KOMPAS.com – Hujan meteor Eta Aquarid akan mengalami fase puncaknya pada Sabtu (6/5/2023) dini hari nanti.
Hal itu diungkapkan oleh peneliti dari Pusat Penelitian Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Emanuel Sungging Mumpuni.
“Hujan meteor Eta Aquarid terjadi sejak sekitar 19 April hingga 28 Mei 2023. Puncaknya 6 Mei,” ucap Emanuel kepada Kompas.com, Selasa (2/5/2023).
Ia mengungkapkan, seluruh wilayah Indonesia dapat mengamati hujan meteor tersebut.
Baca juga: Cara Melihat Puncak Hujan Meteor Eta Aquarid 6 Mei 2023, Catat Waktu dan Arahnya
Dihimpun dari pemberitaan Kompas.com, berikut 8 hal yang perlu diketahui soal hujan meteor Eta Aquarid:
Emanuel menjelaskan, hujan meteor adalah fase bumi melewati guguran komet di orbitnya.
“Saat itu Bumi melewati daerah sisa guguran komet,” tutur Emanuel.
Meteor sendiri merupakan benda astronomi berupa serpihan, guguran, atau sisa komet yang tertinggal saat beredar.
Sedangkan, hujan meteor Eta Aquarid merupakan guguran dari komet yang bernama Halley.
Ia mengatakan, hujan meteor Eta Aquarid jika diamati seolah-olah berasal dari konstelasi Aquarius.
“Oleh karena itu, hujan meteor ini disebut Eta Aquarid,” kata Emanuel.
Konstelasi Aquarius adalah salah satu dari beberapa rasi bintang yang ada di langit, dan dijadikan salah satu zodiak untuk seseorang yang terlahir pada 20 Januari hingga 10 Februari.
Hujan meteor Eta Aquarid atau hujan meteor lainnya kebanyakan merupakan siklus tahunan.
“Hujan meteor adalah siklus tahunan, karena Bumi beredar dalam orbitnya mengelilingi Matahari,” jelasnya.
Sehingga umumnya puncak Eta Aquarid setiap tahun terjadi pada tanggal 6 Mei.