Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sederet Mitos Gerhana Bulan Malam Ini, Larangan bagi Ibu Hamil hingga Kontaminasi Makanan

Kompas.com - 05/05/2023, 18:15 WIB
Diva Lufiana Putri,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

Serangan kucing besar itu menjelaskan warna karat atau merah darah yang sering terjadi pada Bulan saat gerhana Bulan total.

Kepercayaan ini pun diikuti ketakutan massal bahwa sang jaguar akan segera memakan Bumi dan seisinya selepas melahap Bulan.

Guna mencegah hal itu terjadi, suku Inca kemudian mencoba mengusir jaguar dengan mengayunkan tombak ke Bulan dan membuat banyak suara bising.

Suara tersebut, termasuk memukuli anjing mereka agar hewan peliharaan ini melolong dan menggonggong menakutkan.

Baca juga: Ada 4 Gerhana Sepanjang 2023, 3 Dapat Dilihat di Indonesia, Apa Saja?

Hanya fenomena biasa layaknya Bulan purnama

Menanggapi mitos yang santer beredar, fisikawan senior India, Dr Abhay Deshpande mengatakan, gerhana Bulan tak lain seperti Bulan purnama biasa.

Perbedaannya hanya terletak di posisi Bumi yang berada di antara Matahari dan Bulan, sehingga menghalangi cahaya Matahari yang seharusnya memantul langsung ke Bulan.

"Karena tidak ada perubahan lain, tidak ada kontaminasi atau bahaya keselamatan yang tidak biasa," kata dia.

Hal serupa disampaikan peneliti ahli pertama Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Ayu Dyah Pangestu yang menampik mitos tentang fenomena alam ini.

Dilansir dari Kompas.com, Jumat (5/5/2023), ia menyampaikan bahwa gerhana Bulan merupakan fenomena astronomis saat Matahari, Bulan dan Bumi sejajar.

Fenomena ini mengakibatkan cahaya Matahari yang seharusnya sampai ke permukaan Bulan, tertutup oleh bayangan Bumi.

Terhalangnya cahaya Matahari itu menyebabkan Bulan tampak gelap, atau cahayanya sedikit redup daripada saat purnama biasa.

"Ini sebuah manifestasi dari pergerakan Matahari, Bumi, dan Bulan di lintasannya," kata Ayu.

"Itu (fenomena gerhana Bulan) hal yang alami, normal yang terjadi di kehidupan kita dan tidak terkait dengan mitos," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com