Agus menduga, kedua driver tidak mengetahui medan jalan dengan alasan Koptu JC dan Serda AW berasal dari Surabaya.
"Karena memang driver Surabaya ke Malang kan kurang hafal ya, kurang menguasai medan. Dan kebetulan di daerah perlintasan itu kondisinya sudah gelap, sudah malam. Jadi dia tidak menguasai jalan," ungkap Agus.
Di samping itu, Agus mengatakan bahwa kondisi perlintasan kereta api itu tidak dilengkapi dengan palang pintu.
Sehingga ketika dua bus TNI AL lewat, ternyata ada kereta yang tengah melintas.
"Kami juga mohon agar dari pihak PT KAI juga melengkapi perlintasan itu dengan palang sesuai standar sehingga begitu melintas itu tau kalau di situ ada perlintasan kereta," ungkap Agus.
Agus juga berterima kasih kepada warganet yang telah memviralkan video tersebut. Hal itu menurutnya akan menjadi bahan evaluasi ke depannya.
Sementara itu, Manajer Humas PT KAI Daop 8 Surabaya, Luqman Arif menjelaskan, kendaraan apapun yang melintas dilarang menerobos palang pintu ketika kereta api melintas.
"UU 23 tahun 2007, (kendaraan) mendahulukan perjalanan KA (kereta api)," ucap Luqman kepada Kompas.com, Jumat (5/5/2023).
Luqman juga mengingatkan kepada masyarakat untuk tidak menerobos palang pintu kereta api yang sudah ditutup.
"Oleh pemerintah juga sudah dipasang rambu-rambu lalu lintas, peringatan, dan lain-lain bahwa di depannya ada pelintasan sebidang. Ya itu tolong dipatuhi pengendara," kata Liqman, dikutip dari Kompas.com (5/5/2023).
Berdasarkan pantauan Kompas.com, tidak semua akses jalan tersebut ditutup palang pintu.
Seperti di sisi timur atau Jalan Kebalen Wetan tidak ada palang pintu kereta. Akibatnya pengendara mudah untuk menerobos rel ketika kereta api hendak melintas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.