Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Pendidikan Nasional, Ini Sejarah dan Makna Semboyan Tut Wuri Handayani Milik Ki Hadjar Dewantara

Kompas.com - 02/05/2023, 06:30 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

Dilansir dari Kompas.com, Taman Siswa mengajarkan dasar-dasar kemerdekaan bagi masyarakat pribumi Indonesia yang berasal dari diri sendiri, bukan bantuan Belanda.

Lembaga ini selalu menekankan agar siswanya tidak bergantung kepada orang lain dan tetap berpegang teguh pada prinsip berdikari (berdiri di kaki sendiri).

Taman Siswa memiliki tiga semboyan, yaitu:

  • Ing Ngarsa Sung Tuladha: di depan memberi contoh
  • Ing Madya Mangun Karsa: di tengah membangun semangat
  • Tut Wuri Handayani: di belakang memberikan dorongan

Menurut Kemendikbud, tut wuri handayani berarti mengikuti dari belakang dengan memengaruhi.

Maksudnya, anak tidak boleh ditarik dari depan. Biarkan anak-anak mencari jalannya sendiri. Ketika salah jalan, barulah si pamong atau orang dewasa boleh mengarahkannya kembali.

Baca juga: Mengenal Arti Semboyan Tut Wuri Handayani dari Ki Hajar Dewantara

Logo tut wuri handayani

Selain menjadi semboyan Taman Siswa, tut wuri handayani ditetapkan sebagai semboyan untuk logo Kemendikbud. Lambang ini juga terpasang di seragam sekolah.

Hal ini tidak lepas dari penetapan Ki Hadjar Dewantara sebagai Pahlawan Nasional dan tanggal lahirnya 2 Mei sebagai Hari Pendidikan Nasional.

Dikutip dari Kemendikbud, menteri pengajaran pertama di kabinet Presiden Soekarno itu ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional ke-2 melalui Keputusan Presiden (Keppres) No. 305 Tahun 1959 pada tanggal 28 November 1959.

Sementara tanggal 2 Mei resmi menjadi Hari Pendidikan Nasional melalui Keppres No. 67 Tahun 1961 pada 17 Februari 1961.

Menteri Syarif Thayeb meresmikan logo tut wuri handayani sebagai lambang Departemen Pendidikan dan Kebudayaan pada 6 September 1977 melalui Kepmendikbud No. 0398/M/1977.

Dilansir dari dokumen Lambang Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, berikut uraian lambang tut wuri handayani.

  • Belencong Menyala Bermotif Garuda: Belencong (menyala) merupakan lampu yang khusus dipergunakan pada pertunjukan wayang kulit. Cahaya belencong membuat pertunjukan menjadi hidup.
    • Burung Garuda (yang menjadi motif belencong): memberikan gambaran sifat dinamis, gagah perkasa, mampu dan berani mandiri mengarungi angkasa luas.
    • Ekor dan sayap garuda digambarkan masing-masing lima: "satu kata dengan perbuatan Pancasilais".
  • Buku: merupakan sumber bagi segala ilmu yang dapat bermanfaat bagi kehidupan manusia.
  • Bidang segi lima (biru muda): menggambarkan alam kehidupan Pancasila.
  • Semboyan Tut Wuri Handayani: digunakan oleh Ki Hajar Dewantara dalam melaksanakan sistem pendidikannya. Pencantuman semboyan ini berarti melengkapi penghargaan dan penghormatan kita terhadap almarhum Ki Hajar Dewantara yang hari lahirnya telah dijadikan Hari Pendidikan Nasional.
  • Warna
    • Warna putih pada ekor dan sayap garuda dan buku: berarti suci, bersih tanpa pamrih.
    • Warna kuning emas pada nyala api: berarti keagungan dan keluhuran pengabdian.
    • Warna biru muda pada bidang segi lima: berarti pengabdian yang tak kunjung putus dengan memiliki pandangan hidup yang mendalam (pandangan hidup Pancasila).

Hingga saat ini, semboyan tut wuri handayani dari Ki Hadjar Dewantara terus menjadi semboyan pendidikan di Indonesia. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Video Viral Anak Kecil Menangis di Pinggir Waduk Usai Ayahnya Tenggelam, Ini Kata Polisi

Video Viral Anak Kecil Menangis di Pinggir Waduk Usai Ayahnya Tenggelam, Ini Kata Polisi

Tren
'Chicha': Minuman Fermentasi dari Campuran Air Liur Manusia

"Chicha": Minuman Fermentasi dari Campuran Air Liur Manusia

Tren
Kronologi Penangkapan Pegi, Tersangka Kasus Pembunuhan Vina Cirebon yang Buron 8 Tahun

Kronologi Penangkapan Pegi, Tersangka Kasus Pembunuhan Vina Cirebon yang Buron 8 Tahun

Tren
Produk Susu Nol Gula Sukrosa tapi Tinggi Laktosa, Sehatkah Dikonsumsi?

Produk Susu Nol Gula Sukrosa tapi Tinggi Laktosa, Sehatkah Dikonsumsi?

Tren
7 Penyebab Sembelit pada Kucing Peliharaan, Pemilik Wajib Tahu

7 Penyebab Sembelit pada Kucing Peliharaan, Pemilik Wajib Tahu

Tren
Ramai Keluhan SPBU Eror untuk Isi Pertalite dan Biosolar, Pertamina Jelaskan Penyebabnya

Ramai Keluhan SPBU Eror untuk Isi Pertalite dan Biosolar, Pertamina Jelaskan Penyebabnya

Tren
Daftar Negara yang Memiliki Hak Veto di Dewan Keamanan PBB

Daftar Negara yang Memiliki Hak Veto di Dewan Keamanan PBB

Tren
Bisakah Peserta BPJS Kesehatan Langsung Berobat ke Rumah Sakit Tanpa Rujukan?

Bisakah Peserta BPJS Kesehatan Langsung Berobat ke Rumah Sakit Tanpa Rujukan?

Tren
Buntut Film Dokumenter “Burning Sun”, Stasiun TV Korsel KBS Ancam Tuntut BBC

Buntut Film Dokumenter “Burning Sun”, Stasiun TV Korsel KBS Ancam Tuntut BBC

Tren
8 Perawatan Gigi yang Ditanggung BPJS Kesehatan 2024, Termasuk Scaling

8 Perawatan Gigi yang Ditanggung BPJS Kesehatan 2024, Termasuk Scaling

Tren
Gagal Tes BUMN karena Tidak Memenuhi Syarat atau Terindikasi Curang, Apa Penyebabnya?

Gagal Tes BUMN karena Tidak Memenuhi Syarat atau Terindikasi Curang, Apa Penyebabnya?

Tren
Berada di Tingkat yang Sama, Apa Perbedaan Kabupaten dan Kota?

Berada di Tingkat yang Sama, Apa Perbedaan Kabupaten dan Kota?

Tren
Biaya Kuliah UGM Jalur Mandiri 2024/2025, Ada IPI atau Uang Pangkal

Biaya Kuliah UGM Jalur Mandiri 2024/2025, Ada IPI atau Uang Pangkal

Tren
Irlandia, Spanyol, dan Norwegia Akui Negara Palestina, Israel Marah dan Tarik Duta Besar

Irlandia, Spanyol, dan Norwegia Akui Negara Palestina, Israel Marah dan Tarik Duta Besar

Tren
Ramai soal Salah Paham Beli Bensin di SPBU karena Sebut Nilai Oktan, Ini Kata Pertamina

Ramai soal Salah Paham Beli Bensin di SPBU karena Sebut Nilai Oktan, Ini Kata Pertamina

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com