KOMPAS.com - Serangan jantung terjadi ketika aliran darah ke jantung berkurang atau mengalami penyumbatan.
Penyumbatan umumnya terjadi karena penumpukan lemak, kolesterol, dan zat lain di dalam arteri jantung.
Kondisi ini menyebabkan otot jantung tidak mendapatkan oksigen. Semakin lama aliran darah terganggu, semakin besar kemungkinan jantung mengalami kerusakan. Akibatnya bahkan jantung akan berhenti berdetak dan mengakibatkan kematian.
Beberapa kondisi kesehatan, gaya hidup, serta usia dan riwayat keluarga dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.
Untuk mencegah terkena serangan jantung, berikut faktor risiko serangan jantung.
Baca juga: Serangan Jantung: Pengertian, Penyebab, Gejala, Pengobatan, dan Cara Pencegahan
Pria berusia 45 tahun ke atas dan wanita berusia 55 tahun ke atas lebih mungkin mengalami serangan jantung daripada pria dan wanita yang lebih muda.
Menurut Heart.org, mayoritas orang yang meninggal karena penyakit jantung berusia 65 tahun atau lebih.
Pria memiliki risiko lebih besar terkena serangan jantung daripada wanita. Mereka umumnya mengalami serangan lebih dulu daripada wanita. Sebaliknya, wanita memiliki risiko terkena serangan jantung lebih kecil daripada pria.
Namun, meski serangan jantung dapat menyerang siapapun, wanita memiliki risiko kematian yang lebih besar akibat kondisi tersebut hanya dalam hitungan beberapa minggu.
Anak dari orang tua dengan penyakit jantung lebih mungkin terkena kondisi yang sama. Tidak hanya faktor keturunan, kelompok ras juga memengaruhi kondisi kesehatannya.
Orang kulit hitam memiliki tingkat tekanan darah tinggi yang lebih parah pada usia muda. Risiko penyakit jantung juga lebih tinggi di antara orang Meksiko Amerika, Indian Amerika, penduduk asli Hawaii, dan beberapa orang Asia Amerika.
Salah satu penyebabnya mungkin karena tingkat obesitas dan diabetes yang lebih tinggi di sana.
Baca juga: Waspada, Kenali 5 Gejala Penyakit Jantung pada Wanita
Selain itu, terlalu banyak garam dalam makanan dapat meningkatkan tekanan darah. Jika dibiarkan, hal-hal tadi akan menyebabkan penggumpalan darah di otak.
Tidak melakukan aktivitas fisik yang cukup dapat menyebabkan penyakit jantung. Itu karena tubuh justru akan mengalami obesitas, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, dan diabetes.