Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Dinamakan Kebaya Kartini? Ini Asal Muasalnya

Kompas.com - 20/04/2023, 09:00 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

Di sisi lain, Indonesia sejatinya memiliki berbagai model kebaya sesuai daerah asalnya. Indiah mencontohkan, kebaya kutubaru memiliki model dengan bef atau kain penutup di bagian dada yang dikaitkan dengan lipatan bagian dada kiri dan kanan.

"Kebaya kutubaru diyakini berasal dari Jawa Tengah," jelasnya.

Selain itu, ada kebaya encim yang diyakini berasal dari budaya pakaian Tionghoa. Model kebaya ini tanpa bef serta biasanya dilengkapi renda atau bordir di bagian ujung badan dan lengan.

Menurutnya, encim yang sering disebut dengan "kebaya nyonya" merupakan pakaian tradisional di Malaysia dan Singapura. Namun, pakaian ini ada juga di Indonesia.

"Di Indonesia ada kebaya janggan yang mirip dengan cheongsam karena ada pengaruh dari China. Kebaya janggan populer di era Pangeran Diponegoro," lanjutnya.

Baca juga: Hari Kartini, Mengenal Lebih Dekat Kebaya dan Sejarahnya

Selain di Jawa, kebaya juga berkembang di wilayah Indonesia lainnya. Di Sumatera Barat dan Riau, kebaya yang dipakai adalah kebaya panjang disesuaikan dengan keyakinan untuk memenuhi syariat Islam.

Sementara di Bali, kebaya dipakai untuk tradisi ke pura dan acara adat. Ia menjelaskan, kebaya Bali dipakai dengan tambahan selendang yang dililitkan di perut. Ini berbeda dengan tradisi di Jawa berupa selendang panjang yang biasanya disampirkan di pundak.

Terkait perbedaan model kebaya ini, Indiah menegaskan bahwa pakaian merupakan bagian dari budaya yang bersifat cair, dinamis dan mengikuti kebutuhan serta tuntutan lingkungan hidup dan perubahan zaman.

Salah satunya dapat dilihat dari kemunculan kebaya modern atau kontemporer.

"Misalnya demi kepraktisan, bagian bawah kebaya dipakai dengan kain yang dibuat sebagai rok meskipun tetap tampilannya sebagai kain jarik," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com