada telinga.

"Sebenarnya telinga itu tidak perlu dibersihkan setiap hari. Makin sering telinga dibersihkan, maka bisa menyebabkan imunitas lokal yang menurun," ujarnya kepada Kompas.com, Senin (8/5/2023).

Marlinda mengatakan, kotoran telinga dihasilkan oleh kelenjar minyak yang ada di dalam liang telinga untuk melindungi dan membersihkan telinga dari kuman, debu, dan lainnya.

Ketika produksi kelenjar di liang telinga menjadi lebih aktif, maka yang akan terjadi adalah liang telinga akan menjadi lebih lembap, sehingga memudahkan bakteri atau jamur menetap.

"Bila telinga lembap dan dibersihkan dengan cotton bud, justru akan mendorong serumen telinga yang basah ke belakang makin mendekati gendang telinga. Hal ini menyebabkan kotoran telinga semakin menumpuk dan akan lebih sulit dibersihkan," jelasnya.

Baca juga: Ramai soal Stroke Telinga, Benarkah Itu Ada? Ini Penjelasan Dokter

Bisa menyebabkan infeksi

Salah satu cara menjaga kesehatan telinga adalah dengan tidak membersihkannya dengan cotton bud atau korek kuping.Shutterstock/fizkes Salah satu cara menjaga kesehatan telinga adalah dengan tidak membersihkannya dengan cotton bud atau korek kuping.
Senada, dokter spesialis telinga, hidung, dan tenggorokan (THT) di Rumah Sakit RS Columbia Asia (RSCA) Prof Delfitri Munir menyampaikan, kebiasaan mengorek atau membersihkan telinga menggunakan cotton bud memang tidak disarankan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Deretan Insiden Pesawat Boeing Sepanjang 2024, Terbaru Dialami Indonesia

Deretan Insiden Pesawat Boeing Sepanjang 2024, Terbaru Dialami Indonesia

Tren
Asal-usul Gelar 'Haji' di Indonesia, Warisan Belanda untuk Pemberontak

Asal-usul Gelar "Haji" di Indonesia, Warisan Belanda untuk Pemberontak

Tren
Sosok Hugua, Politisi PDI-P yang Usul agar 'Money Politics' Saat Pemilu Dilegalkan

Sosok Hugua, Politisi PDI-P yang Usul agar "Money Politics" Saat Pemilu Dilegalkan

Tren
Ilmuwan Temukan Eksoplanet 'Cotton Candy', Planet Bermassa Sangat Ringan seperti Permen Kapas

Ilmuwan Temukan Eksoplanet "Cotton Candy", Planet Bermassa Sangat Ringan seperti Permen Kapas

Tren
8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Cocok untuk Turunkan Berat Badan

8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Cocok untuk Turunkan Berat Badan

Tren
Kronologi dan Fakta Keponakan Bunuh Pamannya di Pamulang

Kronologi dan Fakta Keponakan Bunuh Pamannya di Pamulang

Tren
Melihat 7 Pasal dalam RUU Penyiaran yang Tuai Kritikan...

Melihat 7 Pasal dalam RUU Penyiaran yang Tuai Kritikan...

Tren
El Nino Diprediksi Berakhir Juli 2024, Apakah Akan Digantikan La Nina?

El Nino Diprediksi Berakhir Juli 2024, Apakah Akan Digantikan La Nina?

Tren
Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Tren
Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Tren
Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Tren
7 Fakta Menarik tentang Otak Kucing, Mirip seperti Otak Manusia

7 Fakta Menarik tentang Otak Kucing, Mirip seperti Otak Manusia

Tren
Cerita Muluwork Ambaw, Wanita Ethiopia yang Tak Makan-Minum 16 Tahun

Cerita Muluwork Ambaw, Wanita Ethiopia yang Tak Makan-Minum 16 Tahun

Tren
Mesin Pesawat Garuda Sempat Terbakar, Jemaah Haji Asal Makassar Sujud Syukur Setibanya di Madinah

Mesin Pesawat Garuda Sempat Terbakar, Jemaah Haji Asal Makassar Sujud Syukur Setibanya di Madinah

Tren
Ada Vitamin B12, Mengapa Tidak Ada B4, B8, B10, dan B11?

Ada Vitamin B12, Mengapa Tidak Ada B4, B8, B10, dan B11?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com