Menurutnya, yang menjadi masalah adalah cahaya biru yang dikeluarkan oleh monitor ponsel dan kemudian dibaca oleh otak sebagai siang hari.
"Otak kita akan membaca sinar biru tersebut sebagai siang hari, sehingga ada kesalahan sinyal. Dalam artian, otak kita yang seharusnya bisa mengenali pola siang dan malam jadi kacau," kata dia.
"Ini semacam polusi cahaya yang dapat menggangu irama sirkadian harian manusia," sambungnya.
Baca juga: Ramai soal Penyebab Sesak Napas Saat Tidur, Simak Pertolongan Pertama dan Pencegahannya!
Ia menjelaskan, setiap makhluk hidup memiliki masa atau waktu untuk aktif maupun kurang aktif yang dikendalikan oleh sitem sirkadian tersebut, terutama Nukleus suprakiasmatik (SCN).
Nukleus suprakiasmatik letaknya persis di atas saraf mata, sehingga peka sekali terhadap cahaya.
"Penggunaan ponsel menjelang tidur sepanjang ada blue light screen atau cahaya biru dari layar ponsel tersebut akan mengurangi efek dari Nukleus suprakiasmatik," ucapnya.
Selain itu, Andreas juga menyampaikan untuk tidak meletakkan ponsel berada terlalu dekat dengan tubuh mereka ketika tidur.
Meskipun ponsel sudah dalam keadaan tidak dimainkan, namun ponsel memilik paparan radiasi yang berbahaya bagi tubuh.
Dokter spesialis kulit dan kelamin dari Rumah Sakit Umum Hermina Pandanaran Semarang, Retno Indrastiti mengatakan, tidur menggunakan make up atau kosmetik dapat menyebabkan kerusakan pada kulit wajah.
Ia menyampaikan, hal tersbut terjadi karena pori-pori kulit saat menggunakan make up akan tertutup dan bisa memicu komedo serta infeksi, seperti perandangan dan jerawat.
"Sebenarnya bukan masalah tidur atau tidak, tapi lamanya kosmetik nempel dikulit wajah. Kosmetik tersebut dapat menyebabkan sumbatan pori-pori bisa hingga menjadi jerawat atau aging," ujarnya.
Selain jerawat, kebiasaan tidak menghapus make up sebelum tidur bisa menyebabkan wajah terlihat kusam, penuaan dini, dan menyebabkan struktur kulit rusak.
Baca juga: Apakah Mimpi Bisa Dikendalikan Sesuai Keinginan? Ini Kata Dokter Spesialis Tidur
Dokter spesialis jantung di Rumah Sakit (RS) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Habibie Arifianto menjelaskan bahwa tidur dengan menggunakan bra tidak berkaitan dengan aliran darah dalam tubuh.
Hal tersebut dikarenakan sirkulasi darah sentral (jantung dan pembuluh darah besar) berada di rongga dada.
"Rongga dada terlindungi oleh tulang iga dan otot dinding dada, sehingga penggunaan bra pada saat tidur tidak akan mengganggu peredaran darah," jelasnya secara terpisah.
Ia menyampaikan, pembuluh darah yang mensuplai payudara juga tidak akan terganggu peredarannya.
Ini karena, pembuluh darah tersebut merupakan end artery/pembuluh darah organ akhir, sehingga diameter cenderung lebih kecil dan terdapat bantalan lemak payudara yang membuat aliran pembuluh darah tidak terganggu walaupun ada penekanan dari bra.
"Penggunaan bra yang terlalu kencang biasanya akan menimbulkan injury (cedera) di area kulit dan jaringan ikat dibawah kulit," tandasnya.
Baca juga: Kebiasan Makan Bisa Pengaruhi Kualitas Tidur, Ini Penjelasannya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.